PART 1

13 0 6
                                    

Terik matahari terasa siap membakar kulit wanita cantik berhodie abu-abu dengan topi dan kacamata yang terhias di wajahnya. Menyesal juga ia menggunakan celana pendek yang nyaris tertutup seluruhnya oleh hoodie-nya itu. Saat ini kakinya serasa tersengat panasnya matahari.

Beruntungnya, gadis berambut sebahu di seberang sana melambaikan tangannya. Senyumnya merekah setelah ia menyipitkan matanya memastikan dan berlari menghampiri dengan koper yang ia tarik dengan tangan kirinya.

"oh god, lo turis banget nih?" sapa gadis rambut sebahu itu.

Kekehan terdengar seraya wanita ini melepaskan kacamatanya, "lo gak sih yang buat pangling, sejak kapan rambut lo sebahu gini?"

"perayaan mati rasa" jawaban yang dihadiahi ketukan di keningnya membuat sang empunya memajukan bibirnya.

"jadi, kita mau ngobrol disini atau..."

"di rumah gue lah, ayo"

Mereka, Agatha Geraldine, wanita dengan rambut butterfly cut sepanjang punggungnya. Wanita yang kerap disapa Tata ini merupakan sahabat dari wanita berambut sepanjang bahu, Gracelia Cassandra, yang kerap disapa Acel. Mereka memang bersahabat sedari awal masuk sekolah menengah atas hingga saat ini mereka harus berpisah universitas.

"jadi, gimana di New York?"

Tata menghentikan sejenak suapan keripik ke mulutnya untuk menatap Acel dan memberi mimik wajah berpikirnya.

"banyak cogannya" kekehnya kemudian.

Yang bertanyapun melemparkan kacang yang akan ia suap ke arah Tata, "gue kira lo mikir lama tuh minimal satu paragraf jawabnya" kesalnya.

"seru disana, Cel. Cuma ya gitu..."

Acel mengangkat alisnya bingung, menunggu jawaban sang sahabat

"gak ada lo nya" sambung Tata membuat Acel kembali melemparinya dengan kacang.

Tata memang sedari sekolah menengah atasnya ia ingin sekali melanjutkan jenjang pendidikannya di luar negeri. Ia sangat mendambakan Queensland University untuk menjadi tempatnya berkuliah.

"kalau lo?" tanya Tata balik setelah ceritanya tentang kehidupan di New Yorknya mengalir.

"gue lumayan hectic sih, Ta" jawab Acel, Tata yang mendengar itu mengangguk setuju. Pasalnya, Acel akhir-akhir ini jarang sekali membalas pesannya.

"jadi, lo udah urus semua berkas lo ke Tritania, kan?"

Tata mengangguki pertanyaan Acel, "tinggal nanti kirim surat balasan dari Tritania ke Queensland, sih"

Benar sekali, Tata mengajukan pertukaran mahasiswa internasional demi sang nenek yang sedang sakit di Indonesia. Ia sepertinya harus mengajukan pertukaran mahasiswa sampai waktu perkuliahan yang seharusnya hanya 3 semester lagi selesai. Tata dan Acel merupakan mahasiswa semester 5. Program pertukaran mahasiswa yang diambil Tata meliputi program belajar mengajar di kelas selama 2 semester dan dilanjut penelitian yang mengangkat studi kasus dari Indonesia. Namun, tetap harus menjalankan seminar dan sidang akhir di Universitasnya di New York.

Acel melirik ponselnya yang baru saja tertera notifikasi masuk disana, ia membacanya sekilas dan beralih menatap Tata.

"ikut gue, ayo" ajaknya tiba-tiba.

Tata mengerutkan keningnya, "kemana?"

"UKM gue lagi mau ngadain bakti sosial lewat mini konser, sekarang gue ada tugas ke kampus. Itung-itung lo kenalan kan sama calon kampus lo ini" jawaban yang dibubuhi kekehan oleh gadis manis berambut sebahu itu.

ELMEIROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang