Part 8

6 0 0
                                    

"huaa, akhirnya selesai juga"

Chio mengangguk dan ikut meregangkan ototnya lalu menyeruput kopi panas yang sudah tidak panas itu.

"thanks ya, Ta. Lo keren banget, emang produk Queensland gak ada yang gagal ya" puji Chio membuat Tata terkekeh.

"manis banget nih mahasiswa famous-nya Tritania" lawan Tata tidak mau kalah, tentu saja membuat Chio semakin terkekeh.

Sedari tadi seringkali candaan mereka lemparkan di sela pembuatan tugas, sepertinya masing-masing dari mereka sedang menemukan frekuensinya.

Ditengah candaan mereka, ponsel Tata tiba-tiba berdering, tertulis 'Oma' disana.

"gue angkat telepon dulu ya?" izin Tata yang diangguki oleh Chio.

Tata mengangkat teleponnya berbarengan dengan Chio yang mendapat pesan dari temannya.

"hei, senyum-senyum aja. Chatting dengan pacar ya" goda Tata, ternyata wanita itu sudah mengakhiri panggilan dengan omanya.

Bukan menjawab, justru Chio memperlihatkan foto yang sepertinya dikirim dari lawan chat-nya.

Tata melihat ponsel Chio setelah itu melihat kearah Chio bingung,

"lo lupa?" tanya Chio.

"ini Fiona, mantannya Sean" sambung Chio saat melihat wajah kebingungan Tata.

Tata sempat berpikir, "Sean ya? Circlenya Juan?"

Chio mengangguk antusias, "sejak Fio putus dengan Sean, dia gamon dan sering banget curhat ke gue. Kelabasan deh sekarang dia di New York katanya punya pacar baru"

"loh dia di New York?"

"iya, makanya gue tunjukin ke lo, soalnya katanya sih pacar barunya anak Queensland. Siapa tahu lo pernah ketemu dia di kampus semasa PDKT"

"gue lumayan gak yakin sih pernah ketemu orang yang gue kenal disana, apalagi kayanya Fio glow up banget ya"

Chio kembali mengotak-atik ponselnya, ia kembali menunjukkan sebuah foto ke Tata.

"ini nih pacarnya, emang asli cakep-cakep sih bule ya"

Deg

Dengan lumayan kasar Tata merampas ponsel tersebut dari genggaman Chio, ia menatap foto tersebut dengan lekat. Napasnya tercekat, matanya terasa panas, jantungnya bertedak berkali-kali lebih cepat.

Chio yang melihat perubahan mimik wajah Tata, segera berpindah tempat ke samping Tata.

Tata menatap Chio dengan berlinang air mata, ia memberikan ponsel tersebut ke Chio dengan tangan yang bergetar.

"laki-laki itu, pacar gue, Yo" lirihnya dan satu tetes berhasil terjun melewati pipinya.

Sontak Chio menarik Tata kepelukannya, mendengar itu emosinya ikut memuncak. Ia tidak rela wanita yang disayanginya disakiti hingga seperti ini.

Isak tangis lirih terdengar walaupun Tata sudah menyembunyikan wajahnya di dada Chio, dadanya seperti ditimpa batu besar, sesak.

Chio tidak bereaksi apa-apa, dia hanya mengelus punggung Tata berharap menenangkan gadis itu.

"mau cerita?" tanya Chio saat suara tangis Tata sudah tidak terdengar lagi.

Tata berdehem dan perlahan melepaskan pelukan Chio, "sorry baju lo jadi basah" ucapnya dengan hidung dan mata yang sudah memerah.

"lucu" gumam Chio.

"maksud gue, santai yang penting lo sedikit lega" ralat Chio.

"ayo balik ke rumah gue dulu ya, baju lo basah"

ELMEIROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang