Pria itu tidak banyak berubah.
Alexander Morton adalah gambaran seluruh harapan wanita dalam diri seorang pria. Bukan hanya karena pria itu kaya raya dan berpengaruh—Morton & Co. memiliki anak perusahaan minyak dan gas yang memasok delapan puluh persen kebutuhan minyak dan gas negara ini, anak perusahaan properti, retail, dan penerbangan.
Belum lagi agensi model paling terkenal yang dikelola ibunya, juga sejumlah yayasan sosial yang tersebar hingga ke 15 negara. Morton adalah wujud kerajaan yang sedang Alex kendalikan setelah ayahnya, James Morton.
Banyak wanita bukan hanya akan bertekuk lutut untuk Alex, tapi juga menanggalkan pakaian mereka untuk pria itu. Alex sangat tampan, dan terlalu seksi—bahkan ketika Augie melihat pria itu memakai setelan jas berwarna hitam yang membuatnya semakin mendominasi.
Wanita itu bisa melihat kenapa orang-orang menyebut Alex adalah mimpi semua wanita.
"Mr. Morton." Panggil Augie ketika pria itu berjalan berpapasan dengannya di lorong menuju ballroom. Pria itu tidak menyapanya balik, tidak mengatakan apapun dari mulutnya dan hanya sedikit mengangguk.
Augie hampir membenci pria itu.
Tiga tahun yang lalu, Augie juga hampir membenci pria itu.
"Alex." Panggil Augie hingga pria itu berhenti demi menoleh ke arahnya.
Malam ini adalah malam pertama Augie kembali bertemu dengan Alex, juga malam pertama Augie mengetahui pria itu ternyata telah bertunangan. Siapapun wanita yang sedang Alex cintai, Augie tidak peduli.
Augie lebih peduli dengan fakta bahwa cinta membuat Alex terlihat bodoh sekarang, seperti yang pernah pria itu katakan padanya tiga tahun yang lalu.
"Siapa wanita itu Alex, yang mencampakkan pria hebat seperti kamu demi pria lain?"
"Untuk orang asing seperti Anda, pertanyaan Anda cukup menyinggung, Miss August Swaine."
Asing?
"Kenapa? Semua orang membicarakan kamu, bahkan orang-orang yang bekerja untuk Camila Morton sekalipun. Mereka juga orang asing." Bantah Augie.
"..."
"Kalau aku adalah tunangan kamu, aku tidak akan melakukan hal itu kepada kamu. She's a total mistake."
"You're not her. Dan berhenti mengatakan apapun tentang dia, kamu tidak tahu apa-apa Miss Swaine."
Augie tidak peduli kalau sekarang Alex melihatnya dengan rasa benci di matanya.
"See Alex? Love makes you look so stupid." Augie mengembalikan kata-kata pria itu tiga tahun yang lalu, yang membuatnya seperti tertampar dan tidak ingin melibatkan cinta lagi di dalam hidupnya.
Fakta bahwa Alex jatuh cinta dan dikhianati cintanya sendiri terdengar sangat konyol. Augie ingin balas dendam kepada pria itu, melakukan apa yang pernah pria itu lakukan.
"Aku tidak peduli dengan kehidupan pribadi kamu Alex. Aku juga sebenarnya tidak terlalu peduli siapa wanita tunangan kamu. Hanya saja terdengar menyedihkan melihat kamu dicampakkan Alex. Apakah kamu masih akan menemui orang-orang Alex, ketika mereka tahu kamu disia-siakan demi pria lain?"
Augie tidak tahu apakah sedang mabuk wine, karena ketika ia mengatakan kata-kata selanjutnya, ia merasa begitu berani "Make me your fiance tonight. I can save your reputation."
"..."
"Make me. If you don't care of what people think, I do. Stupid love doesn't look good on you Alex."
"I'm not playing around, Augie." Suara pria itu terdengar parau.
"Cinta kamu kepada wanita itu mungkin terlalu dalam Alex, dan membuat kamu terlihat bodoh. Percayalah dia tidak mencintai kamu sedalam kamu mencintainya. Kamu benar-benar terlihat menyedihkan."
"Kamu memaksa aku? There's no way back once you get into this, Augie."
"Ya."
Alex adalah pria yang kejam malam ini kepada dirinya sendiri. Augie bisa melihat pria itu sedang patah hati, tapi ia tidak mau terlihat menyedihkan di depan semua orang. Ia adalah satu-satunya pria—dan hanya satu-satunya yang membawa Augie ke lantai dansa.
Semua orang di ruangan itu pasti sudah tahu bahwa tunangan Alex yang sesungguhnya mungkin saja batal menikah dengan pria itu karena telah hamil dengan pria lain.
"Words spread so quick." Gumam Augie selagi ia mengaitkan kedua tangannya ke leher pria itu. Alex sangat tinggi, sampai Augie harus sedikit menengadah demi menatap mata hitamnya.
"Hmm?"
"Orang-orang tahu kamu sedang patah hati karena diselingkuhi. Kenapa kamu tetap datang... dan mau berdansa dengan aku?" Tanya Augie.
"Karena ini adalah gala ibuku, dan aku berinvestasi banyak untuk sebagian besar brand yang hadir di sini. Dan kamu bilang kamu ingin menyelamatkan reputasi aku? Apa aku harus berterima kasih kepada kamu setelah ini August Swaine?"
Alex menyebut namanya.
Augie berhenti bernafas untuk sesaat. Ia bisa merasakan nafas hangat pria itu yang membuatnya bingung apakah ia menginginkannya lebih dekat atau kabur saja dari lantai dansa. Segala sesuatu tentang Alex membuat Augie takut ketika tubuh mereka semakin dekat dengan satu sama lain.
"Kamu sedang mabuk?" Tanya Alex lagi.
"Hmm?"
"Aku bisa mencium bau wine di kamu."
Pipi Augie memerah. Apakah Alex sedekat itu sampai bisa mencium bekas wine pada dirinya?
"Aku hanya minum sedikit."
Alex tersenyum samar melihat rona di pipi Augie. "Kenapa kamu mau meminta aku menjadi tunangan kamu? Augie kamu minum wine terlalu banyak sepertinya."
"Aku sedang mencari suami, Alex. Dan pria yang berdiri di sana," Augie melirik ke arah tempat berdirinya Theodore Logan. "Theodore Logan, adalah pria yang ingin aku temui malam ini. Menurut kamu apakah dia akan mau aku ajak bicara setelah melihat aku berdansa dengan kamu?"
Alex memutarkan tubuh Augie lalu meraih pinggangnya dengan sentuhan yang lebih erat.
"Kamu khawatir Theodore Logan cemburu?" Tanya Alex.
"What? No. I don't want him that much i just need a husband."
"Dan kamu ingin aku yang jadi suami kamu?"
Augie tidak menyangka pertanyaan itu terpikirkan oleh Alex. Ia menatap Alex dengan tidak percaya dengan mulut yang sedikir terbuka. Mulut yang membuat Alex tidak berhenti menatap untuk beberapa saat.
"Waktu aku bilang aku minta dijadikan tunangan, yang aku pikirkan adalah datang dengan kamu membuat aku lebih terlihat diinginkan di mata pria lain. Every man here trusts you Alex, dan mereka akan lebih penasaran dengan wanita yang kamu ajak berdansa."
"You want to look desirable?"
Sebelum Augie menjawab apapun, Alex menghentikan gerakan dansa mereka dan menarik pinggang Augie lebih dekat hingga menempel pada tubuhnya. Dengan tangan yang lain Alex meraih belakang leher Augie dan mencium wanita itu.
Augie memegang erat jas yang Alex kenakan karena kakinya terasa lemas. Pria itu menekan bibirnya—hanya menekan bibirnya, memastikan semua orang di ballroom melihat mereka dan memastikan Augie bisa merasakan dirinya.
_________________
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlight in His Hands
RomanceAugie Swaine harus mencari seorang suami demi mendapatkan apa yang ia inginkan dari keluarganya sendiri. Alexander Morton adalah pria yang sedang marah dan patah hati mengetahui ternyata tunangannya, yang sangat ia cintai, mencintai dan telah hamil...