33.

271 63 9
                                    

Happy Reading

!
/
¡

Pagi itu, Jisoo berdiri tegak di depan pintu apartemen Chaeyoung dengan tatapan serius. Ia memegang sebuah paper bag berisi makanan yang disiapkannya sendiri sejak subuh. Disampingnya, Chanyeol juga berdiri dengan santai, tersenyum cerah sambil memegang paper bag serupa. Mereka berdua sudah berencana untuk mengunjungi Chaeyoung dan membawakan sarapan untuknya, meski tak disangka-sangka, mereka tiba di apartemen Chaeyoung di waktu yang bersamaan.

Chanyeol melirik Jisoo, masih dengan senyuman ramahnya. Namun, Jisoo tak membalas senyum itu, hanya menatap lurus ke arah pintu apartemen yang tertutup rapat. Tak lama kemudian, pintu terbuka, memperlihatkan sosok Chaeyoung yang masih tampak sedikit mengantuk. Ia memandangi dua orang yang berdiri di hadapannya dengan wajah bingung. Keduanya serentak menyapa, "Chaengie, aku membawakan sarapan untukmu."

Chaeyoung terdiam sejenak, menatap kedua paper bag yang dipegang oleh Jisoo dan Chanyeol. Senyum Chanyeol masih hangat dan ramah, sementara Jisoo menatap Chanyeol dengan pandangan yang tak bisa disembunyikan-tatapan tak suka yang terbalut kecemburuan. Meskipun mereka berdiri berdampingan, Jisoo tak bisa menahan perasaan tak nyaman yang semakin kuat dalam dirinya.

Chaeyoung membuka pintu lebih lebar, memberi kesempatan kepada Jisoo dan Chanyeol untuk masuk. Jisoo langsung melangkah masuk terlebih dahulu, memastikan Chanyeol tidak mendahuluinya.

Chaeyoung mengamati dua piring makanan yang ada di meja dengan perasaan bingung. Dia merasa seperti sedang berada di tengah-tengah persaingan tanpa tahu harus memilih yang mana. Chanyeol tersenyum lebar, tampaknya tidak terlalu khawatir jika Chaeyoung memilih makanan yang dibawakan Jisoo. Sebaliknya, Jisoo menatap Chaeyoung dengan penuh harapan, berharap gadis itu akan memilih makanan yang ia bawa.

Chaeyoung akhirnya memutuskan untuk mengambil piring yang berisi makanan dari Chanyeol. "Terima kasih, Chanyeol oppa," ujarnya sambil mengambil piring tersebut.

Ia mulai memakan makanan tersebut, membuat Jisoo merasa tersisih. Jisoo hanya bisa menunduk sedikit, kemudian melangkah ke ruang tamu dengan perasaan sedih yang tak bisa ia sembunyikan.

Jisoo duduk di sofa ruang tamu, matanya terpaku pada sesuatu yang tidak jelas. Hatinya terasa perih, bukan hanya karena Chaeyoung memilih makanan yang dibawa Chanyeol, tetapi juga karena sikap dingin Chaeyoung yang belum berubah terhadapnya. Chaeyoung memang bersikap hangat kepada Chanyeol, tapi kepada Jisoo, ia masih tetap bersikap datar dan acuh tak acuh. Padahal, Jisoo sudah berusaha melakukan yang terbaik untuk Chaeyoung.

Di sisi lain, Chaeyoung menyadari bahwa Jisoo merasa sedih. Sesekali, ia melirik ke arah ruang tamu di mana Jisoo duduk terdiam. Meskipun ia lebih memilih untuk mengambil makanan dari Chanyeol, bukan berarti ia tidak menghargai usaha Jisoo. Ia hanya tak ingin memberi Jisoo kesan bahwa segala hal yang dilakukan oleh Jisoo bisa dengan mudah meluluhkan hatinya.

Ketika Chaeyoung merasa Jisoo tidak memperhatikan, ia diam-diam mengambil bibimbap yang dibawa oleh Jisoo. Rasanya enak, dan ia bisa merasakan betapa usaha dan perhatian Jisoo tercurah dalam setiap gigitan. Ia sebenarnya ingin memilih makanan dari Jisoo, tetapi ia juga tahu bahwa jika ia melakukannya, Jisoo mungkin akan merasa terlalu percaya diri dan besar kepala.

Setelah beberapa waktu, Chanyeol akhirnya pamit untuk pergi ke sekolah.

Setelah Chanyeol pergi, suasana apartemen kembali hening, menyisakan canggung di antara Jisoo dan Chaeyoung. Jisoo masih setia duduk di ruang tamu, matanya sesekali melirik ke arah Chaeyoung yang kini duduk di seberangnya dengan ekspresi dingin yang sulit diterjemahkan. Keheningan itu terasa begitu tegang hingga akhirnya Chaeyoung berdehem pelan, seolah ingin memecah suasana.

Our Sins || Chaesoo [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang