11. Sudut Pandang

81 20 15
                                    

Tidak bisa! Arlia tidak bisa lagi menunggu lebih lama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak bisa! Arlia tidak bisa lagi menunggu lebih lama.

Ucapan Yasmin tempo hari membuat kepala kecilnya itu terus kepikiran. Ia harus menyelesaikan banyak hal dengan Juan, terutama hubungan mereka.

Tepat setelah kelasnya selesai, Arlia kembali mencari Juan ke fakultasnya, dan bertemu dengan Yohanes di sana. Sejenak Arlia terdiam, apakah tidak masalah kalau ia bertanya pada Yohanes? Orang yang dipukul Juan? Ia jadi sedikit canggung.

"Lia, ya?"

Arlia terkejut melihat Yohanes yang tahu-tahu sudah di depannya. Lelaki itu tersenyum ramah pada Arlia.

"Eh, iya, iya. Gue Lia," jawab Arlia agak gelagapan.

"Kenapa di sini, Lia? Kita bukannya beda fakultas? Apa lagi janjian sama temen?"

Arlia mengerjap sejenak, ia tidak tahu kalau Yohanes seramah ini.

"Enggak kok, Yo. Gue...,"

Apa boleh menanyakan Juan? Tidak apa-apa, kan? Anggap saja Arlia tidak tahu kejadian dua minggu lalu.

"Nyari Juan?" Tanya Yohanes pada akhirnya.

"Nyari elo! Yaa, gue nyari lo, Yohan!"

Bodoh! Arlia mengutuk dirinya sendiri. Padahal ia bisa mengiyakan pertanyaan Yohanes soal Juan, tapi bibirnya sangat kurang ajar malah berkata demikian.

Lalu mereka berdua duduk di salah satu cafe dekat kampus dan memesan minuman. Sedikit canggung, Arlia baru pertama kali berbicara pada Yohanes. Meskipun lelaki di hadapannya ini adalah teman mantan pacarnya, alias Juan. Tapi Arlia tidak pernah diperkenalkan secara langsung apalagi diajak pergi bersama Juan dan teman-temannya bersamaan.

Arlia melihat tangan Yohanes yang mengetukan jarinya di samping cangkir kopi. Bertanya-tanya, apakah Yohanes juga cukup canggung dalam situasi ini, atau malah ia kurang nyaman karena Arlia sedari tadi diam dan membuang waktunya?

"Gue bingung mau mulai ngomong dari mana. Tapi gue udah dua minggu gak komunikasi sama Juan," Pembukaan yang cukup lancar. Namun partner bicara di depannya belum bisa menangkap kemana arah pembicaraan Arlia.

"Dan gue.. gue liat kalian berantem di Kosan waktu itu."

"Ah," Yohanes mengangguk kecil lalu menyeruput kopinya dengan perlahan. Kedua tangannya mulai menyatu di atas meja dan makin intens memperhatikan Arlia.

Sejujurnya, itu membuat Arlia sedikit gugup. Batinnya bertanya-tanya apakah Yohanes dan Juan sudah berdamai?

"Gue juga sempet denger obrolan kalian, tapi gak banyak."

Shit! Arlia ingin menggunting lidahnya. Obrolan? Jelas yang terjadi saat itu adalah perdebatan, pertengkaran, hingga adu jotos. Kata Obrolan seakan-akan mereka berbicara dengan santai.

I Want Your Love (Junkyu x Lia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang