1. Confessing

213 24 3
                                    

Ganteng dan Perkasa (3)

Menurut lo, kalo gue confess sama Karin malem ini gimana?


Jiandra
Entah bualan yang keberapa ribu kali

Monyet.
Kali ini gue serius


Jiandra
Iyahkah? Ngerinya😱😱😱

Yohanes
Lo mau ketemu karin di mana ju?

Memang yang peduli gue hanya anes 🥺💗


Jiandra
Lebay lo jurig.
Mual gue hueekk

bacot jian, gue cabut hak berbicara elo.


Yohanes
Mau lo ajak keluar karin nya, ju?

Sebenernya gue niat confess di chat sih, nes. Ehehehe


Jiandra
Sudah gue duga.
Juan mah cupaps abis.

Berisik anjing.


Yohanes
Gue kira lo mau ngajak anaknya jalan ju
Yaudah semoga berhasil confess nya.

Anes 🫰🥺🫰


Jiandra
Gue mah kalo jadi yohan udah gue tendang pantat lo ju

Lo gak diajak😤👎






*****




Juan menggigit bibir bawahnya, membaca berulang kali rangkaian kata yang sudah ia ketik beberapa jam lalu. Tentang perasaan yang selama ini dipendamnya pada salah satu mahasiswa cantik di kampus tempatnya menimba ilmu.

Anggap saja Juan adalah seorang pecundang karena tidak berani mengungkapkan perasaannya secara langsung, tapi yang sebenarnya terjadi tidaklah demikian. Itu menurut Juan. Karena setiap kali bertemu dan bercengkrama dengan Karin, entah mengapa lidahnya selalu kelu dan jantungnya berdegup begitu kencang. Membuat Juan semakin sulit mengatakan apapun yang sudah ia siapkan sebelumnya.

Dan Juan menganggap saat ini adalah kesempatan terakhirnya untuk mengungkap segala rasa yang dipendam, sekaligus meminta Sang pujaan menjalin kasih. Meskipun hanya lewat chat.

"Sekarang atau enggak selamanya." Tekad bulat Juan.

"Tapi kenapa gue tremor gak tenang gini anjir." Erangannya frustasi.

Tangannya gemetar saat melihat beberapa notifikasi masuk ke ponselnya. Salah satunya adalah pesan balasan dari Karin yang ditunggu-tunggu.

"Inilah saatnya, Juan. Lo pasti bisa!"

Dengan lihai jemari Juan menyalin kata-kata dalam notes di ponselnya, dan mengirimkan ungkapan hatinya ke Sang pujaan sebelum ponselnya terlempar ke atas kasur dan ia diamkan beberapa saat.

"Argh! Gue gak bisa liat balesannya sekarang. Mamah, Juan takut ditolak!" Kembali, erangan frustasi yang mengisi kamar indekosnya.

Selang beberapa menit, bunyi notifikasi pesan masuk terasa begitu banyak seakan-akan menyerang gawai Si pemuda tampan. Namun tetap saja Sang empu masih takut membuka ponselnya dan melihat balasan dari Sang pujaan.

Tak berselang lama, dering ponselnya berbunyi nyaring dan panggilan masuk dengan kontak bernama Karin terpampang jelas di layar gawainya.

"Anjing! Yayang kenapa lo nelpon? Makin deg-degan gue nih, anjir!"

I Want Your Love (Junkyu x Lia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang