Start

94 13 0
                                    

Hari ini sangat melelahkan. Tim tempat Sakusa bermain, MSBY Black Jackals memenangkan pertandingan melawan Schweiden Adlers. Pertandingan diakhiri dengan poin 3-1. Itu adalah pertandingan persahabatan. Sekarang mereka berakhir di sebuah kedai minum untuk merayakannya. Dan Kageyama Tobio baru berusia legal seminggu lalu, untuk diperbolehkan menenggak sake yang disediakan.

Sakusa mendengus. Pria dengan jersey bernomor 15 itu meletakkan gelas sedikit kuat. Matanya sempat terpejam untuk kembali dibuka. Ia melihat juniornya saat di pelatihan nasional beberapa tahun lalu. Kageyama sedang berbicara yang hampir mendekati bertengkar dengan si kepala orange, Hinata Shoyo. Kageyama terdengar mengumpat pada yang paling pendek diantara mereka semua.

Pandangan Sakusa jatuh pada pria yang duduk di sebelah Hinata, Miya Atsumu. Ia menggoda dengan sengaja menyenggol bahu Hinata beberapa kali. Hinata menatap bergantian pada Kageyama di samping kirinya, dan Atsumu di samping kanannya. Mereka terus mengoceh yang Sakusa tidak tahu apa topiknya.

Sakusa dan Atsumu duduk berhadapan. Mereka berada di pojok dekat dinding. Salah satu kembar Miya yang kini menjadi rekan satu tim Sakusa tersebut, tampak sudah hampir memasuki tahap mabuk. Sakusa menghitung berapa kali Atsumu menambah sakenya. Lima kali, dan Sakusa sangat sadar dengan apa yang ia lakukan.

Sakusa sangat benci keramaian. Di sini banyak kuman. Ia tidak tahan dengan keringat orang-orang di sini. Mereka belum mandi. Sakusa ingin segera pulang. Ia pun berdiri, yang mana itu mengundang semua perhatian orang-orang. "Omi-kun?" Termasuk si kepala kuning, Atsumu.

"Oh, Sakusa. Sudah mau pulang, kah?" Kapten Meian bertanya. Sakusa mengangguk singkat.

Semua orang tahu dengan apa yang paling tidak Sakusa sukai. Dapat bertahan di tempat seperti ini selama 30 menit adalah suatu pencapaian yang hebat untuk seorang Sakusa Kiyoomi, si phobia kuman. Ia bahkan harus dibujuk keras hanya untuk ikut menghadiri acara minum-minum bersama semuanya.

Atsumu berusaha mempertahankan kesadaran saat dilihat Sakusa telah memakai masker dan berjalan mengitari meja. Sakusa menjemput Atsumu di seberang. Ia tidak membutuhkan izin untuk merangkul pria yang lebih tua secara umur dari Sakusa, namun juga lebih pendek tingginya.

Atsumu menelengkan kepala bingung. Ia tidak protes saat Sakusa memboyongnya keluar kedai. Sebelum itu, Sakusa berpamitan dengan membungkuk hormat pada semua orang yang ada di sana.

Pusing kepala sedang berusaha ditahan agar kesadaran Atsumu tetap ada. Mereka telah meninggalkan kedai 5 menit lalu. Perjalanan menuju asrama MSBY Black Jackals hanya sekitar 15 menit saja. Tidak ada percakapan hingga mereka telah memasuki kamar asrama.

Manik Atsumu melirik Sakusa yang dengan hati-hati meletakkan dirinya di kasur. Atsumu tidak dapat mengetahui dengan pasti ekspresi apa yang Sakusa pasang dibalik masker hitam itu. Pandangannya tidak bisa lepas dari wajah lelah Sakusa, yang Atsumu nilai dari kedutan pada alis matanya. Dan beberapa lipatan di dahi berhias dua tahi lalat.

"Omi-kun." Setelah tangan dilepas, Atsumu mengangkat suara. Atsumu membaringkan diri. Kasur empuk ini serasa menghilangkan semua penatnya dalam satu kedipan mata.

Sakusa menoleh saat ia menyampirkan handuk di pundak. Sakusa hendak mandi. Ia tidak pernah mau memakai kamar mandi bekas Atsumu. Dan sangat menghindari kamar mandi umum. Tidak mau terkontaminasi kuman, katanya. Jadi, selalu Sakusa yang akan mandi terlebih dulu.

"Omi-kun itu benci kuman, kan?"

Sakusa menyipitkan mata. "Ya."

"Omi-kun tidak suka disentuh dan menyentuh orang lain, kan?"

"Ya."

Pusing dirasa mereda. Walau tadi hampir mabuk, entah mengapa atensi Sakusa yang merangkul Atsumu untuk dibawa pulang, seakan memotivasinya untuk terus mempertahankan kesadaran. Meski sekilas, bau parfum maskulin Sakusa masih bisa Atsumu cium saat itu. Sedikit membuat candu. Lain kali Atsumu akan bertanya apa mereknya. Atsumu ingin mencoba juga.

Pandangan Atsumu yang semula ditujukan pada langit-langit kamar, kini ia peruntukkan pada manik hitam kelam milik Sakusa. "Aku heran." Atsumu sempat terdiam. Sakusa bersedia menunggu Atsumu untuk kembali bersuara.

"Kenapa Omi-kun mau menyentuh dan disentuh olehku?" Dan satu pertanyaan yang menggetarkan dada Sakusa pun dilontarkan oleh seorang Miya Atsumu.

***

Hei, kembali dengan Nana. Ini Nana buat cerita baru lagi dengan kapal baru dari Haikyuu. Kapal ini udah Nana sukai dari waktu sekolah.

Sebenarnya Nana gak terlalu bersemangat kali dengan BL. Nana lanjut nulis karena kebetulan lagi ada ide, dan mau ngembangin kepenulisan Nana juga. Udah setahun lebih ya gak nulis, penulisan Nana serasa anjlok huhu.

Yaudah deh, sekian dulu. Semoga kedepannya cerita Nana bisa menghibur.

MirayukiNana

Senin, 19 Agustus 2024.

MysophobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang