03 : Sign

62 9 0
                                    

Warna merah menghias sebagian besar wajah Sakusa. Dua anggota MSBY Black Jackals mendatangi tempatnya. Atsumu masih berdiri dengan senyuman yang Sakusa tak tahu apa maksudnya. Namun, sudah pasti ingin menggoda Sakusa, lagi.

"Apa ada sesuatu yang menarik?" Adirah Thomas memulai pembicaraan. Setelah mendengar suara Atsumu yang menggelegar di dalam gym, yang memang cuma ada mereka berempat. Menarik sedikit keingintahuan Thomas untuk ikut campur dengan dua orang berbeda surai tersebut. Meski tahu Sakusa tak akan mau jujur jika ditanyai.

"Ada apa?" Inunaki Shion, Libero kebanggaan tim meraih pundak tegap Atsumu. Menenggerkan telapak tangannya di sana.

Keduanya menampilkan raut bertanya-tanya yang menjengkelkan, di mata Sakusa tentunya. Dengan suara yang tiba-tiba terasa berisik, padahal hanya terucap dua pertanyaan saja.

Belum sempat Atsumu menjawab, Sakusa menarik lengan Atsumu untuk menjauh dari sana. Baik Thomas dan Inunaki saling berpandangan. Mereka bersama-sama mengangkat bahu. Pertanda bahwa tidak ada yang tahu apa yang sedang terjadi antara si surai kuning pucat dan hitam legam. Lalu mereka kembali ke tempat masing-masing, mengabaikan tingkah dua rekan setimnya tersebut.

Sakusa lebih kepada menyeret Atsumu keluar gym tempat tim mereka berlatih. Jalan Atsumu tertatih karena mengikuti langkah cepat Sakusa, yang tumben sedikit lebar. Ia hanya diam dengan seringaian kecil tercetak.

Wajah Atsumu tadi membuat alarm dalam otak Sakusa berbunyi. Jika telat sedetik, mulut Atsumu pasti mengadukan yang sebenarnya. Dan selanjutnya, Sakusa akan digoda habis-habisan. Tidak oleh Atsumu seorang, tapi semua yang ada di tim mereka juga ikut andil membantu Atsumu untuk menggodanya.

Berita yang Atsumu ucap bisa dengan sangat cepat menyebar dari mulut ke mulut. Apa yang Atsumu ceritakan, sudah pasti akan dilebih-lebihkan. Karena memang seperti itulah sifatnya. Yang kadang membuat Sakusa jengkel, tapi disaat bersamaan juga membuat candu.

Banyak para monster kelebihan tenaga, dan juga omongan, di tim mereka. Beritanya tidak hanya sampai sebatas pada tim MSBY Black Jackals. Bahkan tim di semua divisi pasti akan mengetahuinya, cepat atau lambat. Sakusa merinding hanya dengan membayangkan nama baiknya tercemar oleh si surai kuning yang terkenal banyak omong ini.

"Ada apa ini, Omi-kun? Kenapa kau terburu-buru sekali?"

Suara Atsumu menginterupsi Sakusa untuk menghentikan langkahnya. Ia sampai di tempat yang jauh dari gym. Sepi, dan yang pasti tidak ada orang. Yaitu toilet pria. Entah apa alasan Sakusa memilih tempat ini. Ia hanya ingin mengamankan diri, dari orang-orang berisik di tim mereka, yang selalu ingin tahu urusan orang lain. Setidaknya begitu.

"Ehh, kenapa wajahmu merah seperti itu, Omi-kun? Apa kau sakit?" Goda Atsumu. Mata yang menyipit, serta seringaian menyebalkan itu benar-benar membuat urat malu Sakusa menegang. Wajahnya memerah hampir di semua tempat. Hingga terlihat di leher, juga telinganya.

"Dengar! Jangan beritahu yang kau lihat tadi pada siapa pun. Terutama pada Bokuto dan Hinata!" Peringat Sakusa yang berusaha menahan malu mati-matian.

'Omi-kun sangat lucu kalau sedang malu. Aku jadi ingin menciumnya!'

'Aku ingin mencium anak ini, agar ekspresi bodoh itu segera pergi!'

Tiba-tiba saja mereka berpikiran untuk saling menciumi satu sama lain. Dan Atsumu malah semakin menunjukkan raut wajah menyebalkannya, tanpa menjawab perkataan Sakusa.

"Kau dengar aku, kan, Miya? Jangan sampai Bokuto dan Hinata tahu!"

Selain takut kuman, Sakusa juga takut dengan kekuatan mulut Bokuto dan Hinata. Bukan dalam artian pergulatan kotor. Tetapi ketahanan mulut mereka untuk tidak membeberkan informasi rahasia yang mereka terima. Kemampuan menyimpan rahasia mereka berbanding terbalik dengan kemampuan mereka dalam dunia voli.

Bokuto hanya memiliki pengaturan energi 0% dan 120%. Tingkahnya tidak ubah seperti bocah 10 tahun, dengan cover pria dewasa berumur 24 tahunnya itu. Informasi yang ia punya pasti tidak akan bertahan 24 jam di dalam mulut berisiknya. Yang menurut Sakusa lebih berisik daripada Atsumu. Ia dengan mudah mengadu, apalagi pada Akaashi Keiji, mantan setter Akademi Fukurodani tempat Bokuto bersekolah.

Sakusa ingin menutup mulutnya. Ia sedikit tahu, kalau Akaashi lumayan akrab dengan Osamu yang merupakan kembaran Atsumu. Jika informasi itu sampai di telinga Osamu, kemungkinan terbesar ia akan bertanya banyak hal pada Atsumu. Sudah pasti Atsumu menceritakan hal yang tidak-tidak tentang Sakusa.

Sedangkan Hinata, masih terlihat sulit mengendalikan diri, walau katanya ia telah banyak belajar soal itu. Tapi buktinya, Hinata masih tampak menggebu-gebu dalam kondisi tertentu. Ia senang menggoda Kageyama, sehingga pria berambut navy tersebut kesal karenanya. Persis seperti yang Atsumu lakukan pada Sakusa. Mulut Hinata masih suka asal ceplas-ceplos. Salah satu bentuk dari keluguannya juga.

Oh Tuhan, baru memikirkannya saja membuat bulu roma Sakusa berdiri.

"Miya!" Sakusa menyentak karena Atsumu tidak kunjung bersuara. Sementara ekspresi menyebalkannya seperti tidak ingin ditanggalkan dari wajah.

"Omi-kun, apa kau takut kalau hal itu sampai ke publik?" Atsumu menyenderkan bokongnya pada tepian wastafel. Ia berdiri membelakangi kaca toilet yang cukup besar.

"Apa Omi-kun takut jika tiba-tiba berita menyiarkan kalau, 'Sakusa Kiyoomi-kun yang merupakan salah satu anggota reguler tim voli MSBY Black Jackals, ternyata selama ini diam-diam menyimpan poto masa muda dari setter andalan mereka, Miya Atsumu-kun.'?" Atsumu menirukan nada suara reporter wanita khusus siaran olahraga. Kemudian ia tertawa. Saking lucunya, perut Atsumu sampai sakit.

Sakusa menarik garis lurus di bibir. Ia sungguh ingin mengumpati Atsumu sekarang. Namun kalah dengan rasa malu yang Sakusa miliki.

Atsumu menyeka sudut matanya yang sedikit berair, akibat dari kelebihan durasi tawa. "Kau sebenarnya adalah penggemarku sejak aku SMA. Ya, kan, Omi-kun? Aku tahu kalau aku memang sehebat itu, sampai kau pun menjadi penggemarku dan menyimpan potoku diam-diam." Atsumu berkacak pinggang saat dengan kesadaran penuh mengatakannya.

Atsumu membusungkan dada untuk menunjukkan rasa bangga. Anehnya, Sakusa tidak merasa jijik dengan tingkat kepercayaan diri Atsumu, yang bisa dibilang ketinggian. Meski ia sangat ingin melontarkan kata 'jijik' tersebut untuk memancing kekesalan pria yang lebih pendek.

Tangan terlipat di depan dada. "Baiklah, dimana aku bisa memberikan tanda tanganku untukmu, Omi-kun?" Atsumu tersenyum sombong, dengan maksud menggoda Sakusa. Permintaan tanda tangan memang biasa ia terima dari para penggemarnya. Semua orang yang terkenal pasti pernah merasakan itu.

"Di dalam buku nikah."

***

Yak up malam dan sebulan kemudian baru up lagi hehe.

MirayukiNana

Rabu, 18 September 2024.

MysophobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang