05: Love

49 10 0
                                    

Kembali pada masa dimana Miya Atsumu masih berada di kelas 1 SMA.

Atsumu memperhatikan dengan seksama. Sebuah poto berukuran 3x4 cm yang dicetaknya sendiri sepulang latihan klub beberapa waktu lalu. Poto tersebut menampilkan seorang pemuda dengan rambut curlynya, yang menatap sesuatu di depannya. Atsumu mengambil poto itu secara diam-diam dari jarak 10 meter. Memperbesar gambar pada bagian wajah yang sampai membuatnya tertegun lama seperti ini.

"Oh, jadi seperti itu."

Osamu melongok dari pundak kiri Atsumu. Ia mengusap bekas onigiri di bibirnya. Kembaran Atsumu itu memang sangat suka makanan. Jika ditanya makanan apa yang paling Osamu sukai, ia tidak akan menjawabnya secara spesifik.

"Makanan yang aku sukai? Makanan." Begitulah jawaban Osamu.

Osamu sering meninggalkan sampah makanan di kamar mereka. Membuat Atsumu terbiasa akan keberadaan serangga bernama kecoak yang tampak berkeliaran di kamar, berkat ulah Osamu yang terus-terusan makan di dalam kamar. Kadang Atsumu melihatnya terbang.

Atsumu tidak takut dengan kecoak. Ia terlalu terbiasa. Walau awal pertama Atsumu bertemu dengan kecoak, Atsumu berteriak keras dan mengusirnya dengan jurus tenaga dalam, yang tentu saja hanya khayalan. Ia tidak berani memegang kecoaknya.

Atsumu sungguhan membuat jurus-jurus aneh. Berharap kecoak itu segera pergi dari hadapan. Dan bunda mereka yang pada akhirnya turun tangan untuk membuang makhluk tersebut.

"Samu!" Manik kecoklatan Atsumu membola. "I-ini tidak seperti yang kau bayangkan! A-aku bisa jelaskan!" Serunya panik. Ia melihat poto di tangan dan wajah Osamu secara bergantian.

Sedangkan mata Osamu menunjukkan tatapan datar. "Ada apa denganmu? Kenapa kau panik sekali? Seperti orang yang tertangkap basah menonton porno saja." Tanya Osamu.

Pemuda dengan rambut keabuannya itu berbalik dengan niat mengambil makanan untuk dimakan lagi. Osamu sudah makan 10 onigiri hari ini. Padahal jam masih menunjukkan pukul 10 pagi. Jika ia tidak sering bermain voli dan berlatih, perut Osamu pasti sudah membuncit karena hobi makan.

"I-itu--" Namun tiba-tiba gerakan Osamu terhenti saat mendengar suara halus Atsumu. Ia kembali menatap kembarannya yang tertunduk. Semburat merah terlihat menghias daun telinga, pipi, serta leher Atsumu. Tangannya menggenggam lembar poto. Mengapitnya diantara kedua paha. Atsumu menggigit bibit bawahnya.

"Oi, jangan-jangan kau--"

Kalimat Osamu harus terhenti karena Atsumu memotongnya. "Aku bisa jelaskan!" Atsumu menatap mata Osamu takut-takut. "Ta-tapi, jangan beritahu siapa pun. Termasuk pada Suna."

"Kenapa? Padahal aku ingin berbagi cerita pada Rin." Jawab Osamu.

"Justru dia adalah orang yang paling aku tidak ingin untuk mengetahuinya!" Bentak Atsumu dengan wajah malu.

Jika sampai ke telinga Suna Rintarou, sudah pasti ia akan menyebarkan berita itu menjadi sebuah gosip, sampai-sampai satu sekolah bisa ikut tahu. Bahkan guru-guru pun juga mengetahuinya. Ilmu pergosipan Suna memang patut diacungi jempol.

Jujur saja, Atsumu takut diejek. Mau taruh dimana muka tampannya ini nanti. Padahal belum tentu ada yang berani melakukannya.

Osamu sempat heran melihat kakak kembarnya yang bertingkah aneh seperti ini. Tetapi tidak kentara di wajahnya. Mereka adalah anak kembar. Osamu tahu tanpa perlu Atsumu jelaskan padanya.

Osamu mengambil tempat duduk di samping si surai kuning. Menarik kursi belajarnya. Ia mencoba untuk melihat poto dalam genggaman Atsumu dengan jelas. Namun Atsumu enggan untuk memperlihatkannya, karena posisi duduk Atsumu tidak berubah.

"Dia, bukannya ace nomor 1 itu? Siapa namanya?" Tanya Osamu.

"Sa-kusa Kiyoomi-kun." Cicit Atsumu. Mengalihkan pandangan saat menjawab pertanyaan sang adik kembar. Atsumu tidak berani beradu pandang dengan Osamu. Padahal ia tahu, Osamu tidak akan mengejeknya kalau berkaitan dengan hal seperti ini.

"Apa kau sudah mencintainya?"

Wajah Atsumu semakin memerah mendengar pertanyaan yang terlontar dengan mulus dari bibir Osamu. Semerah tomat matang. Jantung berdetak cepat. Perut terasa geli, seperti ada kupu-kupu yang berterbangan di dalam sana. Atsumu tidak terbiasa dengan sensasi ini, namun Atsumu sangat menikmatinya. Menikmati bagaimana hatinya menghangat, hanya dengan mendegar ataupun menyebut nama objek di dalam poto.

Sakusa Kiyoomi.

Apakah benar yang Atsumu rasakan ini adalah cinta?

Atsumu tidak mau mengakui, ia malu di depan Osamu. Tetapi ekspresi wajah dan tindakannya tidak dapat berbohong.

"Jika kau mencintainya--" Osamu menyentuh pundak lawan bicaranya. Atsumu melirik tangan itu sampai pada wajah datar Osamu. Terlukis senyum tipis di sana.

"Maka kau harus mendapatkan cintanya juga."

***

"Mendapatkan cinta Omi-kun? Hmmm." Atsumu memejamkan mata, seperti orang yang sedang berpikir keras. Ia mengubah posisi tidur, dari yang semula tengkurap menjadi telentang. Dengan mata yang masih terpejam. Kedua lengan bertumpu di atas bantal kepalanya.

"Itu hal yang mustahil." Atsumu bermonolog.

"Bagaimana bisa kau berkata mustahil padahal kau belum mencobanya?"

***

Hari ini singkat saja isi chapternya.

MirayukiNana

Sabtu, 21 September 2024.

MysophobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang