Chapter 7

1.6K 211 0
                                    

"Baiklah kita mendapatkan klien. Klien kita kali ini adalah Presedir Deaha Group, Choi Eunchang. Dia merupakan sponsor besar glory, tim yang berhasil, kalian akan menjadi pembunuh sebenarnya." Kata pak Lee Gwang-gyu.

"Apa ini ada hubungannya dengan kasus anak hilang yang terjadi akhir-akhir ini?" Tanya ku

"Benar, anak presedir merupakan korban."

"Lantas kenapa presedir tidak memberitau masalah ini kepada polisi?" Tanya ku karena penasaran.

"Prsedir ingin balas dendam. Yang perlu kita lakukan hanyalah menyelamatkan anak presedir. Angkat tangan jika kalian ingin melakukan tugas ini." Lanjut pak Lee Gwang-gyu

Dari yang ku lihat si dua kembar ikut, begitu pula dengan Kim Soon-gu dan Lee Yuna. Kalau aku, ya jelas tidak ikut! Ngapain ikut Kalau sudah tau siapa yang akan menang.

"Kau tidak ikut juga [M/n]?" Tanya pak Lee Gwang-gyu yang binggung kenapa aku tidak mengajukan diri.

"Sebenarnya saya punya janji dengan ibu saya. Hari libur saya akan menemani beliau untuk pergi, karena itu saya tidak bisa ikut." Benar, itulah kebohongan yang berguna untuk alasan.

"Begitu ya! Sayang sekali, padahal kau sangat meyakinkan. Baiklah, kalian ber empat tetap disini, sisanya silahkan pulang." Mendengar itu, aku langsung menuju pintu keluar. Malam ini aku sengaja lewat jalan tikus, supaya bisa pulang lebih cepat.

Tapi, suasana mulai berubah saat lampu jalanan mulai meredup. Bau darah sudah memasuki radar ku saat memasuki gang ini. Aku terus berjalan agar terlihat seperti anak normal pada umumnya. Hingga obat tidur yang tersebar bersama udara menyadarkan ku bahwa tempat yang ku lalui adalah jebakan.

Aku berencana untuk menutupi hidung ku, tapi jika begitu pelaku akan tau kalau aku bukan orang biasa. Jadi, dengan sengaja aku membiarkan diriku masuk kedalam perangkap. Siapa sebenarnya pelaku penculikan ini?

Disuatu tempat yang gelap, aku merasakan kalau aku terikat disebuah ruangan. Mataku terbuka dan mendapati aku berada disebuah gudang terbengkalai.
Aku sadar kalau aku sedang tidak sendirian di gudang ini.

"Kau tau, kau dibius menggunakan kloroform. Obat bius yang biasanya ada di film-film. Tapi tampaknya kau bisa cepat bangun walaupun sudah menghirup kloroform dengan jumlah banyak." Kata seseorang yang berdiri membelakangi ku

"Seperti yang kuduga. Park Sangdo, dikatakan kalau kau salah satu kandidat Apostle, tapi glory tidak bisa menanganinya karena anda mulai susah dikendalikan. Jadi glory mengusir anda. Saat ini Aku paham kenapa kau menculik anak-anak ini. Kau menculik mereka untuk memuaskan hasrat membunuh mu. Benarkan?" Perkataanku membuatnya menoleh kearahku.

Seorang pria dengan kacamata berpakaian jas lengkap dengan dasi dan celemek merah, menatap kearah ku.

"Sudah ku duga kau dari glory, tapi, kau tidak menyadari adanya obat bius di sekeliling mu?" Heran Park Sangdo

"Karena aku bukan dari pantiasuhan glory. Aku hanya orang biasa yang masuk ke sekolah glory." Aku menjelaskan semua yang terjadi, tapi tampaknya Park Sangdo tidak memperdulikannya sama sekali.

"Walaupun kau bukan dari panti asuhan glory. Aku tinggal membuang mayat mu saja atau biar lebih menyenangkan haruskah aku mengincar keliarga mu juga!?" Dengan santai si bajingan itu mengatakan hal itu.

Bukk

Marah, aku membuka ikatan di kakiku dengan paksa. Berdiri dan membanting kepala Park dengan kursi yang mengikat ku.

"Kalian para bajingan, tidak bisakah kalian melibatkan target kalian saja. Apa kalian semakin lemah sampai mengincar orang awam yang tidak tau apa-apa?" Saat mengatakan itu, aku mengambil telepon ku dan menghubungi polisi. Tapi, sebuah hawa membunuh ku rasakan dari belakang.

Sebuah parang akan memotong kaki ku jika aku tidak bergerak cepat.

"Menyenangkan! Aku tidak menyangka orang yang tidak ada hubungannya dengan glory bisa sekuat ini. Haruskah aku menguji mu!?" Senyuman mengerikan terukir diwajah Park Sangdo.

"Apakah ini semacam ujian untuk menjadi Apostle glory?" Kata menguji menarik perhatian ku. Soalnya aku masih mengingat kata orang yang ingin merekrut ku hari itu.

"Apostle!? Kenapa kau bertanya soal itu? Pelatihan apostle akan dilakukan kepada mereka yang dipilih" Tanya Park Sangdo balik. Wajah kebingungan jelas diwajahnya.

Aku melemparkan kartu yang pernah di lemparkan kepada ku. Saat Park Sangdo melihat itu entah mengapa dia menjadi membara.

"Keberuntungan yang langka bisa bertemu seorang rasul muda seperti mu. Hei, bagaimana kalau kita bertaruh? Aku akan menyerahkan nyawaku jika aku kalah." Katanya sambil senyum

"Rasul? Apa yang kau katakan? Sudah ku bilang seseorang memberikan itu kepada ku. Aku hanya siswa sma biasa dan kenapa tiba-tiba kau bertaruh? Aneh!" Kebinggungan mulai melanda pikiran ku. Setiap perkataan Park Sangdo agak aneh.

"Sepertinya kau tidak tertarik sama sekali untuk bertaruh. Jika kau tidak mau maka aku akan meledakan anak-anak didalam sini." Ancamnya.

"Ledakkan saja, lagi pula aku bukan siapa-sjapa!" Balasku dengan santai. Aku melangkah keluar, karena mau bagaimana pun ini bukan misi maupun tanggung jawabku. Jika mereka mati ya mati saja, lagi pula ini cuman komik.

Sebuah serangan dilayangkan keara sisi leherku yang terbuka. Tapi, karrna kefua tangan ku ku gunakan untuk menghalagi serangan itu. satu serangan lagi dilayangkan kearah kaki ku yang terbuka. Sebuah pisau kecil berhasil mendarat di paha kaki kanan ku.

"Kau pikir aku akan membiarkan mu pergi? Ini baru saja menyenangkan dan kau mau pergi."

Park Sangdo mulai menyerang kearah ku, pisau kecil menambah Kecepatannya. Tapi, ada satu yang aneh, pisau digunakan  untuk menusuk, tapi, kenapa dia menggunakannya seperti mengayunkan sebuah pedang. Walaupun analisis ku benar, kaki ku yang terluka membuatku semakin sulit bergerak. Jika aku terus bergerak aku akan lemas karena kekurangan darah.

Dengan nekat aku berhenti bergerak, melihat itu Park Sangdo juga berhenti menyerang. Aku pura-pura lemas dan terjatuh pingsan.

"Apa ini? Dia pingsan hanya dalam beberapa menit. Dasar sepertinya dia memang orang biasa, tapi kenapa Rafael memberikan kartu ini kepada anak ini." Gumam Park Sangdo yang bisa kudengar.

'Rafael? Apa itu nama pria yang membunuh bibi dan paman waktu itu?' Kata ku dalam hati. Saat itu aku bisa merasakan kalau Park Sangdo mengangkatku dan mengikatku kembali. Sampai sebuah hp berdering dan membuatnya meninggalkan tempat ini.

Dengan kaki terluka dan tenaga yang mulai mengurang membuatku tidak boleh terlalu banyak bergerak. Apa yang harus aku lakukan?

Tbc

Killer Peter X Male Reader [m/n]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang