Apa yang akan terjadi pada ku kedepannya?
Aku tidak tau apapun tentang cerita ini.
⚠ Warning ⚠
Slow update
typo dimana-mana
bromance
Jika suka jangan lupa Votenya😍
"Kenapa kau ada disini?" Tanya ku saat melihat pria tua yang sudah menjadi remaja berada didalam kelas ku.
"Apa itu kata yang di ucapkan saat menyapa temanmu ini?" Jawabnya dengan wajah datar menjengkelkan.
Aku meletakkan tas dan duduk dikursiku. Jendela kelas sudah dipenuhi dengan mata ingin tau.
"Wah...kelas ini beruntung sekali memiliki dua orang tampan. Irinya." Ucap seorang wanita di luar kelas.
"Kim soon-gu, [M/n] kita harus pergi ke auditorium"
"Oke" Jawab pria tua itu dengan nama baru, Kim Soon-gu.
Bagaikan magnet, Kim Soon-gu menarik banyak orang. Selama menuju Auditorium kami dikelilingi oleh orang-orang yang aneh.
Saat tiba, pria itu maju keatas dan mengatakan sesuatu.
"Aku Kim Soon-Gu murid pindahan baru disekolah ini"
"Apa yang dia katakan?" Semua orang kaget dengan apa yang dia lakukan
"Hobiku berkelahi dan keahlian ku berkelahi. Dan aku bercita-cita menjadi seorang pembunuh!" Lanjutnya.
'Jadi begitu, dia menarik klub glory itu sendiri untuk keluar. Rencana yang bagus'
Aku mengangkat tangan dan semua mata tertuju pada ku.
"Man! sepertinya kita mempunyai impian yang sama" Kata ku dengan senyum 😊
Sejumlah mata langsung menatap kepada kami berdua, bukan mata biasa melainkan mata dengan aura membunuh. Mereka memakan umpannya.
Ada orang yang menarik kera ku dan menyeret ku ke atas aula. Orang bertubuh gemuk dengan wajah sangar dikelilingi oleh beberapa orang.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Hei 'pembunuh' Apa kalian berdua mengoda Yejin ku?" Tanya pria besar itu
"Apa yang kau katakan!?" Heran kami berdua
"Lagi pula siapa Yejin?" Tanya ku
"Dasar kalian Bajingan"
"Kuserahkan semuanya pada mu Sunbe!" Kata ku sambil menepuk pundaknya.
Pukulan pertama diluncurkan oleh pria bernama Jang Yiseul, dari yang kudengar dia punya pacar bernama Oh Yejin dan mereka sudah berpacaran selama 22 hari. Dasar, apa dia tidak sadar kalau wanita itu memang tidak menyukainya dari awal.
Kim Soon-gu menghindar dan menyerang bagian kepala yang terbuka. Daripada dipukul Jang Yiseul mendapatkan sentilan didahinya.
"Hei!! Beraninya kalian berkelahi disekolah yang suci ini." Seorang guru naik dan memarahi kami. Dia mencubit aku dan Kim Soon-gu, menyeret kami keruangan guru untuk di ceramahi.
Jam makan siang sudah datang, aku pergi ke kafetaria untuk mengambil makanan. Mata ku menangkap satu sosok yang pergi kearah taman sekolah.
"Lupakan saja, mereka berdua sudah melakukan apa yang sudah terjadi di komik. Sebaiknya aku makan saja." Pikir ku.
Masalah baru muncul, para wanita ini terus mendekatiku dan mengganggu seperti lalat. Karena kesal aku pergi mencari tampat lain. Aku pergi kearah lapangan dan duduk disana.
"Sudah kuduga ada yang salah dengan otak mu!" Ucapku yang menyadari kalau Peter ada dibelakang ku
"Apa yang kau katakan?" Binggung Kim Soon-gu
"Lalu, kenapa kau berdiri dan menatapku. Itu sungguh mengerikan!"
"Ada yang mau aku katakan" kata Kim Soon-gu
"Kau butuh bantuan Sunbe-nim?"
"Kau tau rupanya. Kita berdua memiliki tujuan yang sama, bagaimana kalau kita bekerja sama?" Tawar Kim Soon-gu [Peter]
"Tentu saja, ini akan menguntungkan kita berdua. Aku tidak terlalu kenal dengan Glory, mohon jelaskan semua yang kau tau Sunbe-nim" Kata ku yang berdiri karena sudah selesai makan.
Kami berdua kembali kekafetaria dan masuk ke kelas. Saat malam Kim Soon-gu mengirimkan semua informasi tentang Glory kepada ku.
Glory tempat dimana mereka melatih seseorang menjadi senjata pembunuh. Setelah 50 tahun, Glory telah menjadi kartel raksasa yang menyebar pengaruhnya ke seluruh dunia politik dan bisnis. Tapi, kenapa? Apa ini merupakan bentuk dari keserakahan manusia?
'Kata Peter, dulu glory tidak pernah ikut campur dalam dunia bisnis. Apa yang direncanakan oleh pemimpin glory yang baru ini!?' Pertanyaan terus menghantui ku. Tanpa sadar waktu sudah menunjukan tengah malam.
Besoknya, sekolah ada acara kompetisi atletik. Aku mengikuti segala acara yang diselengarakan. Lari, memasak dan sebagainya. Walaupun selama melakukan itu aku merasakan ada mata yang memperhatikan.
Belakang sekolah, aku dan Kim Soon-gu mengangkat tempat sampah dan di depan kami terlihat kalau guru yang waktu itu menyeret kami sedang di buli oleh beberapa murid.
"Kau yang bereskan atau aku?" Tanya ku kepada Peter remaja.
"Ambil ini dan letakkan kesana. Aku akan mengurusnya." Ucapnya
Aku mengambil tempat sampah dan gelas kopi lalu pergi dengan tenang ke arah para pembuli. Tapi, mereka menghalangi jalan ku.
"Aku sedang lelah saat ini, jadi jangan buat emosi ku melunjak." Minta ku yang sudah lelah menghadapi hari ini.
"Kau yang minggir, ini tempat ku."
"Kalau aku tidak mau minggir?" Tanya ku
"Kalau kau tidak mau minggir, maka aku akan meludahi mu." Dia meludahi ku, aku berusaha tenang sampai Kim Soon-gu maju dan melerai. Melihat dia aku langsung pergi dan membiarkan para pembuli itu di urus oleh nya.
Suara gaduh terdengar dan aku mendekati guru itu dan membantunya berdiri. Menyerahkan kopi.
"Sebaiknya anda sudahi sandiwara anda, pak Lee Gwang-gyu, tidak haruskah aku menyebut Inspektur pembunuh Glory" Senyum ku
Para pembuli sudah pergi dan tidak ada siapapun kecuali kami bertiga. Pak Lee Gwang-gyu menyerang kami secara bersamaan, kami menagkis serangannya.
"Sudah kuduga, Mata ku tidak pernah salah menilai seseorang." Ucap pak Lee
"Apakah seperti ini cara glory menyambut seseorang?" Gumam ku
"Kalian berdua dari mana kalian mempelajari itu? Tidak, kenapa kalian mempelajari itu" Tanya pak Lee
"Membunuh seseorang yang menganggu. Hanya itu saja" Kata ku
"Balas dendam. Aku saat ini sudah seperti orang mati, pak guru" Kata Kim Soon-gu
"Kalian, apa berminat bergabung dengan klub sukarelawan?" Tawaran yang sudah menjadi tujuan kami dari awal, akhirnya kami dapatkan.