Apa yang akan terjadi pada ku kedepannya?
Aku tidak tau apapun tentang cerita ini.
⚠ Warning ⚠
Slow update
typo dimana-mana
bromance
Jika suka jangan lupa Votenya😍
"Sekolah Glory, ada sebuah kelas pembinaan pembunuh, bukan, klub sukarelawan. Beberapa anak yang dipilih cara belajar sebagai pembunuh, kalian berdua adalah orang yang langka." Jelas pak Lee Gwang-gyu kepada kami.
Langit yang sudah gelap menandakan waktu malam. Aku dan Kim Soon-gu mengikuti pak Lee Gwang-gyu kesebuah kelas yang terlihat seperti ruangan perkumpulan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pemandangan macam apa ini? Sebuah zonk? Atau mereka sengaja berpenampilan seperti ini. Aku melihat keseliling dan melihat satu sosok yang tampak familiar.
"Dia wanita waktu itu!" Ucapku saat melihat Lee Yuna. Aku tidak terlalu kaget, karena mau bagaimanapun dia memang seorang pembunuh.
"Baiklah, perhatian. Mereka berdua akan bergabung dengan klub sukarelawan mulai hari ini!"
"Aku Kim [M/n] dan ini Kim Soon-gu, terimakasih atas sambutan hangatnya. Oh! satu lagi, walaupun nama depan kami sama tapi kami bukan saudara!" Senyum ku.
'Walaupun terlihat biasa-biasa saja tapi, ini merupakan tempat mereka membina seorang pembunuh'
"Apanya sambutan hangat! Aku tidak peduli siapa kalian berdua. Klub ini hanya mengambil anak-anak yang dibesarkan di panti asuhan Glory. Ini bukan tempat untuk kalian" Ucap salah satu anggota disana.
"Ha...baiklah mari buat pesta sambutan yang sederhana!" Kata pak Lee Gwang-gyu
"Kalau begitu kita lakukan punch!"
'Aku yakin maksud mereka adalah blood punch! Tidak heran kalau ini adalah hasil didikan glory' gumam ku yang melihat mereka mengeluarkan senjata untuk menyerang.
"Kalian kemarilah, biarkan kami yang menyambut kalian!"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Dokgo Hyung dan Dokgo jae. Berasal dari panti asuhan Glory generasi ke-58. Kudengar kalian satu-satunya yang selamat dari latihan di alam liar waktu masih berumur 8 atau 9 tahun. Dan pak Lee Gwang-gyu merupakan seorang pembunuh rank B yang baru-baru ini di angkat menjadi inspektur. Apa ada yang membuat anda berhenti?" Kata ku
"Bagaimana kau tau soal itu? Kehidupan para pembunuh di glory sudah di sembunyikan" Tanya pak Lee Gwang-gyu yang kaget aku tau informasi tentang itu.
"Walaupun sudah di sembunyikan bukan berarti tidak bisa ditemukan. Sebenarnya semalam aku melakukan riset dan mengali informasi untuk mengenal sekolah glory dengan baik. Tapi, siapa sangka glory merupakan tempat dimana anak-anak tak bersalah dilatih untuk membunuh." Setelah mengatakan itu, banyak senjata di arahkan kepada ku. Saat ini leherku sudah dikelilingi oleh pisau tajam
"Kenapa? Bukankah aku mengatakan fakta. Kalian ditipu oleh sampul glory yang terlihat mulia dan suci. Kalian lahir tanpa mengetahui nama, orangtua dan tujuan yang berarti." Kata ku dengan senyuman.
'Aku tidak bisa menyalahkan mereka. Melihat mereka seperti aku melihat diriku sendiri. Dibuang, dijual, melakukan tugas, membunuh dan membunuh. Pengabdian yang dibalas dengan kematian, itu membuatku muak!' Perasaan ku yang seperti mengasihani mereka dan diri sendiri
"Mulutmu sepertinya selalu mengatakan omong kosong! Mungkin dengan sambutan hangat, akan membuatmu berhenti berbicara!" Dokgo hyung
"Mohon bantuannya 😊 " Kata ku sambil menepuk pundak Kim Soon-gu. Dia hanya membalas dengan tatapan biasa saja karena seperti sudah tau kalau ini akan terjadi.
"Kau yang mencari masalah, kenapa aku yang harus menyelesaikannya?" Bingung Kim Soon-gu
"Aku sudah membuat api, bukan tugas mu yang memadamkannya" Memang benar suasana semakin memanas karena perkataan ku tadi.
Kim Soon-gu atau Peter mengerti apa maksudku. Dia maju dan siap mendapatkan sambutan hangat dari dua orang itu. Mereka berdua menyerang area terbuka. Kepala dan pinggang. Namun, Serangan mereka diblock oleh Kim Soon-gu.
"Ini bukan tempat untuk preman komplek seperti kalian. Demi apa kami membahayakan diri kami"
"Yaitu untuk menjadi pembunuh terbaik seperti dia"
"Seperti rasul peter"
"Pfft..." Aku berusaha menahan ketawaku agar tidak keluar. Aku terus melihat pertarungan mereka sambil menahan ketawa. Setelah beberapa menit sambutan hangat telah selesai. Satu hal yang pasti, Kim Soon-gu tidak pernah meletakkan kekuatan pada tinjunya.
'Dia memang hebat dalam menggunakan stamina. Author sialan, bukankah dia terlalu sempurna.' Aku punya alasan kenapa aku sangat iri kepada Peter remaja.
Walaupun tubuh kami sama-sama bagus tapi tubuh ku saat ini tidak bisa mengikuti semua gerakan yang telah aku pelajari selama menjadi pembunuh didunia asalku. Berbeda dengan Kim Soon-gu, tubuh serta pengalaman yang telah dia lalui selama 65 tahun menjadi pembunuh telah bersatu.
Aku akan berusaha menghindari pertarungan yang tak bisa aku lakukan. Lagi pula waktu yang akan membantuku beradaptasi dengan dunia baru ini.
"Bagaimana kabar Jina sekarang ya? Aku hampir melupakan adik ku itu. Apa dia baik-baik saja? Tuhan, jika kau memang ada, tolong dengarkanlah doa ku ini. Tolong jauhkan adik ku dari mereka yang membunuhku." Doa ku dalam hati.
Seseorang menepuk kepala ku yang tertunduk karena sedang berdoa dalam hati.
"Apa yang kau lakukan? Ayo keluar ini sudah waktunya makan siang!" Kata Kim Soon-gu yang berdiri didepan ku.
"Makan siang apa? Ini sudah malam bodoh!" Balas ku dengan jutek.