Chapter 12

788 115 2
                                    

"Aku sudah bilang padamu, aku bisa menghadapi ini semua!" Kesal Lee yuna karena melihat ku sedang berdiri disampingnya di jam menara lobby.

"Kenapa? Bukankah lebih baik berdua daripada sendiri!" Aku menggodanya untuk mencairkan suasana.

Hari ini dan dalam beberapa menit lagi, 'Peter' akan datang kesini. Itulah yang mereka yakini. Tapi, sayang sekali karena Peter yang kalian tau tidak akan datang.

Jam sudah menunjukan jam 2 lewat, seketika senyuman Nathaniel menghilang dan tubuh Lee yuna mulai bergetar karena ketakutan.

"Apa yang kau takutkan? Tenang saja mereka tidak akan melukai adik mu. Fiuu...baiklah saatnya aku yang bergerak karena tampaknya dia juga sudah hampir sampai" Aku berdiri dan meregangkan badan supaya tidak mengalami shok

Anak buah Nathaniel yang berada didekat kami mulai bergerak mendekat. Tapi, itu merupakan lampu hijau bagi ku. Dengan jarak yang hampir dekat, aku mulai menebas leher empat orang yang mendekat. Darah yang mengalir deras mengangetkan semua orang.

"[M/n] apa yang kau lakukan saat ini?" Tanya Nathaniel yang melihat kearah ku.

Mendengar pertanyaannya, aku mengambil earphone yang digunakan Yuna. Dan aku menjawab pertanyaannya.

"Park Sangdo pernah bilang kalau dia bertemu dengan seorang rasul muda, dan bukankah kau ingin tau kenapa Rafael memberikan kartu itu kepada ku?"

"Apa maksudmu? 'Dia' yang memberikan kartu itu kepada mu. Kalau begitu mari kita lihat seberapa hebat kau bisa mengalahkan mereka semua."

"Tidak perlu repot-repot menghampiri ku, karena aku yang akan mendekati kalian." Aku langsung berlari dengan cepat dan menebas leher mereka satu persatu. Dalam waktu 1 menit aku berhasil menghabisi anak buah Nathaniel yang berada di lantai 2.

👏 👏👏👏

Suara tepuk tangan mengelegar di rumah sakit ini dan aku tau siapa yang melakukan  itu. Senyuman ketertarikan mulai terlihat diwajah Nathaniel. Dalam waktu beberapa menit anak buah Nathaniel yang berada di sampingnya mulai menghampiriku dan jumlah mereka ada 100.

"Sepertinya kalian sangat bersemangat, apa negara ini sudah melembutkan kalian" melihat jumlah mereka aku tau pisau bedah bukanlah pilihan yang tepat.

'Gunakan lah ini jika kau kesulitan' Seketika aku ingat benda pemberian Soon-gu kepada ku.

'Hah!? Untuk apa kau memberiku rosario? Aku tau aku penuh dosa tapi bukan saatnya aku bertobat meminta ampun'

'Dulu itu merupakan senjata para rasul. Itu bukan rosario biasa'

"Pada akhirnya, aku akan menggunakan ini. Kim Soon-gu kau sungguh rekan yang tau keadaan"

Aku mulai bergerak, melihat itu musuh juga bergerak. Rosario yang pendek mulai memanjang karena mendapat dorongan yang kuat dari penggunanya. Besi yang tipis dan kekuatan pengguna membuat rosario menjadi senjata yang bagus untuk membunuh banyak nyawa sekaligus.

Ruang lingkup yang kecil membuatku semakin leluasa menggunakan rosaio ini. Aku melempar rosario ke arah pegangan dekat eskalator yang menyala. Sebuah ikatan yang sangat bagus.

"Sebaiknya kalian mengawasi kaki" Karena melihat rosario yang ku pengang dalam keadaan rendah, mereka semakin was-was dengan area bawah.

Dalam sekejap, leher belakang para musuh sudah tergores, seperti benda tajam yang bisa memotong tanpa ada yang menyadarinya. Leher belakang merupakan area vital bagi manusia, jika terluka manusia akan mati dalam hitungan detik.

"Aku tidak pernah bilang kalau senjata ku cuman satu, kan?" Senyumku seakan menghina mereka yang terlalu waspada dengan rosario itu.

Beberapa menit kemudian.

"Tes-tes keributan apa ini? Kenapa kau membuang sampah di rumah sakit yang agung ini." Suara Kim Soon-gu yang datang entah dari mana, menandakan kalau dia sudah selesai dengan apa yang aku minta.

"Ternyata kau memang bisa diandalkan, lihatlah kau mengalahkan mereka hanya dalam waktu 13 menit. Bahkan kau mahir menggunakan senjata yang aku berikan. Kerja bagus" Kenapa dia memuji seakan tidak memuji sama sekali.

"Jika kau tidak niat sebaiknya tidak osah. Itu sangat aneh."

HAHAHAHHAHAHAH

"KALIAN BERDUA BENAR-BENAR HEBAT. KALIAN AKAN MENJADI SEMPEL YANG SEMPURNA." Sepertinya akal sehat si Nathaniel mulai menggila. Aku menepuk pundak Kim Soon-gu dan segera pergi mencari kamar mandi.

"Bukankah kau seharusnya membantu ku?" Oceh Kim Soon-gu

"Bukankah itu yang kau inginkan Maniak?" Aku langsung menunjukan jari tengah kepada Kim Soon-gu.

"Ha...baiklah, kau yang turun kesini atau aku yang keatas sana?" Tanya Kim Soon-gu kepada Nathaniel.

Seketika suara keras memenuhi bangunan rumah sakit ini. Lantai yang awalnya rata sudah tidak berbentuk lagi akibat kekuatan Nathaniel.

"Kim soon-gu, bagaimana apakah ini menjawab pertanyaanmu?" Mata Nathaniel sudah berubah menjadi mengerikan.

"Ada yang ingin kutanyakan pada kalian berdua. Dengan umur yang masih muda dan kekuatan yang hebat bagaimana kalian bisa menjadi pembunuh grade D. Apakah kalian pembunuh yang aktif diluar negri? Atau.......

"Kau tau, orang yang banyak bicara cenderung tidak percaya diri" Perkataan Nathaniel dipotong oleh Kim Soon-gu yang tampaknya sudah malas mendengar pertanyaannya.

Merasakan sesuatu akan datang aku maju dan menarik Lee yuna. Benar saja, Nathaniel bergerak dengan cepat kearah Kim dan memukulnya dengan kuat. Tapi entah mengapa aku merasakan sesuatu akan datang.

Tangan Nathaniel sudah berada di leherku. Dia mengangkat tubuh yang sudah kelelahan dengan rasa sakit yang sudah menjalar ke salah satu tangannya.

"Sepertinya ketidakdatangan Peter kesini ada hubungannya dengan mu. Tapi, jika aku ingin mengancam mu apa sebaiknya aku menggunakan ibu mu tercinta?" Mendengar ibu ingin di celakai aku sudah marah dan muak. Menahan sakit di salah satu tanganku, aku memegang tangannya untuk menaikkan kakiku sampai bisa menyentuh kepalanya. Aku membuat kepalanya jatuh menyentuh tanah.

Lepas dari cengkramannya aku merasakan darah mulai mengalir dari tanganku.

"[M/n] apa kau baik-baik saja?" Khawatir yuna yang melihat tanganku yang terluka.

"Apa aku terlihat baik-baik saja sekarang? Nathaniel kau sungguh menyedihkan! Asalkan kau tau menyerang mereka yang lemah merupakan tindakan pengecut. Jika kau berani menyentuh ibuku jangan harap kau bisa hidup!"

"Oke, biarkan aku yang mengurusnya, Sebaiknya kau mundur, Yuna kau obati lukanya aku takutnya anak ini membakar dirinya sendiri." Kata Kim Soon-gu yang menarik kera baju ku untuk menjauhkan ku dari Nathaniel.

Tbc

Killer Peter X Male Reader [m/n]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang