Chapter 3 - The Bodyguard

10 4 1
                                    

HQ Famiglia La Stabile, pukul 17.00 Sore

Seiki kembali mengelus rambut Anak itu, "...Semoga kamu dapat tumbuh besar menjadi orang yang kuat, yang bijak, yang tenang, dan penyayang.. Raden. Namamu, Raden, ya."

Manik Anak itu membelak, "A..apa nama sebagus itu.. pantas untukku?"

"Pantas kok.."

"Sungguh?"

"Iya.. beneran.." Jawab Seiki, memeluk Anak itu. "Mulai sekarang.. Raden adikku ya.. Nanti kalau kamu sudah besar dan sehat sepenuhnya baru latihan dengan kakak.."

Raden memalingkan wajahnya dengan pipi yang bersemu manis, ia memainkan jari kecilnya, "J-jangan langsung memanggil begitu kak.. A-aku belum terbiasa dengan namanya.."

Seiki tertawa kecil melihat kelakuan adik barunya, ia pun bertanya, "Raden, dulu.. apakah sering bertengkar..?"

"Bertengkar seperti apa?"

"Um.. ribut.. pukul orang.. untuk melindungi adik-adik lainnya?" Tanya Seiki.

Ekspresi manis Raden seketika diganti dengan tatapan gelap penuh ketakutan, ia terdiam sejenak dan mengangguk.

"Iya.. itu sebabnya.. mereka kadang mengurungku lalu.." ucapannya terpotong oleh tubuhnya yang tersentak kaget dikarenakan trauma yang dialaminya.

Seiki memegang kedua pundak Raden, berusaha untuk menenangkannya sambil mencoba untuk menarik informasi darinya, "Lalu..?"

Tubuh kecil Raden kembali gemetaran dan ia menggelengkan kepalanya dengan panik. Seiki memperhatikan adik barunya, ia merenggangkan pegangan di pundaknya dan tersenyum, "Tidak masalah kok, Raden.. kamu kalau takut, kamu tidak perlu cerita.."

Raden meremas ujung baju yang ia kenakan, "..Takut.." gumannya.

"Gapapa.. Kakak akan melindungi kamu.. Jangan takut.." ucap Seiki yang mengeratkan pelukannya pada Raden. "..Jangan takut.."

Raden membenamkan kepalanya pada dada Seiki. Membiarkan anak yang lebih tua darinya mengelus punggungnya agar tubuhnya tenang. Raden pun membalas pelukan Seiki dan mulai bercerita,

"..Mereka suka mengurungku.. dan akan menghukumku.. terkadang memukul.. terkadang mereka pegang aku dan rasanya aneh.. rasanya sakit.." guman Raden dalam tangisannya.

Seketika tatapan manik dedaunan itu dipenuhi oleh kegelapan, kebencian dan rasa jijik. Ia mengelus rambut Raden, "..Terima kasih sudah kasih tau kakak.. Kakak tidak menyangka mereka memperlakukan kamu seburuk itu.."

Raden hanya terdiam, masih di pelukannya Seiki. Seiki menghadap kepada Clara dan memanggilnya, "Kak Clara.. cari tubuh keparat itu.. dan bawa kesini.."

"..baik, Tuan." Balas Clara juga dengan tatapan dingin setelah mendengarkan isakan Raden dan langsung pergi dari sana.

Raden mengeratkan pelukannya dan menatap manik dedaunan Seiki, "..Terima kasih, Kakak.."

Seiki mengangguk selagi ia mengelus lembut rambut Raden yang kemungkinan bisa botak dielusnya terus. Bahkan sang Author pun kaget seberapa seringnya Seiki mengelus rambut Raden.

Seiki melirik ke arah hutan, dimana binatang peliharaan kesayangannya tinggal, "Kakak akan urus semuanya .."

Setelah itu, Seiki meminta Raden untuk istirahat setelah makan siang dan mandi. Raden menghadap kepada kakak barunya, "Kakak, juga jangan terlalu memaksakan diri.."

Raden memperhatikan wajah Seiki bahkan sampai kantung matanya yang kian lama terus menebal karena kekurangan istirahat. "Sesekali istirahat tidak ada salahnya kak, Aku tau kakak belum tidur.."

[DISCONTINUED] Welcome To La Stabile FamigliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang