Chapter 4 - Light

9 4 1
                                    

HQ Famiglia La Stabile, pukul 20.00 Malam

"Selamat malam, Tuan Seiki."

"Iya, Pak Samsul.. ada apa menghubungi saya malam ini?" Tanya Seiki dibalik teleponnya.

"Tuan Seiki.. saya mendapatkan kabar dengan adanya peredaran obat terlarang di kota kita.. Sesuai dengan perjanjian kita, tolong segera diurus ya.." ucap Pak Samsul dengan senyuman kapitalisnya.

Seiki, dengan senyumannya, walaupun ini senyuman yang berbeda dengan senyuman yang selalu ia beri Raden dan anak-anak panti asuhannya. Senyuman kosong dan penuh dengan kepahitan kepada ucapan Pak Samsul. "Tentu saja, Pak. Akan segera saya urus.."

Ia pun menutup telepon nya. Raden sedang berdiri di hadapannya, dengan posisi istirahat ditempat, "Raden, kita dapat misi malam ini.. kamu sudah minum kopi?"

"Sudah, Kak Seiki." Balasnya. Seiki mengangguk, "Misi kali ini, kita akan berurusan dengan pengedar obat terlarang, Aden. Nanti, akan ada kemungkinan kalau kita bertemu dengan pengedarnya.. kamu tidak masalahnya kan?"

"Tidak masalah." Jawab Raden. Raden memberikan senyuman lembut pada Seiki, "Nanti aku akan siapkan beberapa orang untuk backup."

"Benar. Tapi untuk sekarang, yang berangkat kita dulu. Biar yang backup tunggu di mobil dan berangkat ke markas pengedar itu." balaa Seiki.

"Siap, Kakak. Akan aku kabarkan Kak Ba'im.." Balas Raden lalu ia melangkah keluar dari ruangan Seiki.

Seiki mengambil beberapa belatinya dan memasukkannya pada tas kecil di pahanya. Ia mengenakan jasnya dan sarung tangannya.

Ia melangkah keluar dari ruangannya, membawa beberapa buah bedil bersamanya, ia melirik ke arah kursi velvet di ruangan itu.

"Pergi dulu ya, Ayah." Ucapnya dengan senyum merendahkan lalu pergi dari ruangan.

Sementara itu..

Kota Pomeville, Distrik 7, pukul 21.00

"Bedebah sialan.." ucap seorang pria muda. Ia berdiri tegap dihadapan pria paruh baya yang duduk bersandar pada dinding bata yang kasar. Mari panggil saja pria paruh baya ini Budi.

Pria muda itu dengan manik emasnya, tajam bagaikan tatapan harimau yang ingin menerkam mangsanya. Ia mengayunkan lengannya, membuat alat yang selama ia genggam membentuk bentuk aslinya yang berupa Baton lipat besi.

"Dimana.. rekanmu yang lain?" Tanya pria muda itu mengangkat dagu Budi dengan baton itu. Pria muda ini memang memiliki paras tampan selayak selebriti Kota Pomeville atau mungkin dari negara-negara timur sana.

Bahkan membuat pria menjijikan, seorang pengedar obat terlarang seperti Budi sampai terpana oleh parasnya, "A..aku ga tau.. mereka hilang.

Pria muda itu tidak terpengaruh dengan kelakuan aneh Budi, ia mengangkat lagi baton besinya membuat Budi menatap sejajar padanya. Ia mendekatkan wajahnya dan mengancam dengan tatapan tajamnya, "Jangan main-main denganku.. Akan kuhabisi kau disini."

"AKU.. AKU BENERAN GA TAU MEREKA DIMANA!" Seru Budi yang sudah mulai panik, terlihat dari beberapa tetesan keringat dinginnya.

Disisi lain, Seiki dan Raden sudah sampai di lokasi, bersembunyi dibalik dinding bata sambil memperhatikan apa yang terjadi pada Budi.

"Itu..bapaknya mau diapain, kak?" Tanya Raden yang berbisik ke Seiki sambil meringis.

Seiki menoleh kearah Raden, tersenyum dan membalas, "Kita dengar dulu.."

Pria muda itu mulai geram dengan Budi yang terus menghindari pertanyaannya, "Dimana kau menyembunyikan warga sipil yang kalian tahan. Jawab."

Budi hanya menatap pria muda itu lalu buang muka, menolak untuk menjawab.

[DISCONTINUED] Welcome To La Stabile FamigliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang