Mansion Keluarga Randevon, Distrik 10, pukul 22.30 Malam
Akhirnya acara amal tersebut sudah usai dan hasil donasinya diberikan kepada Seiki langsung dalam bentuk uang tunai. Seiki dan Raden kembali ke Panti Asuhan bersama Pak Asep. Sedangkan Keynan kembali ke kamarnya. Kelelahan. Disana, sudah Emile yang membantunya untuk mengumpulkan pakaian kotornya dan memberikan segelas susu coklat hangat sebagai cemilan sebelum tidur.
Setelah Keynan selesai mandi, Emile sudah kembali ke asrama para maid. Hanya tinggal dia sendirian. Tuan Muda Randevon melirik panah dan busurnya, ia menyeringai kecil. Ia meraih tali kecil dan mengikatnya di ujung anak panah. Kakinya melangkah ke depan jendela yang sudah dibuka. Tali busur ditariknya, membidik pada pohon tepat di hadapan kamar Keynan.
Keynan menghembuskan nafas disaat bersamaan ia melepaskan anak panah itu pada pohon tersebut. Seperti yang sudah diduga, tembakannya tidak pernah meleset. Ia mengikat tali tersebut ke pengait jendela dan turun dari kamarnya menggunakan busurnya. Sampai sudah hampir menyentuh tanah, Keynan mendarat dengan selamat, ia melepaskan talinya dan menyimpan anak panahnya lagi.
Begitu ia akan melangkah ke dalam hutan untuk melewati batas Distrik 10 dan Distrik 6, ia mendengar suara lembut memanggilnya. Mencegahnya.
"Keynan.. Jangan pergi.." panggil suara itu, pemilik suara lembut ini menggengam lengan putranya dengan erat. Seakan kehadiran putranya akan hilang begitu saja dari pandangannya.
Keynan menengok dan berbalik, menatap manik biru ibunya, "Bunda..? Ada apa..?"
"Keynan.. Nak, sekali ini saja.. Kamu jangan pergi ya?" mohon Keysha Ardian Randevon, istri dari kepala keluarga Randevon, ibunda Keynan. Di malam hari ini, dingin dan menusuk. Keysha tidak peduli, ia mengenakan gaun malam dengan lengan panjang putih berbahan sutra, ditambah dengan selendang berwarna maroon untuk menghangatkan tubuhnya. Rambut putihnya yang biasanya dihias dan dirias hingga rapi, kali ini dibiarkan tidak diikat.
"Sekali ini saja, nak.. Kamu jangan pergi.." mohon Keysha. "Kami hanya ingin yang terbaik untukmu.. Bunda sayang padamu, kamu percaya pada bunda kan?"
Tatapan Keynan melembut, ia berdengus kecil sambil mengelus tangan bundanya, "Key percaya, Bunda. Tapi Bunda juga harus percaya.. Apa yang Key lakukan juga yang terbaik untuk Key.."
"Tapi.."
"Key tidak akan berlama-lama, hanya mau bertemu Nenek Paula, Didi, dan Dodo. Key pasti akan segera kembali." ucap Keynan, berusaha meyakinkan Bundanya. Keysha menatap tubuh putranya yang sekarang sudah lebih tinggi darinya, ia mengelus lembut rambut merah jambunya dan bernasihat, "Baiklah.. Kamu baik-baik yang dengan Nenek Paula.. Jaga dirimu.."
Senyuman manis terpapar pada bibir Keynan, ia mengecup pipi Bundanya lalu berpamitan, "Terima kasih, Bunda. Key pergi dulu."
Pria muda itu akhirnya berlari kembali ke Hutan Fiorre, ke rumah Nenek Paula. Walaupun sudah malam, Nenek Paula biasanya masih bangun untuk menyiapkan marinasi daging untuk besok pagi. Sesampainya disana, keynan mengetuk pintu rumah itu.
Tok.. Tok.. Tok..
Nenek Paula membuka pintunya dan melihat Tuan Muda Randevon, "Cu.. kamu kembali.." sapa nenek lembut itu sambil memeluk cucu kesayangannya. Keynan mengembalikan pelukan itu juga dan bertanya, "Nenek sudah makan? Daging kelincinya gimana tadi?"
Nenek Paula mempersilahkan Keynan untuk masuk, disana Didi dan Dodo sudah tertidur di sofa, lengkap dengan selimut hangat rajutan nenek. "Sudah, tadi daging kelincinya cukup untuk kita bertiga.."
Keynan duduk di kursi diseberan sofa dimana si kembar tertidur, Nenek Paula membawakan coklat hangat ke Keynan, "Nah.. Untukmu, Cu."
"Tapi tadi Key sudah minum susu, nenek." ucap Key. "Tidak apa.. Sekali-kali kamu minum yang kamu suka lebih banyak." balas Nenek Paula dengan tawaan kecil. Keynan sedikit tertegun, ia meraih gelas kayunya dan meneguk coklat hangat itu. Ia tersenyum kecil merasakan kehangatan rumah kecil Nenek Paula yang berbanding terbalik dengan Mansion Randevon yang lebih mewah.
KAMU SEDANG MEMBACA
[DISCONTINUED] Welcome To La Stabile Famiglia
General FictionKeinginan yang paling diinginkan seorang manusia adalah kestabilan. Tanpa adanya stabil dalam kehidupan, dalam keluarga. Setiap orang akan mencari kestabilan itu bagaimana pun caranya. Kecuali jika kestabilan itu ditawarkan oleh seseorang. Selamat...