HQ Famiglia La Stabile, pukul 08.00 Malam
Seiki dan Irma sedang berdiskusi di ruang tamu, tepat didepan ruang makan. Dimana anak-anak panti Seiki sedang menikmati roll cake yang dibawa Irma ke panti asuhan.
"Aku butuh talentamu itu.. Untuk melindungi anak-anak ini. Sebelum mereka, anak-anak yang aku selamatkan itu seumuran Raden, dan mereka pun teman-teman Raden. Dulu mereka sempat menjadi korban child trafficking di Distrik 9. Kalau kumpulan anak-anak ini korban dari kerja paksa terhadap anak-anak dan anak yang dibuang ke Distrik 9." ucap Seiki.
"Dengan sistem pemerintahan yang korup dan kacau balau seperti sekarang.. Bisa segelap apa masa depan mereka kalau tidak dibantu..? Mereka bisa menjadi penjahat.. Menjadi korban penipuan.. Narkoba.. Pemerkosaan.. Pembunuhan..." Lanjut Seiki. "Membayangkannya saja aku tidak bisa."
Ia menghela nafas dan kembali menatap Irma, "Tentunya tidak masalah kalau kamu tidak bersedia. Anggap saja aku memberikan kamu kesempatan untuk melakukan perlawanan atau balas dendam kepada pemerintahan atas yang mereka lakukan padamu kalau kamu bersedia untuk membantuku."
Irma terdiam mendengar tawaran itu. Memang ia ingin balas dendam, sangat ingin. Namun dia apa..?
Hanya harimau tersesat yang baru saja kabur dari kandangnya. Baru mengenal dunia baru ini dengan uang yang terbatas. Hanya dirinya dan tangannya yang membiarkan ia hidup selama ini.
Irma membuka bibirnya, "Aku.."
Namun, ucapannya terpotong oleh getaran dari ponselnya. Ia meraih ponselnya dari saku lalu mengerutkan dahinya, "Akan ku hubungi kau nanti. Ada sesuatu yang harus diurus sekarang."
Seiki mengangguk, "Ya sudah, ingat yang aku tawarkan tadi." Ucapnya seraya tersenyum, membiarkan Irma melangkah keluar dari ruang tamu panti asuhannya.
"Iya, baiklah. Aku permisi." Ucap Irma. Ia melangkah keluar dari panti asuhan dan bergumam, "Keparat itu mengirimkan anggota lain.."
Irma pun segera berlari keluar seraya memakai kembali beanie dan maskernya lalu pergi ke area targetnya. Sedangkan Seiki sendiri melirik ponselnya juga lalu tersenyum. Ia menyimpan kembali ponselnya dan kembali makan kue bersama dengan anak-anaknya.
Sementara itu, Irma sudah sampai di lokasi, ia melihat dua orang yang sedang melakukan transaksi narkoba. Ia mengambil baton kepercayaannya dari harnes yang ia kenakan dibawah mantelnya. "Kalian ini tidak ada habisnya ya.."
Setelah beberapa menit menghabisi dua orang itu dan mendekati bandarnya. Ia mengambil koper yang dipegang bandar itu dan membukanya , "Kosong..? Obatnya dimana?"
Dari sana, ia tidak sadar kehadiran beberapa orang dibelakangnya.
Kembali di HQ Famiglia La Stabile, Seiki memperhatikan anak-anaknya yang sudah tidur di kamar mereka. Di tengah mereka, ada Raden yang ikut tertidur di antara anak-anak saat membacakan mereka cerita sebelum tidur. Pemandangan ini memberikan senyuman gemas dari Seiki. Ia memutuskan kalau untuk misi ini, cukup dia saja yang turun tangan.
"Tuan Seiki.." Panggil Ba'im dengan Clara yang berada di belakangnya. "Mau kemana?"
"Ada misi yang harus diselesaikan." balas Seiki.
"Aku ikut." ucap Ba'im.
Seiki menggelengkan kepalanya, "Aku bisa sendiri kok." ucapnya sambil tersenyum. "Lagipula, kalau kamu ikut aku. Bagaimana kalau HQ diserang? Siapa yang akan melindungi anak-anak? Clara, Pak Asep, dan Raden bisa kewalahan."
Ba'im pun terdiam, kali ini giliran Clara yang maju.
"Tolong berhati-hatilah, Tuan Seiki." ucapnya.
"Anda bukanlah anak kecil itu lagi. Sekarang, keluarga anda ada banyak sekali, dan mereka semua menyayangi anda.." lanjut Clara. "Tolong kembali dengan selamat."
KAMU SEDANG MEMBACA
[DISCONTINUED] Welcome To La Stabile Famiglia
General FictionKeinginan yang paling diinginkan seorang manusia adalah kestabilan. Tanpa adanya stabil dalam kehidupan, dalam keluarga. Setiap orang akan mencari kestabilan itu bagaimana pun caranya. Kecuali jika kestabilan itu ditawarkan oleh seseorang. Selamat...