Bab 3 a

27 7 1
                                    

(Hanya karya yang ditulis dengan cinta yang akan abadi - BlueSkyLina)

Ia menunduk mendengar teriakan itu. Seorang bocah laki-laki dengan rambut di semir hitam, rambutnya lurus, sesekali angin membelai poninya yang berbentuk koma, pakaian hitam dan ada lambang kerajaan ini di pin seragamnya. Ia mendongak dengan tatapan tajam lurus ke Haula.

Haula menoleh kiri dan kanan. Melihat siapa yang diteriaki pencuri oleh bocah tidak sopan ini?

"Kau! Pencuri! Kembalikan kalungku! Atau kupotong sayapmu!"

Melihat hanya dia seorang, Haula menjadi berang. Jadi, daritadi ia dituduh mencuri.

"Aku bukan pencuri!"

"Lalu kenapa kalungku ada ditanganmu?"

"Aku menemukannya di sarang burung ini!"

"Jadi, ada burung kecil mengambil kalung dari kamarku lalu membawanya ke sarang itu?"

"Iya!"

"Aku tidak percaya! Aku lebih percaya kau mencuri dan menyembunyikannya ke sarang burung itu! Cepat kembalikan! Atau kupanggil prajurit sekarang!"

"Dasar bocah gila! Bukannya berterima kasih malah menuduhku pencuri! Ambil ini!" Haula melempar kalung itu sekuat tenaga dan mengenai dahi bocah tadi yang membuatnya langsung mengaduh sakit.

Ketika bocah tadi membuka telapak tangannya, tampak ada darah di sana. Ia langsung mendongak geram pada Haula yang terkejut tak menyangka akan melukai dahi bocah gila itu.

Sungguh, ia tidak berniat begitu. Ia cuma melempar karena marah bukan untuk melukai.

"Kau! Turun kau! Aku akan membuat perhitungan padamu!" Bocah laki-laki berteriak-teriak dengan kaki mencak-mencak kesal.

Haula yang ketakutan, bukan takut pada bocah gila ini. Tapi, takut ayahnya tau dan membuatnya malu karena telah membuat masalah. Berpikir cepat dan memiliki ide gila lainnya. Ia menjatuhkan dirinya tepat di bawah bocah itu yang membuat mereka berdua langsung terjatuh. Di mana Haula menimpa tubuh itu dan terdengar suara benturan.

Begitu sadar, Haula bangkit dan menatap bocah tadi sudah terbaring di tanah dengan mata tertutup. Astaga...

Ia lebih ketakutan.

Apa bocah itu mati?

Haula memeriksa napasnya. Ia bernapas lega. Dia cuma pingsan.

Bagaimana ini?

Dia harus diobati...

Haula mengambil lengan bocah itu, dia akan berpura-pura kalau bocah ini menabrak batu karena di kejar siluman siput dan menyerahkannya ke pelayan. Lalu dia kabur atau beralasan ke Ayahnya ingin pulang karena tidak enak badan. Perfect!

"Kahyang!"

"Kahyang!"

"Kau di mana?"

Haula sontak melepaskan pegangannya dan membuat bocah itu jatuh ke tanah lagi. Ia panik ada yang hendak ke sini. Astaga, hukumannya bisa double!

Panik oleh keadaan, Haula langsung kabur melarikan diri. Meninggalkan bocah itu yang masih tak sadarkan diri di tanah.

***
21824
Ayo vote dan komen :)
Oh iya, di karyakarsa aku upload lanjutan bab 3 dengan total 1.6 k kata sama satu bab lagi bab spesial Sabitah dan Rimbayang (kalau ada yang kangen kembar tuyul itu 😁)

Kalau kita makan di resto mie gacoan itu boleh lama-lama nggak ya? Mau Nyambi sambil nulis, kalau di rumah banyak magernya. Atau tempat-tempat di Palembang yang nongkrongnya lama tapi murah boleh rekomendasikan aku ya

Pengantin Raja Jin MuslimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang