1.c

30 8 0
                                    

"Mana mungkin saya berani pada keturunan yang akan menjadi Raja selanjutnya. Maafkan hamba, Yang Mulia."

"Kau... tau kami? Tapi, kan..."

"Mana mungkin seorang peramal tidak tau? Bahkan tujuan kalian kemari saya sudah tau."

"Kalau begitu katakan takdirku."

Jin itu mengambil koin emas. "Anda akan menjadi Raja yang memimpin wilayah ini."

"Tidak mungkin, adikku yang akan menjadi Raja. Aku perempuan. Kata Bibi, aku hanya akan menikah. Lagipula, tidak akan ada yang mendukung perempuan menjadi Raja."

"Anda menginginkan tahta, dan di masa depan anda akan mendapatkannya. Tidak ada yang berani menentang, karena bukan hanya menjadi Raja, anda akan menjadi Ratu dari kerajaan terbesar. Yang dipimpin oleh sosok paling kuat."

"Anda sengaja ya menyenangkan aku. Terima kasih atas kebohongannya. Kalau begitu, apa takdir adikku?"

"Dia pasti akan berkata kau akan jadi Raja dan menikahi putri tercantik di negeri ini," bisik Haula dengan suara cekikikan.

"Adikmu bukanlah orang yang tamak dan berambisi. Dia akan mendahulukan orang yang ia sayangi. Dia tidak ditakdirkan untuk penguasa. Namun, pasangan hidupnya ditakdirkan untuk mati."

"Apa ini? Kau menyanjungku setinggi langit tapi memberi takdir buruk ke adikku? Kalau bayarannya kurang, katakan saja!"

"Takdir baik selalu bersanding dengan takdir buruk. Setiap jiwa diberikan pilihan. Begitupun anda. Jika anda memilih tahta, maka anda harus bersabar karena pasangan anda akan membagi hatinya ke perempuan lain. Namun, jika anda merelakan tahta, maka anda akan hidup melarat bersama takdir lainnya."

"Hah!" Haula kehabisan kata-kata. Menatap jin itu dengan mata bulat melebar dan binar kekesalan.
"Benar-benar omong kosong!" tambahnya lagi. Ia langsung menarik tangan Lembayang keluar dari tempat aneh itu.

Melihat adiknya tak banyak bicara, Haula jadi menyesal membawa Lembayang ke sana.

Ia menatap adiknya dengan pancaran kelembutan seorang kakak. "Jangan dengarkan jin itu. Dia pasti berbohong. Mereka itu berbohong untuk menipu dan mengambil keuntungan. Jangan percaya satupun kalimatnya."

"Tapi, bagaimana jika itu benar?"

"Tidak, tidak akan terjadi apa-apa. Nanti, saat kita bertemu pasangan takdirmu, kita kembali ke sana dan bilang ke mereka kalau mereka telah mengucapkan perkataan paling buruk. Suatu hari, usaha mereka akan bangkrut. Percaya padaku."

Lembayang mengangguk. Namun, kegelisahan itu tak menghilang dari matanya.

***
7824
Ayo vote dan komen :)

Pengantin Raja Jin MuslimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang