+ Gunwook Dari Sudut Pandangnya

101 10 0
                                    

tw // suicide

Yujin pernah bilang, "kabarnya waktu itu juga ada yang bantuin dia pas kelas sepuluh, tapi malah ikutan jadi sasaran bully mereka, anaknya sampe gak tahan terus pindah sekolah," katanya saat itu di kantin sekolah.

Faktanya gimana? Benar, kok.

Sung Hanbin namanya.

Tapi, ada banyak yang orang tidak tahu kelanjutannya.












Mei, 2023.

Saat itu Gunwook mendapati kakak kelas yang selama ini setia menemaninya berjalan keluar sekolah dengan serta membawa isi barang di lokernya. Tidak menggunakan seragam dan wajahnya pucat.

Tidak seperti hari-hari biasanya— saat menyapa Gunwook di pagi hari, tersenyum hingga memunculkan garis di sekitar tulang pipi atasnya, sangat lucu. Di depan sana, hanya terdapat Hanbin yang berjalan lesu, bahkan berjalan dengan menyeret kedua kakinya.

Gunwook merasa bersalah.

Untuk menebus rasa bersalahnya, Gunwook berpikir dirinya harus selalu menemani Hanbin. Walaupun pemuda itu sudah keluar dari sekolah, tetapi jarak rumah mereka tidak begitu jauh, jadi Gunwook bisa tetap berhubungan dengan Hanbin.

Alasan dari pertanyaan Matthew, "tapi aku gak ngerti, padahal dia bisa aja ngelawan, para penindasnya itu bahkan gak lebih besar dari dia. Apa karena dia gak bisa bela diri?" di bawah pohon rindang siang itu adalah, ia merasa tidak ada gunanya untuk membalas perbuatan orang-orang seperti mereka. Tapi sebelumnya, ia pernah melakukannya. Sebelum kejadian dimana akhirnya ia berpikir semuanya tidak ada gunanya.

Saat itu, saat dimana Gunwook dan Hanbin sedang di jalan pulang. Keduanya habis menghabiskan waktu di alun-alun kota, karena terlalu larut malam mereka pulang, Gunwook dengan inisiatif mengantarkan Hanbin untuk sampai ke rumahnya.

Kejadian buruk menimpa keduanya, malam itu sangat gelap, jalanan sekitar pun agak kosong. Setelah turun dari bus, mereka berjalan kaki untuk sampai di rumah Hanbin.

"Gak usah sampe depan rumah banget, Nuki. Harusnya tadi lanjut aja gak usah ikut turun," ucap Hanbin malam itu.

"Gak papa kali, Kak. Gue bisa berantem kalo nanti jalan sendirian abis pulang dari rumah lo."

"Hati-hati, orang sombong cepet matinya."

"Kak! Amit-amit, deh. Tolong dijaga itu alat bicaranya."

Setelah beberapa langkah dari halte, ada sekitar lima preman menghadang mereka. Merampok segala benda berharga hingga Gunwook terlibat perkelahian, sedangkan Hanbin melangkah mundur dengan badan bergetar.

Hanbin trauma.

"Kak Hanbin!"

Setelah malam itu, keduanya tidak lagi bertemu. Orangtua Hanbin bilang, Hanbin kembali menjalani terapi untuk menstabilkan psikisnya.

Satu minggu, dua minggu, bahkan sampai satu bulan, Gunwook tidak lagi mendengar kabar dari kakak kelasnya itu. Entah nomornya diblokir atau memang ponsel Hanbin yang tidak pernah aktif, pesannya tidak pernah dapat balasan.

Sampai suatu hari, Jiwoong mengajaknya ke pergi ke luar, dengan menggunakan pakaian rapi serta tidak lupa membawa bunga.

Papa Sung bilang, "jangan merasa bersalah Gunwook, semua yang terjadi ini bukan salah kamu."

Tapi Gunwook tidak bisa menangkap masuk perkataan itu ke dalam kepalanya. Kepalanya sudah kepalang berisik dengan semua kejadian yang dirinya dengan Hanbin lalui.

Diberi nasihat sebanyak apa pun, Gunwook tetap akan merasa kalau, Sung Hanbin yang memilih bunuh diri itu karena dirinya, trauma yang didapat Sung Hanbin itu karena dirinya. Kematian Sung Hanbin itu karena dirinya.




















my lover is sleeping, gunrae.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang