Gibran (26th) , Resha (14th) , Geon (26)
....
Resha berjalan angkuh melewati beberapa lawannya yang kini tergeletak di jalanan sembari menyeret tongkat baseball di tangan kanannya hingga menimbulkan suara yang cukup menggelikan.Sorot matanya yang tajam terlihat begitu jelas meskipun tertutup oleh rambutnya. Tatapannya kini memperhatikan satu persatu wajah mereka cukup lama hingga pada akhirnya ia mendecih.
"Pengecut!" Resha melemparkan tongkat baseballnya hingga kembali menimbulkan suara yang cukup nyaring.
Kini remaja itu mensejajarkan tubuhnya pada salah satu lawannya yang sudah terkapar. "Bilang sama ketua lo, kalau jadi ketua minimal jangan jadi pengecut," ucap Resha sinis.
"Gak ada gunanya ngomong sama makhluk yang bukan manusia," ucap seseorang.
Resha berdiri, menatap sang wakil Alvares yang kini menatap tajam sekitarnya.
"Kerja bagus." Zavran tersenyum kemudian merangkul bahu Resha dan membawanya pergi menjauhi tempat ini bersama anggotanya.
Tak ada ekspresi apapun yang Resha tunjukkan. Remaja itu hanya menatap tajam dengan hatinya yang sudah terisi penuh oleh dendam.
...
"Gila !penerus Alvares itu makin agresif setelah saudaranya diambang kematian, gue bahkan gak tahu apakah ini awal kehancuran atau justru bersatunya mereka."
Ucapan seorang cowok yang tengah merokok itu menarik perhatian Alan. Alan hanya menggelengkan kepalanya lalu tertawa lepas membuat si cowok yang tengah merokok itu balik menatap dirinya.
"Kenapa? Gue salah bicara?" tanya Nick.
Alan tersenyum tipis. "Sampai sekarang belum ada tanda-tanda Gibran kembali, Alvares mau ngandelin siapa? Zavran? Atau malah Resha?"
Nick tersenyum mendengar ucapan Alan. "Gue gak nyerahin Scorpio cuman buat mainan,Lan."
"Lo gak usah ngajarin gue,gue ketuanya sekarang!"
...
Suasana pulang sekolah yang biasanya menyenangkan kini berubah menyebalkan bagi Resha dan kedua temannya. Pasalnya mereka bertiga harus menunduk sembari menatap langkah kaki sang guru yang mondar-mandir sembari terus memarahi mereka.
"Resha , Baim, Haje, saya sudah capek ngehukum kalian, berulang kali saya sudah bilang kan kalau ada guru yang ngajar itu diperhatikan bukan malah kalian makan! Mentang-mentang duduk di belakang!"
Omelan demi omelan mereka terima dengan lapang dada. Lagi pula ini memang salah mereka makan saat jam pelajaran berlangsung.
Salahkan saja Haje yang pamer karena dibawakan batagor padahal sudah tahu kalau Resha dan Baim mana bisa nolak kalau urusan makan.
"Sudah, sana kalian pulang! Saya bosen ngehukum kalian." Sang guru segera berlalu meninggalkan ketiga siswa yang tengah tertunduk.
"Ini hari keberuntungan gue, makanya kita gak dihukum." ucap Haje.
"Kayaknya ini hari kesialan gue, makanya gue terperdaya batagor Lo dan berakhir kita kena ceramah." Resha berucap sinis lalu melangkah keluar kelas diikuti kedua sahabatnya.
"Je,besok bawa batagor lagi ya,enak soalnya. Lambung gue ketagihan." celutuk Baim sembari mengusap perutnya.
"Ogah." ketus Haje.

KAMU SEDANG MEMBACA
WITH GIRESHA | GIRESHA 2
Teen Fiction"Penerus Alvares itu semakin agresif setelah melihat saudaranya diambang kematian, gue bahkan gak bisa membayangkan apakah ini awal kehancuran atau bersatunya mereka." Sifat Resha benar-benar jiplakan Gibran. Mereka sama-sama mematikan dan Resha mem...