29. Menjadi Topik Panas

1.4K 246 12
                                    

Sebelum Xiao Zhan mengiyakan lamaran dari pegawai karavan, Wang Yibo menahan lengannya yang membuat dia menoleh untuk menanyakan maksudnya melalui tatapan matanya. Namun, pria itu tidak memberikan alasannya langsung, melainkan berkata pada pegawai karavan dagang itu, "Paman, rumah kami lumayan dekat dari tempat ini, hanya saja kami masih memiliki urusan yang perlu kami selesaikan."

Mendengar kata-kata ini, pegawai karavan itu mengelus janggutnya lagi, sedangkan Xiao Zhan telah mengerutkan keningnya, tapi tetap diam sambil terus bertanya-tanya di dalam hatinya, Urusan apa yang perlu mereka selesaikan? Kenapa aku tidak tahu?

Kemudian, Xiao Zhan mendengar balasan dari pegawai karavan itu, "Beberapa lama waktu yang dibutuhkan oleh kalian untuk menyelesaikan urusan kalian?"

Wang Yibo menjawabnya, "Ditambahkan dengan waktu perjalanan, kurang lebih memakan waktu selama kurang dari dua jam."

Mendengar jawabannya, pegawai karavan itu bertanya, "Di mana rumah kalian? Aku akan mengirim orang ke sana nanti."

Wang Yibo sedikit melengkungkan bibirnya ketika mendengar kata yang diinginkannya dari pegawai karavan itu. "Rumah kami ada di Desa Qinshan dan letaknya tepat di kaki gunung atau bisa menanyakan kepada penduduk desa rumah Wang Yibo, mereka pasti akan memberitahu."

Pegawai karavan itu mengangguk, lalu menyarankan mereka untuk bergegas pergi menyelesaikan urusan mereka, karena karavan dagangannya akan kembali ke ibu kota pada akhir weishi.

A/N: Weishi (13.00-15.00).

Wang Yibo menerima sarannya. Dia dan Xiao Zhan menutup lapak dagangan mereka; membereskan barang mereka dan membawanya ke gerobak sapi.

Setelah semuanya beres, ketiganya naik ke gerobak sapi dan pergi dari jalur khusus itu.

Saat gerobak sapi itu telah berjalan sejauh tiga li dari tempat mereka sebelumnya, akhirnya Xiao Zhan bertanya pada Wang Yibo, "Saudara Wang, mengapa tadi kau menahanku? Dan mengapa aku tidak tahu kalau kita memiliki urusan yang perlu diselesaikan?"

A/N: Li (500 m).

Mendengar pertanyaannya, Wang Yibo menoleh sekilas ke belakang—tempat Xiao Zhan duduk bersama Wang Erbo. Kemudian, dia menjawabnya dengan tenang, "Sepertinya, kau telah melupakan tentang sisa tomat dan kubis di tempat rahasiamu."

Xiao Zhan seketika menepuk dahinya karena telah melupakan hal yang sangat penting itu. Jika tadi Wang Yibo tidak menahannya, kemungkinan besar dia akan kebingungan untuk mencari alasan yang tepat saat kembali ke rumah bersama orang dari karavan dagang itu.

Tanpa melihat reaksinya, Wang Yibo melanjutkan katanya, "Karena itu, aku berbohong agar kita bisa kembali ke rumah lebih dulu untuk mengeluarkan sisa tomat dan kubis dari tempat rahasiamu."

Setelah kata-kata itu jatuh, Wang Erbo bereaksi. "Ge, karena kamu berbohong, apa sekarang hidungmu memanjang?" katanya dengan penasaran. Jika tidak ditahan oleh Xiao Zhan, dia telah bergegas menghampiri Gege-nya yang sedang fokus mengemudikan gerobak sapi mereka.

Untuk sesaat Wang Yibo terdiam. Dia kehilangan semua katanya, sehingga tidak bisa menjawab pertanyaan polos dari adiknya. Kemudian, dia mendengar Xiao Zhan tertawa sangat renyah, seolah sedang mentertawakan kebisuannya.

Di belakang, Xiao Zhan berhenti tertawa, tapi dia masih memiliki senyuman di bibirnya. Salah satu tangannya mengusap pelan kepala Wang Erbo dan matanya menatap anak kecil itu, lalu menjelaskannya, "Hidung Gege-mu tidak akan memanjang jika dia berbohong. Hal itu hanya berlaku pada Pinokio saja untuk menginginkan kita agar tidak berbohong. Lagipula berbohong itu perbuatan yang tidak baik."

I Want To Be RichTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang