Rumah yang hangat selalu diinginkan oleh anak-anak di luaran sana, mereka yang tidak dapat kasih sayang yang cukup serta kehangatan dalam rumah menjadikan anak tersebut haus kasih sayang dan mencari hal tersebut di luaran sana. Penyebab anak selalu membantah atau tidak menuruti perintah orang tuanya adalah penyebab dari orang tua yang tidak memberi kasih sayang atau perhatian, terkadang mereka memberinya, tetapi itu tidak cukup untuk anak yang sedang memasuki masa remaja.
Hidup bercanda-tawa di dalam rumah, menghidupkan suasana rumah dan menjadikan rumah terasa hangat dengan adanya perkumpulan keluarga kecilnya, menceritakan hal random sehari-hari. Impian para anak di luaran sana, mereka yang mendapatkan itu beruntung, tetapi kita bukanlah manusia sempurna, setiap kelebihan pasti ada kekurangan. Setiap keberuntungan, pasti ada kesialan
Rumah yang selalu hangat itu ada pada rumah kavin, walau mereka seringkali sibuk dengan urusan masing-masing, tidak menjadikan mereka penghalang. Mereka selalu meluangkan waktu untuk kumpul bersama dan bercerita bersama, menceritakan keseharian mereka dan mengeluarkan keluh kesah mereka.
"Abang baru setengah jalan bikinnya, yah." Kini keluarga baskara itu sedang berkumpul di ruang tv, menceritakan dan bertanya keseharian satu sama lain
"Katanya mau cepet wisuda, biar bisa jadi dokter beneran"
Kenzo nyengir, "Pusing aku, yah. Susah skripsinya"
"Yang semangat dong, yang semangat dong," Kavin menirukan sound yang viral saat ini
"Kamu weh sendiri, bunda mah capek. Mau tidur," Bunda ikut menyahuti. Gini-gini bunda adalah ibu-ibu gaul, dia selalu update soal yang viral
Bunda dan kavin tertawa, sedangkan kenzo hanya memutar matanya malas. Melempar kulit kacang pada adiknya yang masih tertawa
"Kavin bolos terus tuh, yah" Adu nya pada sang ayah
Kavin berhenti tertawa, menatap tajam kenzo yang dibalas juluran lidahnya, meledek.
"Kavin. kamu sudah kelas dua belas, jangan bolos terus," Suara sang ayah yang terdengar tegas dan berat.
"Avin gak bolos, yah. Cuman gak ikutin satu pelajaran aja," Kemudian dirinya cengengesan
Nikolas menggelengkan kepalanya, "Terserah kamu, kamu harus inget, kalo mau kuliah harus ikut SNMPTN atau SBMPTN kayak abang kamu, kamu juga harus manfaatin otak kamu." Ceramah nya panjang lebar
Kavin mengangguk-angguk mendengar ceramah ayahnya. Ayahnya ini lebih cerewet daripada bundanya, jadi yang selalu memberikan ceramah itu selalu ayahnya, yang banyak berbicara juga ayahnya
"Iyaa ayah, avin kan pinter, jadi jangan di ragukan lagi, udah pasti berhasil dua-duanya itu" Menyugar rambut kebelakang dengan jari-jari dan menaik-turunkan alisnya
"Pede lo." kenzo melemparkan bantal sofa pada kavin, tepat mengenai wajahnya
"Sial." Gumam kavin saat bantal itu mengenai wajahnya
Bunda terkekeh melihat interaksi kakak-beradik itu, selalu saja ribut saat berkumpul, tetapi saling membutuhkan satu sama lain. Jika tidak ada salah satu dari mereka, mereka selalu mencari bahkan mencemaskan nya.
"Sudah-sudah, ayah gak ada cerita?" Bunda menatap sang suami yang berada di samping dirinya, sedang mengelus-elus puncak rambut sang istri dengan sayang
"Ada."
"Apa?"
"Yakin kamu mau denger?"
Bunda mengangguk
"Tadi di kantor aku, ada karyawan perempuan yang pakaian pendek dan ketat banget, padahal aku udah suruh semua karyawan untuk memakai pakaian yang sopan dan tidak melebihi lutut, tapi dia melanggar nya" ayah menggantungkan ucapannya, menatap anaknya yang duduk di sebrang
KAMU SEDANG MEMBACA
Koneksi Tanpa Suara
Teen Fiction***** "Bahagia aku ada di senyuman kamu ra. Terus senyum ya?" ***** "Kamu hebat ra" ***** "Kavin .... aku capek" ***** Menceritakan seorang ketua geng motor yang bertemu dengan seorang gadis cantik dan baik hati. Tetapi sayangnya ia tunarungu, walau...