"Kau mengundurkan diri?"
"Ya, kau keberatan?"
Freen tersenyum manis. "Tidak keberatan, kurasa itu bagus aku tak mau istriku setiap hari bertemu dengan mantan pacarnya, tapi aku bisa bantu kalau kau mau ambil kembali Group Waverly."
"Jangan khawatir kalau aku butuh bantuanmu, pasti aku akan bilang--"
Ponsel Becky berdering terpampang jelas nama Fay Nakhon disana.
"Kau pikir dengan merusak kerja sama Group Spades dengan kami tak ada yang bisa kami lakukan?"
"Apa otakmu bermasalah?Aku tidak tahu apa maksudmu."
"Jangan berpura-pura, kuberi tahu kau sekarang aku punya orang yang juara ketiga dalam kompetisi Desain Furnitur."
"Benarkah? Kalau aku tak salah mengingat jurang ketiga itu adalah May kan?"
"Ternyata kau tahu."
"Kalau gitu, semoga beruntung."
Becky memutuskan sambungan telponnya. "Freen Spades?" Freen bertanya kepada Becky.
"Ya, Group Spades dan Group Nakhon ternyata membatalkan kontrak."
"Sungguh tiba-tiba, apa dia mengira karenamu?"
"Ya, dasar gila!"
Freen tersenyum geli melihat Becky bergitu lucu saat marah-marah seperti ini. "Kali ini dia benar, memang ada hubungannya denganmu." Ucap Freen dalam hati.
"Mendengarnya bicara tadi sepertinya dia sudah ada solusinya."
"Dia bilang mereka sudah punya orang yang juara ketiga dalam kompetisi Desain Furnitur." Becky selalu terlihat tenang, jika marah pun Becky terlihat tenang.
"Kau tidak khawatir?"
"Karena karya itu adalah milikku."
"Milikmu?"
"Itu lukisan di tahun awalku, dan karya itu selalu di simpan di dalam studioku. Jadi, dia yang palsu."
"Kenapa kau tidak mengungkapkannya?"
"Dulu sudah kubilang tidak ada yang percaya, Ayah juga tak izinkan untuk memberitahu semua orang, sekarang aku beritahu kau rahasia." Becky dengan mengangkat dagunya lebih ke atas. "Aku adalah juara utama dalam kompetisi itu." Sembari tersenyum lebar.
Freen langsung merasa bangga saat Becky memberitahunya rahasia itu. "Tak disangka Istriku merupakan tokoh hebat yang rahasia." Freen menggenggam tangan Becky erat.
"Ya, kau beruntung. Awalnya aku mau pakai identitas ini untuk negoisasi dengan Group Spades dan meningkatkan proporsi kontrak, tapi sekarang tampaknya tidak perlu."
"Kalau kau mau kerja sama dengan Group Spades mungkin aku bisa membantumu." Freen Mengelus pelan kedua tangan Becky.
"Benarkah?"
"Ya."
"Tunggu setelah kuambil Group Waverly aku akan mewakili itu untuk bicara dengan Group Spades yang tak bisa di remehkan orang kan?"
"Ya. Ayo pergi."
Becky saat ini terlihat sangat bahagia bisa bersama dengan Freen, keduanya saling bergandengan tangan seperti pasangan yang tidak ingin di pisahkan.