Fay dan May merasa sangat jengkel atas apa yang mereka berdua alami hari ini, benar-benar membuang waktu cuma-cuma hanya ingin bertemu dengan CEO Spades.
Dan hasilnya malah sia-sia benar-benar di luar dugaan, Fay sudah menunggu dengan sabar meski terlontar umpatan-umpatan kecil untuk CEO Spades, tapi itu wajar karena Fay benar-benar di buat malu bahkan security di perusahan Spades bertindak untuk mengusir dirinya dan May.
"Semua karena Becky tak tahu apa yang dia lakukan sampai sekarang Freen tak mau ketemu kita." Seperti bisa May akan menyebut semua masalah ulah Becky.
Padahal sudah jelas-jelas ini karma untuk mereka tapi mereka masih saja tidak tahu diri.
"Group Spades benar-benar keterlaluan! Karena mereka begini, jangan salahkan kalau aku lebih kejam." Fay mencengkram setir mobilnya.
"Fay kau mau lakukan apa?"
Fay mengambil ponselnya dan kemudian menghubungi seseorang.
"Aku punya beberapa informasi, kuharap info ini akan jadi topik hangat besok!"
____________
Keesokan hari Phuwin berlari ke ruangan milik Freen dengan wajah khawatir dan tergesa-gesa.
"Gawat Nona, Anda lihat topik panas itu." Phuwin memberikn Ipadnya kepda Freen, dan Freen melihatnya. "Urutan pertama yaitu Group Spades menindas klien dan tak tepati janji. Yang kedua Group Spades mendukung produk luar negara dan menolak kolaborasi dengan produk dalam negara, Nona ini pasti ulah kedua orang itu mereka marah karena di usir kemarin, lalu menggunakan taktik curang."
Freen berdiam diri dan memikirkan solusi untuk jalan keluarnya.
"Minta orang untuk mengurusnya."
"Apa perlu kita panggil humas?"
"Belum perlu."
"Baik." Phuwin pergi meninggalkan ruangan Freen.
Setelah kepergian Phuwin, Freen kemudian menerima sambungan telpon dari seseorang dan mengangkatnya.
"Freen apa kau sudah lihat topik panas?"
"Menurutku kau bisa mengurus hal seperti itu."
"Baik."
"Aku sudah lihat tak disangka mereka begitu licik, mereka memaksa Group Spades untuk kerja sama."
"Group Spades takkan mau dipaksa dengan cara yang tercela ini."
"Tapi aku tak boleh biarkan mereka begitu senang, akan kuungkap bukti bahwa May bukanlah pemenang juara ke tiga itu, bukannya kau kenal orang di Group Spades? Biarkan mereka yang ungkap informasi ini. Bilang saja group Spades batalkan kontrak karena skandal ini."
"Oke."
Freen memutuskan sambungan telponnya, dan melihat-lihat gambar di layar ponselnya, yaitu gambar desain. Lalu kemudian Phuwin kembali datang ke ruangan Freen.
Freen memberikan ponselnya kepada Phuwin. "Ungkapkan ini Group Nakhon dapat desainer yang tercela jadi Group Spades memutuskan kontrak."
