BAB VI : Manusia Hologram

11 6 0
                                    

Sial, ini semua membuatku menangis. Harusnya, aku tetap bersyukur, kan? meskipun hanya memiliki seorang Ayah, beliau tetap Ayah yang kuat seperti 'Avatar'. Hari ini rasanya, benar-benar sangat melelahkan, aku merebahkan tubuhku diatas kasur, menutup mata dalam 5 menit dan aku berhasil tertidur lelap.

"Zinji, bangun Zinji"

"Zinji ayo bangun"

Aku yang baru saja tertidur sekitar 10 menit yang lalu tiba-tiba terbangun mendengar suara yang memanggil namaku.

Perlahan ku buka mataku, aku hanya bisa melihatnya dengan samar, mungkin karena ragaku belum sepenuhnya utuh karena aku memang sangat kelelahan.

"Ada apa?" Tanyaku sembari berusaha membuka mataku.

"Ada tugas untukmu" Ucap seseorang didepanku. Aku rasa sepertinya, ia seorang lelaki. 'Apa ayah sudah pulang?' tapi tidak biasanya ayah langsung membangunkan ku.

"Tugas apa?" Aku berusaha mengangkat badanku, mataku masih saja hanya mampu melihat samar seseorang di depanku.

"Bukalah, liontin hati yang berada di kalungmu. Lihatlah isinya. Kau tidak pernah membukanya, bukan?."

"Kenapa?"

Tiba-tiba seseorang digadapanku pergi. Ntah, pergi lewat mana. Tapi bayangan yang ku lihat samar-samar sudah tidak ada.

"Eh, tunggu. Jawab dulu pertanyaanku. Kau mau pergi kemana? hei tunggu....."

***

"TUNGGU"

Aku terkejut saat mendapati diriku baru saja terbangun dari tidur lelap. Aku menatap jam dinding di kamarku, jarum jam menunjukkan waktu 23.10 WIB. 'Apa ini? Bukankah tadi aku sudah bangun dan aku memanggil sosok di depanku? apa jangan-jangan, barusan itu hanya mimpiku? ah, gila, hari ini benar-benar sungguh kacau.'

Aku menatap lekat liontin bentuk hati yang ada pada kalungku. 'Orang tersebut memintaku membukanya? Apa harus membukanya ya?'.

Aku benar-benar berada diposisi yang sulit saat ini, aku takut untuk membukanya, sebab Ayahku melarangku.

Eh, tapi tunggu bentar, Ayahku kan hanya melarang membuka kalung, itu berarti aku boleh membuka liontin ini kan, lagipula ini kan hanya liontin yang masih tetap akan berada di kalung ini. Baiklah.

Perlahan, ku coba membuka liontin berbentuk hati ini. Memang liontin ini bisa dibuka namun, aku sama sekali tidak pernah menyentuhnya. Hanya saja, hari ini, aku benar-benar ingin mengetahui isinya. Siapa tahu, didalam liontin ini ada foto Ibu ku.

Sekelebat cahaya tiba-tiba keluar dari dalam kalung ini saat perlahan aku membukanya, semakin aku membuka liontin ini semakin terang pula cahaya yang keluar dan membuat mataku sakit hingga aku harus menutup mataku dengan sebelah tanganku, sedang yang satunya mencoba membuka liontin tersebut lebih lebar lagi.

"Halo, Aduhhhh, jadi begini rasanya dunia ini yaa, Wahh, langit malamnya sangat indah, sepertinya aku akan betah disini "

Aku menatapnya selama 5 detik. Kemudian, tubuhku lemas dan terjatuh di lantai. Namun, aku masih bisa duduk kembali sembari mencerna semua ini.

Saat ini, aku menatap sebuah hologram yang bersinar dan terdapat satu sosok seperti manusia dengan postur tubuh yang proporsional, alis yang sempurna dan mata yang indah. Rasanya aku seperti tidak asing, aku seperti mengenal sosok yang berdiri tegak di hadapanku. Namun, berada dalam sebuah hologram. Ah, aku ingat sekarang!.

"R-Rey." Celetukku.

"Rey? Rey siapa? Kau Zinji, bukan? Perkenalkan, Aku adalah temanmu sejak kelahiranmu. Aku diciptakan untuk membantumu, sejak sistem diluncurkan, aku belum memiliki nama sampai saat ini. Hmmm, kira kira apa nama yang cocok ya untukku?" Ucapnya sembari memegang dagunya seakan berpikir.

Apa maksud dia? Sistem? dia bukan manusia nyata? lalu dia temanku? Tapi wajahnya persis seperti temanku. Hologram ini juga menampilkan sosok seperti manusia nyata, yang dapat berbicara berbikir layaknya manusia. Bahkan kemampuan bahasanya tidak seperti AI yang diciptakan manusia. apa-apaan ini. Aku memang begitu banyak membaca sebuah paradoks dan ilmu filsafat. Namun, tidak mungkin aku gila karena mempelajari hal itu, kan?

Aku yang saat ini sedang duduk tergeletak di lantai sembari mencerna semuanya, perlahan mencoba bangkit dan mendekat padanya.

"Eitttssss, Zinji. Kau tidak boleh mendekatiku. Jika kau mendekatiku maka aku tidak mau menjadi temanmu lagi, huh." Dia mengomel layaknya manusia yang sesungguhnya, kemudian memalingkan wajah dan badannya yang bagiku terlihat sangat lucu. Meskipun wajah dan badan tersebut persis seperti Rey si Psikopat.

Aku pun mundur kembali dan duduk diatas kasurku. "Baiklah, aku tidak akan mendekatimu. Sekarang tolong ceritakan kedatanganmu kemari untuk apa dan mengapa kamu tiba-tiba berada disini?"

Dia menjulurkan tangan kanannya seakan menyuruh untuk stop. "Tunggu, sebelum aku menjawab semua pertanyaanmu, bukankah akan lebih baik jika kau memberiku sebuah nama?" Kemudian, senyum yang indah muncul diwajahnya yang teduh itu.

Apa ya nama yang cocok untuknya? Hmm, Rey? Ah, Rey manusia Psikopat itu terdengar sangat buruk untuk manusia ini. Sepertinya aku tahu.

"Rayhan." Ucapku.

"Hmmmm, baiklah. Zinji perkenalkan, namaku Rayhan dan aku adalah temanmu sejak kecil." Ucapnya penuh percaya diri.

"Rayhan, Rayhan, Rayhan.." Dia terus saja mengulang nama yang telah ku berikan padanya.

"Baiklah cukup, sesuai janjimu tadi. Sekarang coba jelaskan padaku kedatanganmu kemari untuk apa dan mengapa tiba-tiba berada di rumahku tepatnya dikamarku saat ini?"

"Sebelum itu aku ada satu syarat lagi, hanya satu ini doang kok." Sembari memohon dengan mata binar nya.

"Baiklah, katakan cepat"

"Aku ingin menonton itu--" Dia menunjuk TV yang berada di depan kami.

"Kau sudah melihatnya saat ini, bukan?" Godaku.

"Isshhh, bukan itu maksudku" keluhnya

"Terus apa dong...." Tanyaku mencoba terus menggodanya.

"Aku mau menonton itu" Jawabnya dengan mata berbinar-binar.

Manusia Hologram satu ini, apakah ia memiliki rasa emosional?. Aku benar-benar dibuat bingung olehnya.

"Menonton apa?"

"Drama"

"Kamu tahu apa itu drama?"

"Yah, database ny masih bisa diakses. Aku punya summary kumpulan data terkait drama yang sudah pernah kau tonton. Ehehe." Seringainya.

"Kamu mengakses data mengenai semua kegiatanku?" Aku melototkan mata padanya.

"T-tidak, tidaak. Aku hanya mengakses datamu saat kau terluka, terjadi masalah dan saat kau menonton drama." Ucapnya dengan wajah ketakutan.

"BOHONG!!"

"Aku tidak berbohong, Zinji."

"Aku tidak percaya padamu. Sepertinya sistem mu juga bisa dibuat untuk berbohong" keluhku sembari melipatkan kedua tangan.

"Kau pernah melihat kecerdasan buatan berbohong? Aku tetap tidak bisa berbohong layaknya mereka, Zinji. Percayalah padaku."

"Aku tidak percaya padamu. Kamu tahu, kecerdasan buatan tidak punya emosi. Sedangkan, kamu bisa merasakan emosi. Lalu, aku yakin kamu juga pasti bisa berbohong. Huh."

"Zinji, aku tidak berbohonggg. Percaya padaku. Please. Ayolaahhh, biarkan aku menonton drama saat ini." Mohonnya.

"Kalau kau marah padaku, aku minta maaf. Tapi aku benar-benar tidak berbohong, Zinji....." Tambahnya.

"Pleeeeeeeaseee"

...............


********

Bagimana manusia hologramnya? Suka tidak? Jangan lupa tinggalkan komentar kalian dibawah yaa ^.^

Halo! Ini penulis Ai!. Tolong beri ulasan setelah membaca ya. Kami sangat ingin tahu pendapat kalian. Terimakasih sudah mau membaca cerita ini. Jangan lupa Comment dan Vote yaa...... ^.^


Tiktok : @aiecrivant
Instagram : @aiecrivant_

JAHE aka Rahasia Zinji (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang