Chapter 17

10.8K 889 15
                                    

Happy reading!

     Bam senang sekali karna bisa ke panti lagi. Semua teman-temannya ikut senang dengan kehadirannya. Dulu, panti itu satu-satunya rumah untuk Bam pulang, namun kini ia sudah punya rumah baru. Rumah diddy, rumah tempatnya pulang dan disayang.

     Xavian dan Efren sudah bersama mereka di panti asuhan. Mereka berdua  membawa beberapa kantong plastik yang berisikan makanan untuk anak-anak panti.

    "Makasih om!"

   "Makasih diddynya Bam!"

    "Makacih om!"

    Begitula ucapan terima kasih yang keluar dari mulut anak anak panti setelah menerima makanan berupa jajan dari Xavian. Itu semua tidak luput dari perhatian Leonardo dan Bam.

    "Bagi-bagi ya. Biar semuanya dapat," ucap Efren. Ia mengusap rambut anak yang sepertinya seumuran dengan Bam yang duduk di pangkuannya. Efren merasa sedih melihat anak-anak panti yang kehilangan kedua orang tua di usia terbilang muda, namun ia bersyukur karna anak-anak panti ini mendapat layanan dan kehidupan yang cukup selesa di sini walaupun serba sederhana.

    "Bam mau?" tanya Xavian. Ia menghulurkan jajanan pada si kecil namun Bam hanya menggelengkan kepala. "Kenapa?"

    "Nanti habic. Ini untuk teman-teman Bam. Bam cudah mam banyak di lumah."

    "Nggak apa apa sayang. Kalau habis nanti diddy beli lagi. Ini... Bam makan sama teman-teman yang lain."

    "Makacih diddy." Bam mengambil jajan itu lalu mendekati anak yang lainnya. "Bam juga punya lo. Kita kayak kembal."

    Begitulah aktivitas mereka di panti. Bam bermain bersama anak yang lain, Leo berjalan mengelilingi panti, Efren yang sibuk meladeni anak kecil dan Xavian yang sibuk dengan pikirannya sendiri.

    Hampir maghrib, akhirnya Xavian membawa Bam pulang ke rumah rehat. Pada mulanya Bam menolak dibawa pulang, namun setelah beberapa kali bujukan akhirnya si kecil mau pulang juga.

    "Mau ke abah," ucap si kecil dengan suara yang perlahan.

    "Besok ya? Ini udah sore."

    "Ndak bica cekalang?"

    "Nggak bisa sayang. Besok ya?"

    "Hmm....tapi janji ya?"

    "Iya." Xavian mengangkat Bam ke gendongannya. Rambut si kecil sudah mulai lepek dan mukanya juga basah karna keringat. "Bam happy nggak?"

    "Happy. Makacih diddy bawa Bam ke cini lagi."

    "Sama-sama." Xavian mencium pipi gembul dan dahi Bam. "Setelah ini kita mandi ya?"

     "Iya~!"

    Aktivitas sore sampai malam berjalan seperti biasanya, dimana mereka makan malam bersama, mendengar semua cerita si kecil dan tidur bersama. Bahkan si kecil tidur lebih awal dari biasanya, mungkin karna ia kelelahan setelah bermain bersama teman lamanya.

    Pagi pun tiba, suasana pedesaan yang masih asri membuat suasana pagi lebih menyenangkan dari biasanya. Suhu pagi yang lebih dingin membuat dua manusia dengan umur yang bertaut jauh saling berpelukan, memberi kehangatan antara satu dengan yang lain.

    "Morning baby," ucap Xavian dengan suara seraknya. Ia memeluk erat tubuh Bam yang mengenakan pijama bermotif anak babi.

    "Molning diddy." Bam tersenyum manis lalu mendekatkan hidungnya dengan hidung Xavian. "Hali ini Bam mau main lagi."

BAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang