Sore harinya, sebelum pulang ke rumah up mengantarkan poom ke kafenya untuk kerja.
"Aku akan pulang dulu dan mengemas barangku, aku akan menjemputmu nanti jam 8 oke?"- kata up pada poom di depan kafe, auh seperti suami yang mengantar istrinya kerja hehehe
"Oke phi up"- poom
"Eh mampir dulu saja deh, aku ingin americano spesial buatanmu?"- up
"Tidak"- poom
"Hum tidak?"- up
"Bukankah sudah terlalu banyak kopi yang phi minum? Tadi pulang dari supermarket, tadi saat makan juga, dan aku yakin dinner nanti phi juga akan pesan americano, phi tahu kan jika terlalu banyak kopi bisa bikin sakit perut kan?"- omel poom pada up
"Euy oke2, kau menyeramkan saat marah"- goda up
"Aku tidak marah phi, aku hanya memberitahumu jika minum kopi terlalu banyak itu tidak baik"- poom
"Iya iya, yasudah aku akan pulang sekarang"- up
"Oke, hati2 dijalan phi"- up kemudian masuk mobil dan pergi meninggalkan poom yang masih setia menunggu didepan kafe sampai bayangan mobil up menghilang dan setelah itu dia masuk ke kafe.
"Euy, tingkah kalian berdua semakin mesra saja, tidakkah kau punya hubungan dengan pak bos hum?"- seorang pria mengagetkan poom, dia dari tadi berdiri di depan pintu kafe dan melihat interaksi antara up dan poom
"Astaga kau mengagetkanku phi in"- inntouch adalah teman kerja poom, umur nya lima tahun diatas poom
"Kau tidak mau menjawab pertanyaanku poom, kalian punya hubungan kan?"- in
"Iya"- poom
"Benarkah? Kalian jadian?"- in
"Pikiranmu benar2 melayang kemana2 phi, kami ini teman, sahabat, phi nong sama seperti aku dan dirimu"- jelas poom sambil memakai apron bersiap untuk mulai kerja
"Huh? Tapi dari yang kulihat sikap kalian berdua lebih dari itu"- in mencoba menggoda poom.
Jangan salah paham ya...in itu bukan cuma teman kerja, poom sudah menganggap in sebagai phi nya dan juga sebaliknya, mereka seperti phi nong sungguhan padahal beda orang tua, in juga adalah orang yang membawa poom kerja di kafe ini. Jadi tidak salah jika mereka dekat.
Up pun juga baik2 saja dengan itu karena dia tahu in sudah punya kekasih. Dan dia tahu in benar2 punya jiwa seorang kakak, dia sendiri merasakan itu.
"Apanya yang lebih phi in?"- poom
"adikku ini memang terlalu polos"- batin in
"Oh ya,kudengar dia mau mengemas barang2, memang bos mau kemana?"- in
"Dia akan pindah kerumahku phi"- poom
"Apa? Kerumahmu?"- in
"Huum"- poom mengangguk
"Jadi dia akan tinggal bersamamu begitu?"- in memastikan
"Iya phi in, memangnya ada apa?"- poom
"Tidak ada"- in
"Tidakkah ini waktunya jiwa phi dalam diriku keluar?...aku perlu memberi wejangan pada khun up sebelum tinggal dengan poom"- batin in, dia hanya khawatir pada poom
"Aku dengar juga dia akan menjemputmu jam 8 nanti? Mau kemana?"- in melanjutkan pertanyaan nya
"Kau seperti menginterogasi saja"- poom
"Jawab saja"- in
"Phi up mengajakku dinner untuk merayakan pindahan ke rumahku, nanti jam 8 dia akan menjemputku"- poom
"Lihat, seperti ini kau bilang tidak ada hubungan lebih"- kata in
"Memang tidak ada, kau ini aneh...sudah ayo kerja"- poom
.
.
.
Jam menunjukkan pukul 8, up benar2 tepat waktu menjemput poom, dia bahkan sudah di depan kafe saat poom baru saja keluar.
"Phi up"- poom terkejut karena saat menghampiri up, up tiba2 mengeluarkan paperbag di depan mukanya
"Hum apa ini?"- poom
"Baju, aku ingin kau pakai baju itu, bolehkah?"- up
"Kenapa harus ganti baju, phi malu dengan pakaianku?"- poom
"Kenapa harus malu poom, aku ingin kau pakai baju itu bukan karena malu dengan pakaianmu, tapi aku ingin menyesuaikan suasana"- up
"Suasana?"- poom
"Ukhum, maksudnya agar semuanya berkesan poom"- jelas up gelagapan
"Oh oke, aku ganti baju di dalam kafe dulu,phi tunggu disini"- poom masuk kembali ke dalam kafe untuk ganti baju dan saat itulah inntouch menghampiri up
"Dia benar2 polos dan tidak peka kan khun up"- kata in
"Eh phi in, sejak kapan kau disini?"- up
"Sejak tadi aku memantau khun bersama dengan poom"- in
"Oh begitu"- up
"Khun up, kudengar kau akan tinggal bersama poom kan?"- in
"Poom cerita padamu?"- up
"Iya, jika itu benar aku senang poom akan punya teman dan tidak kesepian lagi jika dirumah, tapi aku mohon jagalah dirimu khun up, aku tahu kau menyukai poom kan?"- pertanyaan in ini benar2 membuat up terjekut dan bingung harus menjawab apa
"Tidak perlu gugup khun up, aku juga pernah jatuh cinta dan sikapku juga sama sepertimu, aku ingin kau menjaga dirimu agar semuanya tidak terlewat batas, poom itu sudah kuanggap seperti adikku sendiri jadi aku hanya ingin menjaganya, lagipula khun belum menyatakan perasaan pada poom kan?"- in
"aku mengerti phi in, aku senang poom punya orang baik yang sayang padanya sepertimu dan untuk menyatakan perasaan umm aku belum berani melakukannya phi in, aku ingin lebih dekat dulu dengan poom"- jelas up
"Jangan terlalu lama pendekatan,nanti bagaimana jika lebih dulu diambil orang?"- in menggoda up
"Agh jangan sampai phi in"- up
"Apa yang kalian bicarakan? Terlihat akrab sekali"- poom datang dan langsung membuat up terpesona
Baju putih yang bermodel simple itu benar2 menawan di badan poom, memancarkan aura cantik, imut, tapi juga tampan menjadi satu.
"Wow"- up melongo
"Jangan melongo khun up"- in menutup mulut up dengan mendorong dagunya dari bawah
"Um maaf, aku hanya sedikit pangling dengan poom"- kata up membuat poom malu
"Kau bisa saja phi up"- poom
"Yasudah masuklah ke mobil, phi in kami pergi dulu"- up
"Baik khun up, hati2lah...kau juga poom"- in
"Tenanglah phi in, aku yang akan menjaga poom"- kata up membuat poom kembali malu sampai rona pink keluar dari pipinya.
"Sudahlah phi, ayo berangkat"- poom
"Oke2"- up dan poom pun berangkat untuk dinner meninggalkan in yang senyum2 sendiri karena gemas dengan pasangan yang belum resmi itu, um mungkin bentar lagi bakal resmi 😁.
Oke phi2 sampai sini dulu ya, maaf cerita nya pendek dan agak gimana gitu soalnya aku lagi sakit jadi ga bisa mikir 🙂
So thank you and stay tuned for the next chap🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
First Love❤
FanfictionKalian tahu cinta? Ya, cinta itu perasaan tiba tiba, yang datang tak terduga, membuat tersipu dan terpesona. Cerita ini tentang cinta 2 orang pria, um kedengarannya aneh kan? Bagaimana pria bisa jatuh cinta dengan pria lain, tapi itu lah cinta, dia...