11

198 28 11
                                    

Up benar2 seperti orang yang kehilangan kewarasan sekarang, dia mondar mandir kesana kemari di depan ruang igd. Asal kalian tahu. Saat poom dimasukkan ke ruang igd tadi,up sempat emosi sampai bisa mencengkeram porsche dan mengancam untuk membunuhnya. Jika saja orang tuanya tidak menahannya tadi, mungkin porsche sudah akan mati ditangannya saat itu juga.

"Up, tenanglah...duduk dulu dan tenangkan dirimu nak"- kata ibu up berusaha menenangkan up yang sejak tadi mondar mandir dan terus sesekali menatap pada pintu igd

"Tidak bisa ibu, aku takut poom kenapa2...dia terluka parah tadi, aku takut kehilangannya, aku benar2 takut ibu"- up mulai menangis tersedu

"Jika saja aku tidak berencana meninggalkannya tadi, poom tidak akan mengejarku kan ibu, porsche juga tidak akan melihatku dan dia tidak akan menabrakku jadi poom tidak akan menyelamatkanku ibu, dia tidak akan terluka parah ibu"- up benar2 kacau sekarang, punggungnya menempel pada dinding dan perlahan merosot kebawah, menenggelamkan wajahnya pada kakinya kedua kakinya serta kedua tangannya.

Ibu up yang tidak tega dengan kondisi anaknya pun akhirnya memeluk up, di pikirannya saat ini adalah semua ini kesalahannya, jika dia tidak menyuruh up untuk berpisah dengan poom, semua ini tidak akan terjadi. Ayah up pun juga merasa bersalah, dia berjongkok sambil mengelus punggung putranya.

"Maafkan ayah up"- ayah up buka suara, nadanya benar2 terdengar bergetar, sepertinya ayah up menangis

"Maafkan ibu juga up"- kata itu sukses keluar dari mulut ibu up juga, up sebenarnya ingin marah karena dia juga berpikir orang tuanya juga salah dalam hal ini tapi dia tidak kuasa melakukan itu dan saat ini dirinya juga tidak bertenaga untuk melakukannya.

.

.

.

Setelah beberapa jam menunggu, dokter yang menangani poom akhirnya keluar, tapi wajahnya benar2 mengguratkan suatu perasaan yang sukses membuat up dan yang lainnya tegang.

"Bagaimana keadaan poom, dokter?"- up

"Maaf tuan"- satu kata dari dokter ini membuat semua nafas orang2 disana tercekat

"Kenapa minta maaf, apa yang terjadi? Poom kenapa?"- up

"Pasien sudah pergi tuan, maafkan saya"- dokter itu menundukkan kepalanya tanda penyesalan. Mendengar itu, up sontak menegang, badannya sedikit limbung. Jika saja ayahnya tidak memegangnya, mungkin dia akan jatuh.

"Poomku tidak boleh pergi ayah, poom ku tidak boleh pergi ibu"- up tertunduk menangis

"Keadaan pasien memburuk setelah operasi tuan, sepertinya ada sesuatu yang membuat pasien lebih memilih untuk pergi daripada bertahan disini"- kata2 dokter kali ini sontak membuat up teringat sesuatu

"Apa ini karena aku meninggalkannya?"- batin up dan sedetik kemudian dia memohon kepada dokter untuk bisa menemui poom di ruang igd

"Aku mohon biarkan aku masuk, aku ingin bicara padanya dokter, aku tidak sanggup jika dia meninggalkanku, kumohon biarkan aku masuk dokter"- up memohon dan terus memohon, bahkan ibu nya pun ikut memohon sampai akhirnya dokter mengangguk dan membawa up masuk ke dalam.

.

.

.

Saat masuk, up melihat poom yang terbaring lemah dengan beberapa alat medis menempel di tubuhnya, up sempat tidak tega tapi dia terus maju sampai berada tepat disamping ranjang poom.

Sebenarnya saat up masuk tadi, banyak suster yang menghentikannya tapi dokter menghentikan mereka dan mengangguk membuat para suster itu berhenti dan membiarkan up mendekati poom.

First Love❤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang