020. Cemburu?

162 18 5
                                    

Kepala gadis itu rasanya penuh dan pusing memikirkan masalah perjodohannya. Bagaimana pun Lana tidak mau dijodohkan dengan Khalid apalagi dia tidak punya perasaan sama sekali pada pria itu.

Lana menempelkan jarinya pake pintu untuk membuat apartemennya, bertepatan dengan sebuah pesan masuk ke dalam ponselnya, membuatnya berjalan sambil menatap ponsel itu.

Khalid
Gue minta maaf karna tadi megang lo sembrangan.

Lana hanya mendengus menatap pesan itu dan tidak berniat untuk membalasnya karna dia pun sebenarnya tidak keberatan demi kelancaran actingnya, hanya saja dia sempat terkejut.

Tadi Khalid tidak menawarinya untuk pulang bersamanya karna dia harus ke kosan Kala untuk mengambil laptopnya yang berada di sana, katanya. Lana juga tidak berniat ingin diantar olehnya karna dia kan pergi bersama Kaina, jelas dia harus mengantarkan Kaina pulang terlebih dahulu tapi gadis itu malah meminta untuk diturunkan di Mall karna dia ingin mencari pakaian untuk golf. Katanya dia ada janji bermain golf bersama eyangnya, Lana juga sempat ditawari namun dia menolak karna tugasnya menumpuk.

"Abis dari mana?" Tanya Kaisar yang daritadi ternyata sedang tiduran di sofa sambil memainkan game di ponselnya.

Ketika melihat Lana pulang, pria itu langsung menaruh ponselnya dengan suara protesan dari teman-temannya karna dia mengabaikan gamenya itu.

"Makan." Jawab Lana lalu pergi ke kamarnya untuk menaruh tasnya dan kembali keluar, menuju dapur membawa minum.

"Kenapa telpon aku gak diangkat? Kamu pergi sendirian?" Tanyanya kembali, menyusul Lana ke dapur.

Tangan Lana meletakkan gelas itu di meja dan menatap balik Kaisar yang sedang berdiri meminta penjelasan.

"Sama Kaina. Ponsel aku mati."

Wajah pria di depannya itu memperlihatkan kecurigaannya.

"Kaina bilang dia gak sama kamu." Curiganya.

Padahal ya ucapan Kaina itu Lana sendiri yang menyuruhnya karna dia tidak ingin Kaisar menyusulnya kesana.

"Aku yang suruh bilang gak sama aku." Katanya membuat Kaisar semakin kelihatan marah.

Semenjak kejadian kepergok ciuman di basemen itu. Kaisar terus menerus menanyakan perihal siapa Khalid, membuat Lana menghindarinta karna dia sedang malas berdebat. Apakah Lana pernah bilang kalau Kaisar ini tipikal pria yang sangat mudah cemburu? Tanpa melihat kepada siapa saja.

"Kenapa harus bohong segala? Diajarin siapa sih kaya gitu?" Ucapnya penuh dengan nada tidak suka sambil mendekat ke arah Lana agar dia bisa melihat secara jelas mata gadis itu. "Kamu belum jelasin siapa cowok yang waktu itu." Tangan Kaisar mengelus pipinya lembut namun ini malah tampak berbahaya bagi Lana.

"Bukan siapa-siapa aku." Jawabnya sambil menepis tangan pria di depannya itu.

"Jawab jujur, Na." Ucapnya penuh tuntutan dan penekanan.

"Kamu tau sendiri aku gak pernah punya temen cowok karna kamu selalu larang-larang aku buat deket sama cowok lain. Jadi kamu berharap dia siapa sih?"

"Kenapa kok jadi kesana sih?"

Padahal jawaban Lana itu cukup jelas. Harusnya Kaisar mengerti. Lana hanya mengutarakan yang sebenarnya, yang terkadang dia juga muak ketika terlalu dikekang oleh pria ini.

"Ya, terus aku harus apa biar kamu percaya?" Tanyanya tanpa menunggu jawaban yang keluar dari Kaisar karna Lana malah hendak pergi meninggalkannya, namun tangan pria itu langsung menahan Lana.

"Tapi dia nyapa kamu!" Tuntutnya lagi karna tidak percaya dengan apa yang Lana ucapkan.

"Aku cuman pernah ketemu dia beberapa kali. Itu juga gak sengaja dan aku bener-bener gak kenal dia." Ucapnya jujur karna sebelum kejadian itu Lana memang tidak mengenal Khalid, kan? Dia baru mengenal pria itu kemarin saat perjodohannya.

Pacify HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang