5🦋☀️

81 8 0
                                    

ningning mengambil kotak makannya dengan sedih, ia akan pulang melupakan kejadian ini tetapi saat ia berbalik malahan bertabrakan dengan pria sekolah lain.

"sorry, sorry banget"

pria itu hendak membantu ningning berdiri tetapi ningning malah menangis kencang.

"loh kok lu malah nangis emang sakit tabrakan sama gua?"

ningning terus menangis, pria yang bingung itupun akhirnya memilih menunggu ningning menyelesaikan tangisannya.

"maaf ya" ucap pria itu saat dirasa Ningning  berhenti nangis.

"gua yang minta maaf"

"sakit banget ya sampe nangis?"

ningning mengangguk memegangi dadanya,

"gua kesini mau nyari cewenya temen gua, gua gak tau ini uks makannya masuk"

"siapa nama ceweknya?"

"eunchae, tadi dia sama temen gua tapi malah ilang"

oke, ningning mulai paham situasi ini.

"cari aja di koridor gua permisi dulu"

baru saja ingin melangkah, tangan ningning dipegang oleh pria itu.

"gua kesini sama temen gua disuruh kepala sekolah, lu bisa anterin kesana gak?"

ningning berpikir sebentar tak lama ia mengangguk. mereka pun keluar dari uks menuju ruang kepala sekolah.

"makasih, gua jay"

"ningning"

"maafin gua karena nabrak lu ya" sesal jay.

ningning mengangguk, ia berjalan ke ujung dengan hujan yang masih turun deras dan perasaan yang hampa. ningning memasukan kotak makannya yang dibuang tadi dan tak disangka ada haechan juga disana.

"kemana winter, Karina, Giselle?"

jika saja ia tidak melihat eunchae dan haechan tadi pasti ia akan teriak kegirangan karena haechan mengajaknya bicara.

"duluan" ningning mendekat memberikan payung pada haechan. "dipake, hujan"

saat ningning hendak menerobos hujan, ia melihat jay niki dan eunchae masuk mobil tetapi ia terfokus pada yang eunchae pegang.

"kue yang aku buat rasanya gimana?"

"kue apa?" heran haechan.

"kue yang aku kasih pagi tadi chan, kamu makan kan?"

"gua udah bilang gak suka kue gituan jadi gua kasih ke-"

"oke cukup"

ningning berlari menerobos hujan dengan air mata yang kembali mengalir, kue yang ia buat dengan penuh perjuangannya ternyata hanya sia-sia.

———

"lu gak usah sekolah dulu ya ning muka lu pucet banget" khawatir teman-temannya.

"iya, buatin gua surat ijin ya?"

"aman, cepet sembuh ya tuh udah gua siapin makanan nanti obatnya gua suruh renjun kesini pas istirahat"

"makasih"

mereka pun berangkat sekolah tanpa ningning, mereka sudah yakin ningning akan sakit saat ia turun dari mobil kemarin.

"renjun gua mau minta tolong boleh?" tanya winter di lapangan, disitu juga ada jeno, jaemin dan haechan.

"kenapa?"

"ningning sakit dirumah sendirian, lu bisa gak istirahat kerumah beliin dia obat?"

"bisa win bisa, dia sakit kenapa?"

winter melirik haechan yang diam saja, padahal aslinya haechan sedikit khawatir.

"panas badannya mungkin kehujanan kemarin"

"gua beliin sekarang aja dah kesian ningning belum minum obat"

"lu dipanggil guru olahraga kalau lupa njun" ingat jaemin.

"aduh anjing lupa lagi, jen lu aja ya?"

"ok-"

"gua aja"

ucapan haechan membuat yang lainnya melongo, tidak menyangka haechan akan mengajukan diri sendiri.

"yang bener lu?" heran jeno.

"serius, jaem absenin gua ya"

haechan merogoh sakunya mengambil kunci motornya, hal pertama yang akan ia tuju ialah ke apotek, ia membeli semua jenis obat demam setelah selesai ia kerumah ningning.

haechan sedikit ragu untuk mengetuk pintu tetapi akhirnya ia pun mengetuknya 3 kali. tak lama ningning keluar dengan wajah yang masih pucat dan terkejut.

"gua disuruh renjun kesini beliin lu obat"

"makasih"

"lain kali gak usah pinjemin gua payung kalau jadinya lu sakit gini, yang disalahin kan gua jadinya"

"maaf"

"udah makan belum?"

"belum, ini baru mau makan. ini semuanya berapa biar aku ganti"

haechan melirik tak suka. "basi omongan lu, udah cepet makan terus minum obatnya"

"iya, makasih haechan"

ningning hendak menutup pintu akan tetapi  dihalangi oleh haechan.

"kenapa ditutup?"

"mau mak-"

"lu ngusir?"

"enggak" ningning membuka pintu. "masuk"

haechan pun masuk bersama ningning, hal pertama yang ia lihat adalah sisa kue di oven, pie susu dan makanan lain yang pernah ningning berikan padanya tetapi tak ada satupun yang ia makan.

"makan sama apa?" tanya haechan.

"giselle beliin bubur"

hal yang tak pernah ningning duga sedang terjadi hari ini, haechan menyuapinya, memberikan obat dan menjaganya saat ia tertidur sampai teman-temannya pulang. niat ningning yang akan berhenti menyukai  haechan batal karena perlakuannya hari ini.

sunflies (haechan X ningning)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang