33

81 12 7
                                    

Sudah seminggu shunxi, mark, jinyoung dan juga gyu melakukan penyelidikan, namun semua kerja keras mereka selalu berakhir pada jalan buntu.

Semua sia-sia...

Tidak sedikitpun mereka mendapatkan pencerahan pada hasil penyelidikan mereka  terlebih saat mengunjungi bangchan di pusat rehabilitasi, semangat mereka hilang begitu saja saat melihat bangchan tampak nyaman dan enggan pergi dari sana.

Sungguh di luar nalar...

Membuat mereka menjadi malas dan lebih memilih untuk menunggu tanggal keluarnya bangchan dari rehab, namun semua urung, jika bukan karena seungmin yang kekeh untuk menyelesaikan kasus bangchan.

Rasa bersalah dan kebingungan yang menghantui seungmin setiap harinya pada tragedi yang menimpa hyung pertamanya.

Membuatnya bekerja keras menjadi dokter sekaligus detektif dadakan.

.....

" sudah selama ini tapi masih belum dapat petunjuk! Sebenarnya seberapa pintar mereka menyembunyikan kejahatan! Apa mereka lulusan terbaik dunia kriminal atau gimana? Bahkan pembunuhan berantai aja pelaku masih bisa ketahuan loh... ada petunjuk, ini kok gak ada... " gerutu seungmin mengacak rambutnya frustasi.

" sabar kali, lu kata gampang... lagian gak semua kasus kriminal bisa di ungkap kalo lu lupa... lo tau gak, sekarang lu udah mirip sama salah satu penghuni RSJ.. " julid haechan melihat penampilan acak-acakan seungmin.

" masalah channie hyung harus kelar chan... kalo enggak gue gak bakal bisa diam... ini semua salah gue, kalo aja gue rajin ngunci pintu ruangan gue... kalo aja gue nyimpan hasil tesnya di tempat yang lebih aman... pasti gak bakala kayak gini... channie hyung gak bakalan di bawa ke pusat rehabilitasi... " keluh seungmin menghela napas lelah.

" itu bukan salah lo, tapi emang lagi ketiban apes aja... walaupun hasil tes di pegang sama gue bukan berarti tuh kertas tetap aman... pasti pelaku yang ngejebak chan hyung juga udah punya plan b, c, d... gak bisa nyalahin diri lo sendiri begitu..  lagian lo lupa gimana berserinya wajah hyung lo di sana? Dia happy banget kok, ngapain juga lo terlalu mikir sih... "

" gue ngerasa bersalah chann.. karena gue, nama baik channie hyung rusak... karier dia sebagai public figure hancur... " keluh seungmin.

" nama rusak ya tinggal cetak ulang aja kartu keluarganya...  lagian emang ada di dunia ini nama yang jahat? Nama perasaan bagus semua, apalagi pas pemberian bukan gratis... ada kambing yang berkorban... karier? Dia masih bisa jadi karyawan dari adek-adeknya.. apa susah? Gitu aja repot... justru bagus dia udah gak jadi public figure lagi... hidup aman, damai, sejahtera... keluarga juga darah biru, ongkang-ongkang kaki juga gak bakal dia kehabisan beras... " ujar haechan membuat seungmin menatapnya sinis.

" bisa serius kagak?! " ujar seungmin kesal.

" bisa... gak lihat wajah gue udah datar kayak papan triplek? Masih kurang kah keseriusannya di mata lo? Jadi harus pake gaya wajah gimana lagi gue kalo salah aja terus... harus sambil kayang kah? "

" terserah lo dah! Bodo amat gue! Ladenin lu yang ada gue makin gak waras! " keluh seungmin memijat pelipisnya pusing.

" lo tau lah kalo ubanan lebih cepat pelakunya siapa... " canda haechan.

" JELAS ELO!! "

tok, tok, tok~

" siapa? " tanya seungmin pada pelaku pengetuk pintu.

Dokyeom~

" masuk... "

Cklek!

" hy... sorry ganggu...  oh, ada dokter haechan rupanya... " sapa dokyeom ramah.

" ada perlu apa dokter kyeom? " tanya seungmin penasaran dengan kedatangan dokyeom yang sangat jarang.

" begini, aku mau minta tolong.. ada pasien yang sulit ku diagnosis, mungkin dokter min bisa membantu... "

" oh, tentu... ayo... " ujar seungmin dengan cepat beranjak dari duduknya, menarik haechan untuk ikut keluar dari ruang kerjanya karena akan ia kunci.

" terus? Gue ditinggal sendiri gitu? " tanya haechan merajuk.

" kerjain aja tugas lo! Jangan keluyuran mulu gosip sama para medis lain! " omel seungmin menyusul dokyeom yang sudah berjalan lebih dulu.

" tck, disangka gue gak pernah kerja apa... aduh sakit perut... toilet... " keluh haechan secepat kilat melangkah ke kamar mandi.

.....

" huft, leganya... " gumam haechan mencuci tangan di wastafel sekaligus berkaca, memuji ketampanannya sendiri hingga pandangannya teralihkan pada sebuah ponsel yang tertinggal di sana.

" loh ponsel siapa ini? " gumam haechan melihat-lihat casing ponsel tersebut.

Ting!

Ingat kalo sampai ketahuan, nyawa lo taruhannya!

Raut wajah haechan seketika menjadi dingin melihat pesan tersebut, ia dengan cepat membawa ponsel tersebut ke dalam salah satu bilik toilet.

Haechan mengeluarkan sebuah kabel hitam pendek yang digunakan pada ponsel temuannya, menyambungkannya dengan ponsel miliknya.

Membuka sebuah web asing, mengetikkan kalimat yang sulit di mengerti hingga tak lama kemudian sebuah nomor terpampang nyata di ponselnya.

Itu adalah kata sandi dari ponsel temuannya.

Haechan dengan cepat membuka kode sandi ponsel, memeriksa semua isi ponsel yang mampu membuat emosinya mendidih.

Menyalin semua yang berharga ke dalam ponselnya tanpa banyak basa-basi.

" gue gak nyangka lu bakal mau ngelakuin hal kotor kayak gini dokter kyeom.. sampah! " dumel haechan meremas kuat ponsel temuan yang ternyata adalah milik dokyeom.

.
.
.
.
.
.

sialan mana ponsel gue!!

" dokter min, saya ke toilet sebentar ya... " pamit dokyeom berusaha untuk tetap tenang, meski hatinya bergemuruh panik saat mengetahui ponselnya tidak ada di dalam sakunya.

.......

Dokyeom dan haechan berpapasan di pintu masuk toilet, membuat keduanya berada di situasi canggung mendadak yang tiba-tiba menguasai keduanya.

" dokter kyeom? Apakah anda sakit perut? " tanya haechan tersenyum ramah.

" ah... iya... begitu, sepertinya salah makan... " jawab dokyeom menyungingkan senyum manis yang terpaksa.

" minum obatlah setelah itu, saya duluan... " pamit haechan berjalan dengan angkuh meninggalkan dokyeom yang menatapnya tajam.

Tanpa membuang waktu lebih lama, dokyeom langsung saja memeriksa toilet dan benar saja ponselnya tertinggal disana.

" untunglah ketemu... " gumam dokyeom yang entah kenapa tidak ada perasaan lega di hatinya, justru hanya perasaan resah lah yang memenuhi dadanya.

.
.
.
.
.
.
.
.

" sudah cukup sampai hari ini aja main-mainnya... "

NOT YET, 2 ( STRAYKIDS ) HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang