Chapter 5 = Everything Is Connected

33 3 1
                                    

'Tak Tak Tak' terdengar jelas suara cipratan air yang diserang hentakan kaki anak-anak kelas 8A. Mereka tampak berlari tapi tidak terlalu kencang karna khawatir akan terdengar oleh makhluk-makhluk itu.

" Berenti" Kata Rangga sambil mengangkat tangannya, mengisyaratkan agar yang lain menghentikan langkahnya. Rangga mendengar ada suara dari dedaunan. Tidak lama kemudian, sebuah monster muncul dan membuat semuanya terkejut, Ammi hampir saja berteriak, beruntungnya Dea dengan cepat dapat menutup mulutnya.

Setelah makhluk itu pergi, mereka kembali lagi berjalan. Beberapa anak terlihat kelelahan, karena ternyata jalannya cukup jauh.

Dinara yang sudah kelelahan karna berjalan cukup lama menjadi tidak fokus. Ia tidak sengaja menginjak plastik eskrim yang membuatnya tergelincir.

"AKH !! " Dinara terpeleset yang membuat dirinya sedikit jatuh kebawah, karena jalan yang mereka lewati itu sedikit tinggi dan dikelilingi oleh semak-semak.

Melihat Dinara yang terjatuh semua langsung panik. Daeng dengan cepat melompat dan meraih Dinara. Akan tetapi, tepat ketika Daeng hendak membantu Dinara sebuah makhluk muncul yang membuat mereka berdua terkejut dan takut. Dinara terlihat terdiam, tubuhnya bergetar diselimuti rasa takut.

"Tenang" Kata Daeng mencoba menenangkan Dinara yang panik. Makhluk itu berdiri didepan mereka, merangkak mendekati Daeng dan berhenti tepat didepan wajahnya. Monster itu memajukan kepalanya degan bantuan lehernya yang memanjang sampai wajahnya dengan wajah Daeng hanya berjarak sejengkal.

Daeng menelan ludah. Monster itu tampak mengendus-endus lalu pergi begitu saja meninggalkan Daeng dan Dinara yang bingung tapi lega. Daeng dengan cepat membantu Dinara naik. Dea dan Sila dengan cepat menggenggam tangan Dinara dan menariknya. Sementara Daeng dapat naik dengan mudah ( maklum atlet panjat jendel- eh maksudnya panjat pinang- eh panjat tebing ! ) .

Mereka kembali berlari hingga terpentang hutan luas didepan mereka. Nazzar yang melihat sebuah rumah kosong yang biasa digunakan sebagai gudang pun segera memimpin teman-temannya untuk berlindung disana.

"Ayo masuk sini" Setelah memastikan rumah itu aman, Rangga dengan cepat menginstruksikan teman-temannya untuk masuk.

" Pak disini ada kasur ! " Kata Siti sambil menunjuk kearah pintu kamar tidur yang terbuka. Pak Angsor dan Andri bersama-sama memapah Syaidhana masuk dan membaringkannya diatas kasur. Zahra dengan cepat langsung memeriksa kondisi Syaidhan

"Ini ada selimut zar" Kata Zakiyyah sembari memberikan selimut yang ia temukan dilemari yang sedang digeledah oleh Nadilla.

"Banyak banget barang yang bisa dipake disini" Kata Nadilla sambil meneliti setiap barang yang ada di lemari.

"Gw cek rumah ya, siapa tau ada makanan atau barang yang bisa dipake" Kata Qnezz sambil melihat-lihat sekitar.

" Eh Nezz ini rumah orang" Tegur Juan yang membuat dirinya ditatap oleh semua orang.

"Ya benerkan, Gak boleh asal ngambil barang orang" Kata Juan yang membuat kepalanya digeplak oleh Elsa.

"Eh Juan diluar aja kaya gitu yakali masih ada yang mikirin barang-barangnya ! Make up gw aja gw tinggal tadi saking gw udah pusingnya ngeliat sekitar berantakan" Seru Elsa yang emosi dengan Juan.

Pak Angsor hanya menghela napas pusing. Ia benar-benar hanya memikirkan keselamatan anak-anaknya sekarang. Motor vespa kesayangannya pun sudah ia lupakan.

"Jangan sendirian nezz, minta temenin 2-3 orang" Kata Pak Angsor

" Sini gw ikut" Kata Khasna yang bangkit dari duduknya.

"Ayo gw sama Fardan juga" Kata Daeng yang langsung mengalungkan lengannya pada Fardan dan memaksanya berdiri.

"Eh gw gak bilang apa-apa ya" Seru Fardan tapi tidak dihiraukan oleh Daeng.

Class Of 8-ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang