Hidden Love

247 12 0
                                    

Acara mini konser yang dilakukan boyband LYKN berjalan lancar. Antusias penggemar mereka sangat menakjubkan.

Alunan musik berpadu manis dengan kolaborasi suara dari lima remaja itu. Masing-masing memiliki penggemar hebohnya sendiri. Suara teriakan dari arah penonton seolah tak pernah reda.

Hal itu membuat lima remaja di atas panggung merasa senang juga lega. Latihan yang mereka lakukan setiap hari menghasilkan penampilan maksimal yang memuaskan.

Usai acara di atas panggung, kelima remaja itu kini bersiap bertemu langsung dengan para penggemar mereka.

Kedatangan mereka disambut dengan baik. Banyak pula dari penggemar yang membawakan hadiah untuk mereka. Acara berlangsung hingga malam.

Kini sudah tengah malam. Semua acara hari ini sudah selesai. Anggota LYKN bersiap pulang bersama manajer mereka.

"Besok kalian libur, tapi lusa acara kalian dari pagi. Jadi gunakan waktu esok untuk istirahat! Jangan terlalu sibuk main!"

Peringatan itu disampaikan sang manajer sebelum mereka keluar dari ruangan. Semua anggota mengangguk, tapi mengangguk bukan berarti setuju.

Mereka meninggalkan gedung acara. Beberapa dari mereka membawa mobil pribadi. Yang lain biasanya menunggu dijemput sopir keluarga.

"Lego, mau bareng?" tawar William seperti biasanya.

"Yang ditawarin selalu Lego, aku jadi iri," sahut Hong dengan nada manja yang sudah dihafal teman-temannya.

"P'Hong mau bareng juga? Ayo, mobilku masih bisa menampung tubuh kecilmu!"

Saling bercanda memang sudah biasa diantara mereka. Meski berasal dari keluarga berbeda, tapi kedekatan mereka sudah seperti saudara.

"Ubah rumahmu jadi searah denganku dulu, Will!"

"Kenapa tak P'Hong saja yang pindah rumah?"

"Kalian kalo terus berdebat kita jadi tak pulang-pulang!" sergah Nut dengan menarik tangan Hong.

Anggota lainnya tertawa. Nut memang yang paling tenang. Ia yang selalu jadi penengah saat anggota lainnya mulai mendebatkan hal-hal random.

"P'Hong bareng kami aja!" seru Tui.

Hong langsung menatap Tui yang sedari tadi memang hanya diam. Mungkin dia lelah, karena biasanya dia salah satu yang paling cerewet diantara lainnya.

"Terima kasih, tapi aku bisa pulang sendiri. Kalian bisa pergi dulu."

Hong melepas tangan Nut yang masih anteng bertengger di lengannya. Nut menatapnya dengan tatapan kecewa dan hanya Lego yang menyadarinya. Anggota paling muda yang selalu mengerti kakak-kakaknya.

"Kau mau mampir ke suatu tempat dulu?" tanya Nut sambil menatap mata kecil Hong.

"Emm, seperti mampir supermarket dulu untuk beli beberapa camilan sama es krim."

Kebiasaan lain yang sudah dihafal mereka tentang Hong. Kamarnya tak boleh sepi dari camilan dan es krim.

"Lego ikut!"

Semua orang langsung menatap pemuda mungil itu.

"Le, kalo kau ikut P'Hong kita akan pagi sampe rumah!" protes William.

"Aku akan ikut menginap di rumah P'Hong. Jadi P'Will bisa pulang sendiri."

Anggota yang sering mengubah keputusan mendadak, itulah Lego. Untung adik kesayangan, jadi mereka bisa menerimanya meski dadakan.

"Aku tak membuka penginapan, Le."

"Ish, aku ingin menemanimu!"

"Menemani tidur?"

Hidden Love (BL)√ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang