Siapa?

102 7 2
                                    

Tiga bulan sudah sejak Hong kesal dengan para sahabatnya. Setelah kejadian itu, tak ada lagi dari mereka yang menggoda Hong. Jelas mereka tak ingin kakak manjanya merasa kesal lagi kan?

Jadwal pekerjaan mereka lebih sedikit. Mereka juga masih fokus untuk kuliah. Latihan mereka yang lebih ditingkatkan.

Seperti saat ini, mereka berlima tengah berlatih untuk lagu baru. Sekarang mereka sedang istirahat setelah berlatih menari.

"P'Hong, P'Will sering menjemputmu?" tanya Lego tiba-tiba.

Hong menatap anggota paling muda itu dengan tatapan heran.

"Sejak kapan dia mau muter jauh buat jemput aku, Le?"

"Tapi, sejak sebulan terakhir dia tak pernah memberiku tumpangan. Katanya dia mau muter buat jemput seseorang. Kupikir kalo bukan P'Hong siapa lagi yang akan dia jemput?"

Kini Hong semakin merasa heran. Seorang William yang tak mau repot sekarang rela muter buat jemput seseorang? Siapa?

"Mungkin jemput Tui atau Nut. Kita tahu mobil Nut masih di bengkel."

Itu alasan paling masuk akal sih. Mungkin William agak segan sama Nut, jadi dia mau jemput meski muter jauh.

"Mungkin juga sih, tapi P'Tui selalu diantar papanya."

Hong melihat gurat kesedihan di wajah Lego. Mungkin ia merasa diabaikan.

"Sudahlah, nanti aku tanya sama Nut. Siapa tahu Will jemput Nut beneran." Hong mengusap pundak Lego untuk memberi ketenangan. "Ayo lanjut lagi biar bisa cepet pulang!"

Mereka pun melanjutkan latihannya. Untungnya apapun masalah yang dialami mereka tak pernah mengganggu hal-hal yang menyangkut pekerjaan. Entah itu latihan atau tampil, semuanya selalu profesional.

Usai latihan, kini semuanya berganti baju untuk siap pulang. Lego menatap William yang terlihat buru-buru mengganti bajunya. Ia mencoba mendekat untuk sekedar menyapa karena tak ingin bertanya. Namun, belum ia bersuara, William sudah menjelaskan lebih dulu.

"Maaf ya, Le. Aku tak bisa memberimu tumpangan lagi. Aku mau antar seseorang!"

Sakit. Rasanya, belum mengungkapkan sudah ditolak di depan.

"Tak apa, Phi. Aku hanya ingin ambil bajuku."

Tas Lego memang berada di dekat William. Jadi alasan itu memang tepat untuk mengalihkan perhatian.

William menyingkir untuk membiarkan Lego berganti baju. Ia sedikit berlari untuk pamit pada anggota lain dan juga pelatihnya.

Lego masih menatap pemuda itu dengan sorot mata sedih. Dalam pikiran Lego, meski tak jadian setidaknya tetap bersikap biasa sebagai teman yang saling mengandalkan. Bukan langsung dibuang bagai tak pernah kenal.

Di sisi lain, Hong menghampiri Nut yang baru saja selsai mengganti pakaiannya. Ia ingat harus bertanya tentang William demi kenyamanan Lego.

"Nut," panggil Hong hingga Nut menoleh.

Tatapan Nut selalu lembut saat berhadapan dengan Hong. Banyak orang yang menyadarinya, tapi tidak dengan pemuda di hadapannya.

"Ada apa, Hong?" tanya Nut lembut.

"Mobilmu sudah sembuh?"

Nut tersenyum. Ia paham maksud Hong. Hanya kata yang digunakan agak terlalu sopan kan?

"Sudah. Kenapa, hari ini kau tak dijemput?"

Hong menggeleng. "Aku sedang tak ingin pulang. Mobilmu sejak kapan keluar dari bengkel?"

Hidden Love (BL)√ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang