Trust Me

48 11 1
                                    

Nut baru saja memarkirkan mobilnya di halaman rumah Hong. Ia keluar dengan membawa makanan kesukaan Hong di tangannya. Ia menatap bangunan di hadapannya. Menghela napas sejenak sebelum melangkah menuju pintu utama.

Seorang maid membuka pintu dan menyambut Nut dengan ramah. Semua orang yang tinggal di sana memang sudah mengenal sahabat Hong. Jadi mereka selalu menghormati semua seperti majikannya.

"Tuan muda di kamarnya," kata maid itu.

Nut mengangguk. "Aku akan langsung naik ke sana."

Nut melangkah menuju tangga setelah pamit pada maid itu. Jujur saja, saat ini detak jantungnya meningkat dua kali lipat. Padahal bertemu Hong suatu hal yang biasa. Mungkin karena tujuannya saat ini yang membuatnya merasa seperti itu.

"Hong, aku boleh masuk?" tanya Nut setelah mengetuk pintu kamar Hong.

Hong yang baru saja selesai mandi melangkah ke pintu dan membukanya. Ia menatap Nut dengan senyum seperti biasanya.

"Biasanya juga langsung masuk, tumben sekarang pake tanya?"

Nut ikut tersenyum. "Kalo tadi aku langsung masuk, pasti akan melihatmu belum pake baju."

Plakk...

"Mesum! Ayo masuk!" ajak Hong setelah memukul pelan lengan Nut.

Mereka masuk ke dalam kamar bersama. Hong duduk di lantai beralaskan karpet bulu, Nut mengikutinya.

Makanan yang dibawa Nut diletakkan di meja yang ada di sana. Nut mengambil gelas untuk menuangkan air minum sedangkan Hong mulai membuka makanannya.

"Kau sudah makan?" tanya Hong.

"Makan saja, aku akan menemanimu!" Nut mengulurkan gelas yang sudah terisi air ke depan Hong.

"Ikut makan ya, aku tak akan bisa menghabiskannya sendirian."

Nut tak akan bisa menolak jika mendengar nada manja Hong seperti ini. Jadi mau tak mau ia pun ikut memakannya.

"Kau selalu tahu apa yang kumau," ucap Hong dengan menyuapkan makanan ke mulutnya.

"Hanya tentang makanan, bukan tentang perasaan," celetuk Nut dengan menatap wajah manis di sampingnya.

Hong tak menjawab. Ia fokus memakan makanannya karena perutnya sudah sangat lapar. Karena bangun siang, ia jadi melewatkan sarapan bersama orang tuanya.

Usai makan, mereka berdua memutuskan duduk di balkon kamar Hong. Keduanya duduk berdampingan sambil memainkan ponsel masing-masing.

Bosan dengan ponsel, Hong berjalan ke dekat pagar balkon. Ia berdiri di sana dengan tangan menyandar di pagar.

Nut berjalan mendekatinya. Ia ikut bersandar di pagar. Menatap Hong dengan memikirkan apa yang akan diucapkannya.

"Nut, terima kasih ya! Gantungannya lucu banget. Nanti mau kupasang. Punyamu pasang juga ya, kita couple-an."

Nut mengangguk. "Gantungannya couple, orangnya gimana?"

Ucapan itu bukan rencananya, entah tiba-tiba langsung nyeletuk begitu saja. Mungkin ini saatnya Nut mengungkap perasaannya.

"Nut, kau tahu kan aku tak ingin bicara tentang hal itu. Aku tak ingin merusak persahabatan kita berlima."

Jika biasanya Nut akan langsung mundur setelah mendengar ucapan Hong yang sejenis itu, kali ini entah kenapa hatinya bilang untuk terus maju.

"Hong, kau percaya padaku?"

Hong menatap wajah tampan di hadapannya. "Kenapa kau bertanya seperti itu?"

Hidden Love (BL)√ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang