Pulang

54 5 2
                                    

Usai acara utama, mereka masih melakukan serangkaian kegiatan lainnya. Hari ini benar-benar pekerjaan penuh dari pagi hingga malam.

Kelima pemuda itu sudah terlihat kelelahan, tapi mereka tetap profesional melakukan pekerjaannya.

Setelah semuanya selesai, kini mereka bersiap untuk pulang. Sang manajer menghampiri mereka sebelum semua bubar.

"Terima kasih untuk penampilan kalian hari ini. Semua memuaskan seperti biasa."

"Terima kasih, Phi. Ini semua juga berkat dukungan Phi dan para kru. Tak lupa para penggemar juga," balas Nut mewakili teman-temannya.

"Sekarang kalian bisa pulang. Besok kita ada acara di luar kota, tapi berangkatnya sore. Jadi kalian masih bisa istirahat dan bisa kuliah pagi."

"Kami pamit, Phi. Selamat malam."

Dengan kompak semuanya membungkuk untuk memberi salam pada sang manajer.

"Kabar lainnya akan aku bagi di grup chat kita. Selamat malam."

Mereka semua pun membubarkan diri. Sang manajer kembali ke dalam karena masih ada beberapa hal yang harus diurusnya.

Lego berjalan lebih dulu dengan menarik tangan Hong. Yang lain mengikutinya dari belakang dengan berjalan santai.

"Lego, kenapa kau buru-buru?" tanya Tui penasaran.

"Aku lapar, Phi. Mau ngajak P'Hong cari makan dulu sebelum pulang," jawab Lego tanpa menoleh.

Hong yang ditarik menurut saja tanpa memikirkan cara dirinya pulang. Sudah jelas jika rumahnya dan Lego beda arah.

"Hong, ayo pulang bersamaku!" seru Nut tiba-tiba.

Hong menoleh meski kaki masih ikut berlari mengikuti langkah Lego.

"Aku akan menemani Lego makan dulu, Nut. Kau boleh duluan bersama Tui."

"Kita bisa cari makan sama-sama, Hong. Setelahnya kita bisa pulang bareng."

Hong menepuk tangan Lego agar berhenti menariknya. Ia ingin bicara dengan Nut dulu tanpa acara berlari.

"Kau ingin makan di mana, Le?" tanya Hong yang menunda keinginannya untuk bicara pada Nut.

"Di mana saja boleh. Aku lapar, Phi, jadi tak perlu milih tempat makan yang penting bisa makan," jawab Lego dengan ekspresi menahan lapar.

Hong beralih menatap Nut. "Kau sama Lego beda arah. Kalo aku ikut mobilmu, nanti Lego bagaimana? Kau pulang duluan juga tak apa, Nut. Aku bisa menginap di rumah Lego lagi kalo tak ada yang jemput."

Sebelum membalas ucapan Hong, Nut menatap William yang berdiri di samping Tui.

"Will, kau ikut makan kan?"

"Kalo semua ikut, aku juga ikut."

"Baiklah, sudah ditentukan. Kita makan bareng!"

Sekarang ganti Nut yang menarik tangan Hong. Lego yang masih memegang tangan Hong yang satu lagi jadi ikut tertarik saat Nut mengajak Hong berlari.

"Astaga, bahkan tempat makannya saja belum ditentukan. Mereka malah main tarik-tarikan," ucap Tui sambil menggelengkan kepalanya.

"Biarkan saja, Phi. Asal mereka bahagia," sahut William yang langsung menarik tangan Tui untuk diajak berlari menyusul mereka.

Kedekatan mereka yang sudah seperti saudara memang terlihat sangat menyenangkan. Pertengkaran pasti ada, tapi mereka selalu berusaha menyelesaikannya dengan baik agar persaudaraan mereka tetap terjaga dan tetap kompak.

Hidden Love (BL)√ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang