12

64 8 3
                                    

'°•plead•°'

Author POV

Diletakkan tangan miliknya pada dada kiri adiknya yang kini sedang menutup matanya, energi yang disalurkan memancarkan cahaya kuning yang redup. Ledakan mana terjadi secara singkat, menampilkan efek cahaya biru tua dan hitam yang langsung menghilang. Angin pun ikut hadir dalam ledakan kecil itu, menyibak pelan rambut Allen.

Bukanlah hal yang asing baginya, selama ini ia terus melakukan 'pembersihan' itu. Menggunakan benda sebagai perantara pun Ia lakukan, semua hal itu hanya mengikis tipis. Menurutnya cara yang paling efektif untuk 'pembersihan' adalah kontak langsung seperti ini, namun Anzhe yang meninggalkan tanah kelahirannya selama beberapa tahun tentu telah mempercepat kondisi tubuhnya menjadi semakin menyedihkan. Dimata Allen setengah dari tubuh Anzhe telah terkorosi permanen.

Allen telah bersumpah, Ia akan melakukan cara apapun untuk menghentikan korosi itu.

Matanya menatap kosong pada telapak tangannya sendiri, sebelum akhirnya pandangannya beralih pada Anzhe yang langsung mengubah posisinya menjadi duduk

Dijitak nya kening Anzhe membuatnya mendapat respon sinis seketika

"Harusnya kau memberi kabar terlebih dahulu jika kau akan kembali, akan aku kosongkan jadwal hari ini"

"Hal itu tidak diperlukan kak, aku hanya bertamu sebentar. Setelahnya aku akan pergi lagi, jadi kakak bisa kembali melanjutkan agendamu"

Helaan nafas terdengar, Allen sudah memprediksi hal ini sebelumnya. Perbincangan kembali dimulai setelah keheningan sempat menguasai, Allen banyak mengajukan pertanyaan yang dibalas satu persatu oleh Anzhe. Beragam hal yang ditanyakan, dari apa alasan untuk datang lagi, apa kau tidak ingin menetap untuk malam ini juga pertanyaan aneh dan cukup absurd bagi Anzhe

Semuanya tetap dijawab oleh Anzhe

Ya....semuanya?






Tapi tidak ada jaminan bahwa semua jawaban darinya adalah kebenaran atau bukan



Mungkin jika diperhatikan dengan jelas ada beberapa sisi pakaian Anzhe yang nampak kusut, tapi hal itu tak lagi dipermasalahkan olehnya. Suara langkah kakinya menemani dirinya yang sendirian di lorong berarsitektur cukup mewah itu. Ia menuju ruang makan bersama, ruangan yang lebar dan cukup untuk memuat banyak orang itu biasanya hanya di isi oleh dua orang saja.

Kini Anzhe hadir sebagai orang ketiga dalam acara makan siang itu, mengisi tempat yang memang sebelumnya ada. Yang memang diperuntukan untuknya di masa lampau

Pintu lebar dan tinggi itu terbuka, menyambut kedatangannya di jam makan siang ini. Telah duduk Duke pemimpin keluarga Naese, mata yang menatap dingin juga ekspresi wajah yang kaku. Jika tidak ada beberapa garis wajah yang nampak tentu Anzhe akan berasumsi bahwa Duke Alston sama sekali tidak menua, garis rahang juga badan tegapnya sama sekali tak berubah

Tiga piring kosong telah di tata dengan alat makan lainnya, tapi sepertinya Anzhe harus berduaan saja dengan si Duke karena Allen akan datang agak terlambat dikarenakan kesibukannya. Saat setelah Anzhe duduk di kursi, suara berat juga sedikit serak langsung mengisi pendengarannya

"Bagaimana kabarmu beberapa tahun ini?"
Pertanyaan itu di lontarkan dengan santai sembari tangannya dengan lihat memotong daging hidangan supaya pas dalam gigitannya, sedangkan yang ditanya membeku seketika

"Saya baik, bagaimana dengan anda...

...Ayah."

Dibalas oleh senyuman sinis dari Alston, Ia lalu membalas

Ephemeral [Male!OC] (HIATUS; WAITING FOR S2)‼️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang