13

78 5 4
                                    

'°•Sorrowfulnes•°'

Author POV

Surat dari Anzhe tidak mendapat balasan dari Deon, Anzhe menunggu ditemani angin malam yang dingin, secangkir teh hangat, buku-buku milik Allen juga cahaya bulan

Dirinya melamun untuk beberapa saat sampai selimut hangat menghampiri tubuhnya, Allen dengan pakaian yang lebih casual menyandarkan tubuhnya di dinding balkon. Ia tahu Anzhe belum tidur, jadi dia memutuskan untuk mengamatinya hingga ia merasa udara malam terasa dingin, diberikannya selimut itu pada Anzhe

"Tidurlah, kau bilang akan pergi besok"

Teh yang baru di seruput oleh Anzhe di letakkan di meja

"Setelah teh ini habis, aku akan mencoba tidur"

"Tepati janjimu itu"

"Iya dasar bawel"
Dicubit pipi Anzhe keras-keras

"Adik kecil ini sudah berani ya dengan kakaknya? Dasar nakal"

Anzhe mendecih kesal

"Berhenti menganggap diriku masih anak kecil berumur 7 tahun"
Dibalas tawa oleh Allen, Anzhe kembali menatap pemandangan malam ini. Allen meninggalkan Anzhe di balkon, membiarkannya sendirian dalam pikirannya yang sedang kalut.

Merasakan sensasi geli di kakinya, Anzhe melihat ke bawah. Nana muncul secara tiba-tiba, Anzhe mengangkat kucing itu menuju pangkuannya. Membuka surat yang di bawah olehnya

"Anzhe, apa susahnya untuk bilang jika kau kembali? Meninggalkan pesan menggelikan seperti kemarin hanya membuatku bergidik geli. Jika kau bisa mengirim surat seperti ini ku simpulkan kau tidak berbohong mengenai kabarmu.

Aku sendiri baik, aku sempat kembali ke 'sana'. Aku sudah kembali, ada luka kecil yang kuterima jadi sementara ini aku beristirahat.

Dalam waktu yang akan mendatang mungkin aku akan menetap di 'sini'. Ku tunggu janjimu untuk datang"

Nana menghilang seketika, surat itu di lipat dan dimasukan ke saku baju. Di nikmatinya kembali teh yang mulai mendingin sambil menyorotkan sudut pandangnya pada aurora yang nampak di langit hitam, warna hijau dan merah mendominasi. Membuat malam yang dingin ini terasa semakin indah





















Anzhe lebih memilih menunggangi kuda miliknya dibanding berada di dalam kereta kuda, ia pikir itu tidak efektif. Menurutnya dengan jarak yang jauh ia harus tetap waspada. Harus melihat tempat dimana kudanya berpijak. Pakaiannya bisa di bilang lebih casual, masih di balut dengan coat hitam yang menutupi rambut dan setengah wajahnya. Pasukan yang dibawa pun tidak menggunakan seragam formal mereka, pakaian yang beragam juga casual, hal yang sama dari Anzhe dan mereka hanyalah pin Elang Peregrine dengan 2 belati terpasang pada kerah baju mereka. Lambang dari Naese itu sendiri.

Perjalanan kembali memakan waktu sekitar seharian penuh jika tidak di iringi istirahat, maka mereka sepertinya akan menginap di perjalanan malam ini. Anzhe juga memerintahkan untuk bergerak santai, lebih penting memikirkan kesiapan ketika berada di daerah utama kekuasaan kekaisaran, Ia sudah mendengar mengenai deklarasi perang antara dua dunia yang sedari dulu tidak pernah berdamai.

Sang surya mulai menghilang dari langit biru, memberi tanda untuk mereka membangun tenda malam ini. Menurutnya semua berjalan sesuai prediksi dan sepertinya malam ini akan menjadi malam yang tenang. Anzhe mengganti pakaiannya di dalam tenda, ketika ia hendak keluar untuk mengamati sekitar, seseorang yang telah Ia kenal sedari dulu berdiri di depan tendanya

Ephemeral [Male!OC] (HIATUS; WAITING FOR S2)‼️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang