1. Just a Friend to You (?)

239 34 7
                                    


(🎧: Just a Friend to You by Meghan Trainor)

-----------------------

I loved you from the start. So it breaks my heart when you say im just a friend to you.

Nathan mengerjap kesal saat tidurnya yang baru ia mulai sekitar empat jam yang lalu diganggu. Ada sebuah tubuh kecil sedang menaiki dadanya, membuat wangi khas bayi itu menyeruak masuk ke dalam indera penciumannya. Nathan langsung sadar siapa yang sedang menaruh bokong di depan wajahnya itu.

Namun tak lama setelah itu ada yang berubah. Aroma bayi yang semula semerbak berganti dengan bau aneh yang langsung membuatnya seketika terjaga.

"Lily, kamu berak ya?" seru Nathan terbangun dari tidurnya.

Matanya langsung dihadapkan pada bokong semok berbalut celana tidur berwarna pink dengan gambar unicorn. Jangan lupakan sebuah beban yang terlihat mencuat dari pantat anak tiga tahun itu. Wangi bayi dari badan Lily sudah sepenuhnya hilang dan berubah saat ia mengendus pantat itu lebih seksama.

Seperti... bau tai!

"I-iyyaaaa... ah.."

Sebuah jawaban yang diiringi oleh napas tertahan itu berakhir dengan sebuah bunyi tak ramah dari pantat gadis kecil itu. Belum lagi suara lega dari mulut mungilnya menjadi tanda dari akhir perjuangannya pagi itu. Perjuangan menuntaskan hasrat yang sudah ia tahan sejak datang di kamar pamannya itu.

"Sialan!"

Nathan segera menarik tubuh Lily dari atas badannya. Ia hampir saja muntah saat bau kotoran itu semakin semerbak ketika bunyi kentut beserta ampasnya keluar dari pantat keponakannya dan tertapung pada diapers yang terlihat penuh. Sangat tidak sopan.

"Joy! Anakmu buang kotoran di atas wajahku, bawa dia pergi!" teriak Nathan berusaha menanggil Joy agar membawa putri semata wayangnya itu enyah dari hadapannya.

"Aku juga sedang berak. Bawa Lily ke Ibu, biar Ibu yang bersihkan." balas Joy yang ternyata sedang ada di kamar mandi yang ada di dalam kamarnya.

Nathan berdecak kesal, "Tidak ada keraguan jika gadis kecil ini adalah anak Joy." cibir Nathan sambil melirik Lily.

Walaupun dengan mata yang masih berat dan rasa malas yang seperti menahannya untuk bangun dari kasur, Nathan segera meraih tubuh Lily. Ia mengangkat Lily dari kasurnya dan segera membawanya turun. Saat itu ia melihat Ibunya tengah sibuk di depan oven.

"Mom, dia berak. Joy juga sedang di toilet."

Melinda segera melepaskan kain yang ia gunakan untuk mengangkat beberapa loyang apple pie dari dalam oven. Tanpa berkomentar apa-apa, wanita paruh baya itu segera menggendong Lily ke kamar mandi. Berbeda dari Nathan yang terlihat kesal, Melinda malah bersenandung saat membawa Lily untuk dibersihkan.

Nathan meraih gelas dan mengisinya dengan air putih. Ia membawa minumnya dan duduk di sofa rumahnya. Ia menjatuhkan badannya di sana dan menghidupkan televisi. Setelah beberapa saat, ia berniat memejamkan matanya yang belum puas terlelap gara-gara wajahnya dijadikan toilet dadakan oleh Lily.

"Nathie!"

Nathan berdecak kesal. Baru saja ingin terlelap, suara Ibunya sudah kembali menginterupsi paginya yang kurang damai hari ini. Ia kembali menegakkan badannya, melihat dari mana arah suara yang memanggilnya.

"Cuci mukamu dan bawa ini ke rumah Anne." kata Melinda sambil meletakkan seloyang pie apel buatannya.

"Kenapa harus aku? Ada Joy, ada Ayah juga. Aku mau tidur." rengek Nathan yang langsung di hadiahi jitakan pelan dari Ibunya.

BACKBURNER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang