▀▄▀▄ DEL, LO GPP? ▄▀▄▀

20 22 8
                                    

Farel melangkah masuk ke dalam rumah sakit medika respati. Dirinya teringat sesaat karena di rumah sakit ini juga dulu kedua orang tua nya sempat di rawat sebelum akhirnya meninggal akibat kecelakaan nahas itu. Farel juga tidak pernah bersahabat dengan rumah sakit manapun sejak orang tua nya meninggal.

Farel menghampiri meja petugas administrasi dengan terburu-buru.

"Mba, ada pasien yang baru di rawat atas nama adel? " Tanya Farel

"nama lengkapnya mas?di sini banyak sekali yang nama nya adl,mas"sahut mbak petugas sambil tersenyum ramah.

"putri adelya rustama" jawab farel dengan cepat.

Resepsionis itu terlihat mengetik sesuatu dan menatap layar komputer di hadapan nya.

"adamas,baru aja masuk tadi.paviliun melatih nomor 205"ucap petugas itu sembari menunjuk dengan sebelah tangan nya.

"ke arah sana ya mas"lanjutnya

"makasih ya mba"sahut farel mengakhiri pembicaraan.dan langsung menuju ke arah yang di tunjuk oleh petugas tadi.

🦢🦢

Farel tiba di depan kamar melatih nomor 205 dan langsung masuk.

Dilihat nya adel terbaring lemah di atas ranjang pasien.

Di sebelahnya duduk seorang laki-laki menggunakan baju kemeja warna biru dengan lengan baju yang di gulung hingga siku,dan juga celana jeans berwarna hitam.
mendengar decitan pintu yang di buka,laki-laki itu menoleh dan farel langsung mengenalinya sebagai deven – pacar adel-

seseorang laki-laki lain yang sedang berdiri di sisi lain tempat tidur juga menoleh. farel mengenalinya sebagai raskal –sahabatnya- yang menelfon dirinya tadi.

Farel segera menghampiri adel yang ikut menoleh mendengar decitan pintu.

"del, lo gapapa?"tanya nya cemas seraya menyentuh kepala sang kakak nya dan mengelus nya.

Dulu kakak nya itu pernah mengalami kecelakaan yang hampir merenggut nyawanya. mobil yang di kendarainya menabrak truk. terhantam dengan sangat keras, terbalik, dan terseret sekian ratus meter. kejadian yang sama dengan kejadian orang tua nya. sejak saat itu farel tidak pernah mengizinkan kakaknya menyetir sendiri. jika dia ingin ber pergian harus di temani deven atau farel akan meminta tolong ke raskal jika ia atau deven sedang sibuk.

"gue gapapa rel" adel tersenyum lemah.

"perasaan gue udah pernah bilang nggak usah nyetir sendiri.lo ingat ngga sih?" farel tiba-tiba memarahi adel

"Farel"deven yang memegang pundak bahu farel

"kalau mau ke mana-mana hubungin gue, deven, atau raskal. atau minta tolong teman lo, siapa gitu buat temani lo. jangan menyetir sendiri!" farel tidak bisa menahan emosinya.

Adel hanya diam.

"rel,udah.ini bukan seutuhnya salah adel, ini salah aku" deven angkat bicara " adel mau ketemu dan udah minta tolong di jemput, tapi aku lagi ada meeting, jadi dia nyetir sendiri ke kantor aku" lanjut deven

Farel mendengus. ia masih kesal dengan kakak nya yang tidak mau menuruti omongannya dan membahayakan dirinya sendiri.

"adel sekarang udah gapapa. kamu jangan khawatir, aku bakal temen in dia sampai nanti pulang" ujar deven berusaha menenangkan calon adek iparnya itu.

"katanya lo hari ini ada interview kerja kan rel?"tanya raskal.

Farel akan lupa kalau dirinya ada wawancara kerja. ia melamar sebagai fotografer di sebuah harian lokal. farel masih ragu meninggalkan adel. namun melihat keadaan kakaknya yang memang sudah tampak tidak apa-apa dan sudah di temani oleh deven.

"yaudah, gua pergi dulu. abis interview, gue langsung balik ke sini."ujar farel

"ngga usah, gua juga bentar lagi paling pulang kok"sahut adel

"udah ngga usah macam-macam dulu. bikin susah aja lo ah" final farel sebelum keluar kamar.

Farel keluar dari kamar rawat adel dan berjalan menyusuri lorong rumah sakit.ia tiba-tiba teringat saat dia ke tempat ini ketika ayah dan bundanya kecelakaan dan akhirnya pergi meninggalkan ia dan kakaknya.

Ingat tentang orang tua nya ia juga mengingat seseorang. ia ingat selain kakaknya, dera lah yang dia peluk dengan begitu erat saat menunggu dokter keluar dari ruangan orang tua nya. dan memberitahu bahwa orang tuanya tidak dapat di selamatkan lagi. ia ingat dera lah yang mengusap-usap punggung nya mencoba menenangkan.

FASKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang