Di sebuah malam yang tenang, Anton sedang duduk di ruang tamu apartemennya sambil menonton TV, ketika tiba-tiba ponselnya bergetar. Sebuah pesan dari Sungchan muncul di layar, membuat Anton sedikit mengernyit heran.
[Sungchan: "Ton, lo besok sibuk, gak?"]
Anton membaca pesan itu dengan alis terangkat. Pertanyaan yang sederhana, tapi entah kenapa, terasa agak mencurigakan. Biasanya, kalau Sungchan butuh sesuatu, dia akan langsung to the point tanpa basa-basi.
[Anton: "Gak, kenapa?"]
Ada jeda beberapa detik sebelum balasan dari Sungchan muncul.
[Sungchan: "Oh, oke oke."]
[Anton: "Kenapa, anjir?"]
[Sungchan: "Gapapa, gue mau minta tolong besok."]
[Anton: "Minta tolong apaan?"]
[Sungchan: "Ada deh, rahasia."]
Anton semakin bingung. Biasanya Sungchan tidak suka main-main dengan hal-hal seperti ini. Meskipun penasaran, Anton merasa enggan untuk bertanya lebih jauh, apalagi jika Sungchan sudah bilang bahwa itu rahasia.
[Anton: "Rahasia? Yang bener aja lo."]
[Sungchan: "Santai. Nggak bakal repot kok, tenang aja."]
Anton memandangi layar ponselnya dengan ekspresi bingung. Ada apa sebenarnya yang direncanakan Sungchan? Tapi, daripada memperumit pikiran, Anton memutuskan untuk tidak terlalu ambil pusing. Lagipula, kalau sudah melibatkan Sungchan, biasanya sesuatu yang seru pasti akan terjadi.
[Anton: "Oke. Besok jam berapa?"]
[Sungchan: "Nanti gue kabari"]
Setelah membaca pesan itu, Anton menghela napas sambil menggelengkan kepala. Sungchan memang selalu punya cara untuk membuat sesuatu terasa misterius, tapi kali ini Anton benar-benar tidak bisa menebak apa yang direncanakan temannya itu. Meski begitu, rasa penasaran tidak cukup besar untuk mendorongnya bertanya lebih jauh. Dia memutuskan untuk menunggu besok dan melihat apa yang akan terjadi. Mungkin, apapun rencana Sungchan, itu bisa sedikit mengalihkan pikirannya dari segala hal yang sedang menghantuinya belakangan ini.
***
Maka disinilah Wonbin, duduk sendirian di sudut cafeteria, tenggelam dalam pikirannya dalam sunyi nya tempat itu. Suasana sore itu seharusnya nyaman, dengan sinar matahari yang menerobos masuk melalui jendela besar dan musik lembut yang mengalun dari speaker di sudut ruangan. Tapi ada sesuatu yang menggelisahkan nya, perasaan tak nyaman yang mengendap di hatinya, seakan ada sesuatu yang akan terjadi.
Dan memang, kegelisahannya terbukti. Dari sudut matanya, Wonbin melihat tiga sosok yang tidak asing baginya. Haruto, Jeongwoo, dan Jungwoo berjalan mendekat, senyum seram menghiasi wajah mereka.
Mereka adalah teman-teman Anton, mantannya yang kini hanya tinggal kenangan pahit. Setiap kali melihat mereka, Wonbin selalu merasa ada awan gelap yang menggantung di atas kepalanya. Dulu saat masa KKN, Anton banyak bercerita tentang mereka kepada Wonbin dan mereka sempat berkenalan juga dengan pria manis ini, namun melihat mereka lagi membuat Wonbin malah merasa tidak nyaman.
"Hai, kak Wonbin!"
Suara Haruto memecah keheningan, menyapu ketenangan yang Wonbin coba ciptakan. Dia mencondongkan tubuh ke meja yang lebih tua, sorot matanya seperti menelanjangi rasa takut yang mulai menggelayuti pria manis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHISPER BETWEEN US || TONNEN✔
Fanfiction[END]✔ ── Tonnen (Anton x Wonbin) kisah Anton yang masih belum bisa move on dari mantan nya, Wonbin, bahkan setelah beberapa tahun putus. ©yaywavey; 2024 (Disclaimer! BXB Story! Homophobic is prohibited from disturbing!)