05. ᴄᴜᴇᴋ

16 6 2
                                    

Tamparan keras lagi-lagi menjadi hadiah panas di pipi kirinya. Namun Alenzo tak menyesal dengan apa yang ia lakukan dihadapan para tamu tadi.

Joan sudah benar-benar muak dengan perilaku anak bungsunya yang satu ini. "APA YANG KAMU MAU?! " sentak pria itu

"Gak di luar, gak dirumah, kelakuan tetep kayak bajingan!! " lanjut Joan seraya mengusap wajahnya frustasi

"Gara-gara kamu.. Acara Hazzel jadi rusak"

Mendengar itu, sang istri langsung mendekat. "Pa, udah.. Jangan disentak Alenzo nya" gumam wanita itu

Lelaki yang dibela mulai menatap tak suka kearah ibu tirinya, "nyesel saya ikut acara kek beginian.. Jangan pura-pura baik di saat papa saya ada, kamu itu munafik!!" gertak Alenzo

Setelah kejadian tadi, secara keseluruhan para tamu pergi dari pesta itu dengan kata maaf. Begitupun dengan keluarga Aldred yang meminta maaf atas perilaku kedua anaknya yang mengganggu kenyamanan para tamu undangan.

"Malam ini kacau" lirih Joan masih menatap Alenzo dengan jengah

Kalau bukan ulah Darrel yang memulai pertengkaran, maka Alenzo juga tidak akan menghancurkan pestanya.

"Kenapa cuma saya yang dimarahin? Saya gak akan bikin kekacauan kalo si bangsat itu yang mulai duluan?! " pekik Alenzo, yang hendak kembali memukul sang kakak. Namun Rafa dengan cepat menahan tubuh lelaki itu agar tidak terjadi lagi pertengkaran.

"Sudah cukup!! " gertak Hazzel yang sudah tak tahan

"Tak ada gunanya kalian bertengkar!! Lagipula pestanya sudah hancur.. " lanjutnya yang kemudian pergi keluar

Wanita itu sungguh dibuat muak dengan kelakuan Alenzo, tidak bisakah sekali ini saja anak itu bertingkah baik? Benar-benar menyusahkan saja.

"Susah, buat bersikap baik hanya untuk malam ini saja? " tanya Joan pada Alenzo

"Papa sudah ngasih kamu kesempatan buat tetap tinggal dirumah ini, lantas kenapa kamu sia-sia kan?" lanjutnya diakhiri dengan helaan nafas panjang

Alenzo mengernyitkan dahinya, dengan sedikit smirk yang hampir tak terlihat. "saya gak pernah minta papa buat ngasih saya kesempatan.. saya malah senang berkeliaran diluar sana, daripada harus berurusan dengan istri baru papa yang sok benar itu"

"Papa sengaja blokir kamar apartemen saya, karena papa malu terhadap teman papa yang tau kalau saya slalu bawa cewe tiap malam ke apartemen itu, iya kan? " lanjut Alenzo, membuat sang ayah hanya bungkam tak dapat berkata.

Pria itu memejamkan matanya sejenak. Sialnya, apa yang dikatakan anak bungsunya memang benar. Namun hati kecilnya juga ingin Alenzo kembali untuknya.

Dengan berat hati, pria itu pun berkata, "Pergi.. "

Lelaki itu terkekeh, "tentu tuan, dengan senang hati.. Lagian saya juga gak mau balik lagi ke sini"

Alenzo membawa pergi langkahnya keluar dari rumah. Mengambil motornya, lalu pergi dengan rasa tak peduli.

Sekarang gue gak akan pernah mikir lo baik sama gue, Darrel.. Kalo itu yang lo mau, maka gue gak masalah dengan itu.

Motornya melaju kencang ditengah jalanan malam yang sepi, jalur yang ia ambil sedang menuju tempat kediaman Kenzo sekarang. Masa bodoh jika dirinya tiba-tiba mati ditengah jalan karena kebut-kebutan. Ia juga sudah muak dengan dunia yang terus mempermainkannya.

Gak adil..

•   •   •

Keempat lelaki yang tengah berdiri sejajar itu menatap heran lelaki lain yang ada dihadapan mereka. Pasalnya, Alenzo datang dengan membawa emosi yang memuncak. Jelas hal itu mengundang tanya dari mereka semua.

AlenzoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang