Neyra bangun pagi sekali, izin absen kuliah lalu segera bersiap menghadapi selection day hari ini. Neyra kuliah semester 7 sekarang. Mengambil jurusan Management mengikuti jejak sang ibu dulu. Kesibukannya menjadi atlet basket terkadang menghambat kuliahnya. Namun, terkadang diberi izin oleh pihak prodinya jika ia sedang bertanding mewakili jurusannya.
Neyra sebenarnya tidak ambil pusing, toh ia sebenarnya tidak ingin kuliah awalnya. Tapi ayah dan ibunya memaksa agar tetap kuliah. Pendidikan itu lebih penting dan diatas segalanya ucap ayahnya.
Setelah mandi dan bersiap, Neyra mengambil tas olahraganya dan mulai mengisi keperluannya seperti kinesio tape, kaos kaki, dan tidak lupa cardholder nya. Kemudian mengambil parfum dari atas meja riasnya lalu menyemprotkannya diseluruh badan. Sedikit bercermin kemudian berjalan keluar dari kamar apart nya sambil memegang tas sepatunya.
Neyra tiba pukul 08.35 WIB di Gedung Training. Memasuki gedung tersebut dan disana ia sudah melihat teman-temannya yang lain.
Setelah terkumpul semua atlet, Coach Lucas mengambil alih untuk sedikit memberikan sepatah kata, menyemangati para atlet dalam menjalani selection day. Kemudian, Coach Lucas dan anggotanya mulai membagi menjadi 2 tim. Neyra dan Kayla berada disatu tim, sedangkan Savira menjadi tim lawan. Sengaja dipisah, mungkin karena skill Neyra dan Savira hampir sama jadi harus ditempatkan di tim berbeda agar seimbang.
Coach Lucas kemudian meniup peluit pertanda pertandingan dimulai. Savira menguasai bola menyerang tim Neyra. Namun sayangnya masih bisa di tepis oleh center guard tim Neyra. Waktu berlanjut, tim Neyra kali ini yang menguasai bola, dimana posisi Neyra yang merupakan shooting guard melempar bola ke ring melakukan three point hingga masuk menjadikan tim Neyra mendapat skor 3 point.
Pertandingan pun selesai, dan ternyata posisinya imbang. Coach Lucas memberikan arahan agar para pemain menunggu ditengah lapangan hasil keputusannya.
Setelah beberapa menit, Coach Lucas kembali dan mulai mengumumkan keputusannya. Savira, Neyra dan Kayla lolos seleksi bersama kedua temannya yang lain. Mendengar itu mereka berlima bersorak kegirangan dan saling memeluk. Tidak ada saling iri, pemain yang tidak terpilih segera memeluk mereka dan ditambah dengan kata-kata semangat.
Neyra bersama Savira dan Kayla pulang bersama dikarenakan saat pergi tadi Savira dan Kayla memesan gocar. Mobil Savira sedang dibengkel dan Kayla beralasan mager melawan macetnya Jakarta dipagi hari. Saat ini, mereka sudah berada disalah satu coffeeshop di Jakarta Selatan. Melapisi jersey mereka dengan hoodie dan tetap mengenakan celana basket mereka.
"Aku tidak menyangka bisa ikut seleksi Timnas. Padahal aku gak terlalu yakin dengan kemampuanku. Apa Kak Lucas gak sadar ya pas milih aku?" ucap Kayla sembari menyeruput redvelvet miliknya.
Neyra dan Savira tertawa "Segabegitu percayanya ya kamu sama kemampuanmu. Padahal kamu juga jago" ucap Savira.
"Kamu gak boleh begitu lagi, Kay. Sekarang kamu harus lebih percaya diri agar saat seleksi berikutnya kamu bisa keluarin semua skill yang kamu punya" lanjut Neyra sambil sesekali memainkan handphonenya dan disambut dengan anggukan serta dua jempol yang di naikkan oleh Kayla.
"By the way, kemarin aku lihat Zidan di PIM bareng teman-temannya" ucap Savira sambil menyuapkan dessert ke mulutnya.
Neyra menaikkan bahu tak acuh "I don't care anymore" ucap Neyra sambil mengunyah es batu.
"Udah gak sayang?" tanya Kayla.
Neyra menggeleng pelan "Gak tau, perasaanku sekarang masih nano-nano. Masih sayang juga enggak. Mungkin sekarang aku masih proses pembiasaan tanpa Zidan. Dan aku juga sudah tidak ingin berharap apapun darinya. Jadi, just let it flow " ujar Neyra panjang lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tsunami | Nathan Tjoe A On
Romance"You came crashing in like an act of God, shake my heart, suck the air out, burn me down.."