Part 12; back to Jakarta

200 21 4
                                    

Panggilan Club sampai ke Neyra yang tengah berada di Amsterdam mengharuskan Neyra hari ini terbang kembali ke Indonesia. Menurut surat yang masuk di grup club, dalam beberapa hari kedepan para atlet akan menghadapi match Liga Indonesia.

Setelah pertemuannya dengan Nathan dua hari lalu, Neyra berusaha bersikap biasa saja membuat Nathan ketar-ketir menghadapi Neyra. Saat ini, Neyra tengah bersiap untuk pulang ke Indonesia. Nathan yang sedari tadi sudah berada di rumah Neyra hanya memandangi gadis itu yang terlihat sedang mengikat tali sepatunya.

"Tidak ada yang kelupaan?" tanya Nathan.

Neyra menatap beberapa detik Nathan lalu menggeleng membuat Nathan menghela nafas.
Ia tidak ingin berpisah dengan gadis itu dalam keadaan tidak baik-baik seperti ini. Akan lebih susah membujuk Neyra apalagi hanya lewat panggilan suara.

"Aku antar, ya?" tawar Nathan lagi.

"Tidak perlu. Aku diantar supirku, kalau mau ikut nanti susul saja pakai mobilmu sendiri"

Mendengar jawaban ketus dari gadis itu, Nathan mendekat pada Neyra, "Ney.."

Neyra menoleh pada Nathan, "Apa lagi?"

"Aku tidak mau kita begini"

"Begini bagaimana? Aku buru-buru, Nathan. Kalau ada yang mau kamu bahas nanti telfon saja aku"

Nathan meringis lalu beralih membantu Neyra menyeret kopernya. Sedangkan gadis itu sudah bersiap masuk kedalam mobil keluarganya.

"Ney, aku saja yang mengantarmu. Aku mohon"

Neyra yang memang sedari tadi sebenarnya tidak tega, terlihat menimang tawaran Nathan lalu menuju kursi kemudi yang sudah ada supirnya disana, "Aku diantar dia, tolong pindahkan koperku"

Dengan sigap, supir andalan keluarga Mario itu bergerak memindahkan koper Neyra kedalam mobil Nathan disusul Neyra dan Nathan yang berjalan menuju mobil hitam yang terparkir tepat didepan pagar rumah Neyra.

Sepanjang perjalanan, Nathan kerap kali mencuri pandang pada Neyra yang hanya memandangi jalanan didepannya. Nathan tidak menyukai situasi seperti ini.

"Neyra" panggil Nathan.

Gadis itu hanya berdehem membuat Nathan berdecak kecil, "Maafkan aku"

"Iya dimaafkan" jawab Neyra namun masih mempertahankam pandangannya kedepan membuat Nathan meminggirkan mobilnya ke bahu jalan.

"—Aku akan terlambat jika kamu berhenti, Nathan!"

Nathan menggeleng seraya mendekatkan dirinya pada gadis itu, "Hey, look at me"

Neyra tidak bergeming membuat Nathan kembali memanggilnya, "Ney, please.."

Gadis itu akhirnya menoleh pada Nathan yang tengah menatapnya sedari tadi.

"Aku minta maaf sudah membuat beban dipikiranmu. Kita akan berjarak lagi, jadi aku mohon kita jauh dalam keadaan baik-baik ya?"

"Bukannya kita sedang baik-baik saja?"

"Kamu marah, Neyra"

"Tidak"

Nathan berdecak, "Terus kenapa kamu mendiamiku sejak tadi?"

"Aku sedang banyak pikiran"

Jawab Neyra sambil melirik jam di iwatchnya,
"—Kamu harus mengantarku sekarang"

Nathan menggeleng, "Tidak sebelum kamu bilang apa yang mengganjal di pikiranmu"

Neyra menghela nafasnya lalu menatap Nathan yang berada disebelahnya. Lama-lama ia merasa tidak tega membuat Nathan seperti ini padanya. Setelah dipikir-pikir juga, semua ini diluar kendali pria itu.

Tsunami | Nathan Tjoe A OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang