12. Rumah Shani?

391 73 10
                                    

Tiga hari berlalu, Gio yang biasanya setiap istirahat akan menghabiskan waktu di kantin sekolah sekarang sedikit berbeda, selama tiga hari ini Dey selalu saja membawakan dia bekal makan siang padahal dia sudah menolak dan mengatakan pada Dey tak perlu repot-repot membawakannya bekal, tapi Dey tetap saja teguh dengan pendiriannya. Gio bukan tak suka dengan masakan yang Dey buat untuknya, tapi dia merasa mereka saja belum memiliki hubungan lebih dari sekedar teman. Jadi dia rasa Dey tidak punya kewajiban untuk membawakannya bekal makan siang setiap hari. Ngomong-ngomong soal hubungan, Gio bukan tak ingin memiliki hubungan special dengan Dey, tapi dia masih harus memantapkan diri dengan pilihannya.

Dey sedari tadi senyum sambil terus menyuapi Gio, padahal Gio sudah menolak itu. Mereka sekarang menjadi pusat perhatian di kelas, ada yang iri ke Gio bisa disuapi Dey karena Dey termasuk primadona di kelas yang jadi incaran cowok-cowok, ada juga yang iri melihat kedekatan mereka, seakan dunia ini milik mereka berdua.

Gio yang sadar jadi pusat perhatian semua orang yang ada di kelas sedikit risih, "Dey, aku makan sendiri aja ya. Malu diliatin yang lain!" ujarnya, tapi tetap saja ditolak oleh Dey.

"Udah makan aja, dikit lagi kok dan abaikan aja mereka yang iri itu!" Ucap Dey, sambil sibuk dengan makannya yang dia bawa, "Satu suap lagi" Dia sodorkan makanan itu dan Gio.

Tak lama, rombongan Daniel masuk ke kelas dan tentu saja atensi mereka langsung fokus ke Gio, sebenarnya mereka sedikit jengkel dengan Dey, karena semenjak Gio dekat dengan Dey. Gio serasa milik Dey seorang, Gio saja sudah tiga hari ini tak kumpul bersama mereka di sekolah maupun di luar sekolah.

Daniel berjalan menuju bangkunya, "Dey, udah selesai kan makannya? Aku mau duduk bentar lagi masuk" Ujarnya, Dey yang mendengar itu langsung saja membereskan kotak makanan itu.

"Nanti pulang bareng ya Gi!" ujar Dey.

"Aku hari ini pulang bareng kak Feni, dia gak bawa kendaraan sendiri soalnya" Tolak Gio, dia sedikit lelah karena harus menghabiskan waktu satu jam untuk mengantar Dey dan pulang ke rumahnya, karena memang arah rumah mereka berlawanan.

Setelah kepergian Dey, Daniel langsung duduk di bangkunya "Gi, hari ini bisa kumpul gak di rumah Ashel?" Daniel berharap kali ini Gio ikut bersama mereka.

"Sorry benget nih Niel, gw kayaknya hari ini gak bisa deh. Besok aja deh gw ikut?" Jawab Gio, dia sebenarnya ingin ikut, tapi entah kenapa sore ini dia merasa ingin di rumah saja.

Daniel yang mendengar itu tentu saja ingin memukul Gio saat ini juga, dia sudah jengah dengan asalan Gio yang selalu sama selama tiga hari ini, tapi dia hanya bisa pasrah karena dia tau Gio itu tipe orang yang tak suka dipaksa.

**

Sore harinya, Gio yang sedang melakukan video call itu dikagetkan dengan pintu kamarnya yang tiba-tiba terbuka, dia melihat Melody lah yang membuka pintu kamarnya,

"Dey, nanti lanjut lagi ya. Aku ada urusan soalnya" setelah itu dia memutuskan sambungan video call-nya secara sepihak padahal Dey belum juga menanggapi ucapannya yang terakhir.

Melody yang melihat kalau Gio sudah selesai dengan kegiatanya langsung saja masuk dan duduk di pinggir kasur Gio. "Bang, temenin bunda ke rumah tante Ve ya" Ucap Melody sedikit berhati-hati. Karena dia tahu kalau anak nya dan Shani sedang tak baik-baik saja.

"Ajak-"

"Temenin ya bang, udah lama bunda gak main kesana. Kalau bunda pergi sama ayah, kasihan ayah bang kan baru pulang juga bang, ayo temenin bunda ya!" Gio tak tega Melihat Melody yang sampai memohon seperti ini.

"Yaudah ayo aku temenin, bunda siap-siap deh sana! Vano juga mau ganti baju dulu" ucap Gio. Dia langsung saja berganti pakaian, dan tak lama langsung menuju ruang tengah untuk menunggu Melody.

Jejak RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang