...
Kwangmin tercengang menatap namja berambut ungu yang ada didepannya. Namja itu mencabut paksa pisau yang menancap di perut kwangmin, memberi rasa nyeri di sekujur tubuh kwangmin hingga membuatnya jatuh berlutut di depan namja berambut ungu itu.Hyunseong terkekeh melihat kwangmin yang tidak bergerak karena tidak sanggup lagi untuk berdiri. Kemudian menusukkan pisau itu sekali lagi ke punggung kwangmin membuatnya menjerit kesakitan.
"suara jeritanmu bahkan lebih merdu dari suaraku saat menyanyi" kekeh hyunseong
Hyunseong mendadak berbalik dengan sigap, suara besi beradu menggema di lorong itu. Ada namja lain yang berusaha menyerang Hyungseong. Namja dengan pakaian hitam dengan masker hitam yang menutupi sebagian wajahnya. Ia melawan namja itu dengan samurai sepanjang 50 cm.
Hyunseong menyeringai meremehkan namja bermasker itu "mencoba menolong temanmu ini eoh ?"
Namja itu tidak menjawab, ia berlari bersiap menusuk hyunseong dengan samurainya. Namun hyunseong sudah lebih dulu menggeser tubuhnya sehiingga namja bermasker itu gagal menusuknya.
Namja itu tidak habis akal, sebelum samurainya menusuk Kwangmin, ia sudah lebih dulu mengontrol kakinya agar berhenti dan berbalik lagi bersiap untuk menusuk Hyunseong, sekali lagi samurai dan pisau mereka beradu.
Hyunseong menahan samurai milik namja itu dengan pisaunya agar ia tidak tertusuk. Tubuh namja ini kecil dan pendek tetapi kekuatannya untuk mendesak hyunseong cukup fantastis.
Adegan ini, dimanfaatkan dengan baik oleh kwangmin. Walaupun harus tertatih saat berlari, hanya ini kesempatannya untuk menolong Youngmin sebelum bau darahnya hilang lagi.
Mata hyunseong yang melihat kwangmin kabur, menciptakan kekuatan lebih besar untuk melawan desakan samurai milik namja bermasker itu. Akhirnya, dorongannya membuat namja bermasker itu melepas tekanan samurainya tapi dengan cepat ia segera mendesak hyunseong lagi.
"sepertinya kau harus cari mangsa yang lain" ujar hyunseong
Ia mendorong kuat pisaunya membalas desakan namja bermasker itu kemudian menendang bagian ulu hatinya.Akibatnya, namja itu jatuh tersungkur dan hyunseong bebas dari desakan namja bermasker itu. Ia segera berlari mengejar kwangmin.
...
Kwangmin terus berlari mengikuti bau darah yang ia yakini milik Youngmin. Semakin lama, suara derap langkah kaki seseorang terdengar nyaring. Itu pasti si namja berambut ungu. Kwangmin mengutuk dirinya yang begitu bodoh hingga tertangkap basah oleh Jeongmin disaat malam bulan mati seperti ini.
Para siluman rubah mensuplai kekuatannya dari bulan. Semakin terang sinar bulan, maka mereka akan semakin kuat. Malam bulan purnama adalah puncak kekuatan mereka dan krisis kekuatan mereka akan dimulai setelah mereka melewati bulan purnama hingga mencapai puncaknya pada saat bulan mati -saat bulan tidak mendapat pantulan sinar matahari-. Jika kekuatan mereka habis total akibat kekurangan sinar bulan, maka tidak menutup kemungkinan mereka akan mati.
Selain kehabisan kekuatan, ketajaman indra mereka juga semakin menurun, masih dengan teori kekuatan bulan, semakin terang cahaya bulan malam itu, maka akan semakin tajam indra mereka terutama indra penciuman dan pendengaran.
Kwangmin masih berusaha mempercepat larinya, namun karena terlalu gegabah akhirnya ia tersandung kakinya sendiri membuatnya jatuh dengan keras membentur lantai. Cukup, ia tidak kuat lagi untuk berdiri.
"kwangmin !!!"
Kwangmin mendongak, mencari suara yang memanggil namanya. Suara derap langkah kakinya juga bertambah, kemungkinan ada dua orang yang menghampirinya dan salah satunya adalah youngmin. Semoga
KAMU SEDANG MEMBACA
Golden Fox
Fiksi PenggemarYoungmin dan Kwangmin, berusaha beradaptasi untuk hidup berdampingan dengan manusia. Menanti saatnya untuk hidup tenang tanpa berurusan dengan organisasi Shadow, pemburu para golden fox.