Jeongmin dan Youngmin sudah berdiri tepat di depan pagar rumah Minwoo. Youngmin mengedarkan pandangannya ke sekeliling rumah menemukan beberapa kertas dengan tulisan korea kuno tertempel di dinding luar rumah. Jeongmin, masih menelpon Minwoo supaya Minwoo mau membukakan pintu gerbang rumahnya
Tak lama kemudian, pintu gerbang terbuka dan Minwoo muncul dari balik pintu gerbang dengan celana bahan selutut warna hitam dan kaus oblong warna abu-abu. Jeongmin segera lari masuk ke dalam rumah menyusul Minwoo yang baru saja menyuruh mereka masuk.
Minwoo membuka pintu mempersilahkan mereka masuk. Jeongmin sudah masuk ke dalam tapi Youngmin masih setia berdiri di depan pintu dengan tatapan kosong. Minwoo berjalan menghampiri Youngmin
"kenapa masih disitu ?"
Youngmin menoleh menatap Minwoo sebentar, baru menjawabnya "tidak apa. Ada yang tidak asing disini"
"kalau begitu jangan anggap rumahku asing. Anggap saja rumah sendiri. Ayo masuk !" Minwoo menggandeng paksa tangan Youngmin agar mengikutinya masuk ke dalam
Jeongmin pov
Aku langsung masuk ke dalam rumah Minwoo dan baru saja sadar kehilangan Youngmin ketika aku menoleh ke belakang. Bukan cuma Youngmin, tapi Minwoo juga hilang. Aku duduk di sofa menanti mereka masuk. Mengamati sedikit dekorasi rumah Minwoo.
Ada tiga sofa mengelilingi meja, salah satunya yang paling panjang menghadap ke arah TV flat lebar di depannya. Dengan meja kaca yang di alaskan karpet berbulu berwarna hitam berpadu dengan ruangan yang di dominasi cat hijau muda. Ada dua meja nakas kecil di sisi sofa yang paling panjang, yang satu untuk menaruh telepon yang satu lagi untuk menaruh lampu hias. Di belakang salah satu single sofa, terdapat empat pintu kaca, menyuguhkan pemandangan taman kecil yang ada di luar.
Mataku menatap beberapa kertas yang menempel di dinding rumahnya. Itu bukan kertas biasa, aku mengenalnya dan memang biasa digunakan bagi para pemburu.
Kudengar langkah kaki masuk, kemudian dari balik pintu Minwoo dan Youngmin mulai terlihat. Minwoo mendudukkan Youngmin di sebelahku, kemudian meninggalkan kami untuk menyiapkan air minum. Bisa kulihat jelas wajah Youngmin yang terlihat lebih pucat.
"neo gwenchana ?" Tanyaku, ia mengangguk pelan menjawabku.
Minwoo sudah kembali dari dapur membawa dua gelas minuman berwarna hijau serta seceret air berwarna hijau yang sama di atas nampannya. Ada beberapa kue coklat kering juga disana. Dia benar-benar berniat mengundang kami ke rumahnya.
"oh ya, itu tulisan apa ?" Tanyaku
Minwoo menoleh mengikuti jari telunjukku yang menunjuk kertas dengan tulisan korea kuno yang tertempel di dindingnya
"ck .. Orang itu .." Gumamnya.
Ia tidak langsung menjawab, malah mengambil kertas-kertas itu dari dinding lalu merobeknya dan membuangnya ke tempat sampah
"bukan apa-apa. Kakakku kuliah jurusan sastra korea. Makanya suka menulis tulisan korea aneh begitu. Hehehe. Ayo ke kamarku"
Minwoo sudah lebih dulu melangkah, aku masih menatap Youngmin yang duduk tertunduk di sebelahku. "kau sepertinya tidak sehat. Perlu ku antar pulang ?"
"a.. Tidak."
Ia memaksakan -kurasa- dirinya berdiri, namun tubuhnya limbung jadi segera kutahan supaya ia tidak jatuh
"hei, ada apa ? Kenapa kalian masih disitu ?" Tanya Minwoo
"sepertinya karena jalan kesini agak jauh, Youngmin jadi kecapean. Akan kupapah dia ke kamarmu supaya istirahat sebentar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Golden Fox
Hayran KurguYoungmin dan Kwangmin, berusaha beradaptasi untuk hidup berdampingan dengan manusia. Menanti saatnya untuk hidup tenang tanpa berurusan dengan organisasi Shadow, pemburu para golden fox.