END

581 46 13
                                    

Donghyun menarik kerah Jeongmin dan mengangkat tubuhnya dengan mudah. Kemudian ia mendorong tubuh jeongmin hingga menyentuh dinding tembok, membuat tusukan pisau tadi menjadi lebih dalam. Tubuh jeongmin bergelinjang menahan sakit diringi suara rintihan kesakitannya. Darah mengalir deras dari balik punggungnya.

Suara tepukan tangan menggema ke seluruh ruangan. Di belakang donghyun dengan radius sekitar 5 meter sudah berdiri Hyunseong dengan rambut ungu legamnya.

"sudah kuduga si pendek yang menyerangku terang-terangan waktu itu adalah kau"

"dimana Youngmin ?"

Jeongmin menarik nafas sebanyak-banyaknya agar mendapat tenaga untuk menjawab pertanyaan Donghyun "aku tidak ...arrgghhh "

Jeongmin memekik lagi saat donghyun kembali mendorong tubuhnya membuat tusukan pisau tadi semakin dalam. Tidak ada pilihan lain, ia terpaksa memberi tahu donghyun tempat Youngmin berada, itupun ia lakukan dengan susah payah karena ia harus menahan rasa sakit juga.

Setelah mendapat apa yang ia inginkan, donghyun segera melepas genggamannya dan membiarkan jeongmin jatuh merosot ke lantai. Donghyun dan Hyunseong bergegas pergi menuju tempat yang diberitahu jeongmin, namun tangan Jeongmin sudah lebih dulu menahan langkah Donghyun

"kuharap kalian tidak meremehkan kekuatan orang pendek"

Donghyun mendelik kasar ke arah Jeongmin lalu menendangkan kakinya agar Jeongmin melepas genggamannya. Cukup satu tendangan dari Donghun untuk membuat Jeongmin melepas genggaman tangannya dan tertawa kecil.

"Donghyun-ah !"

Hyunseong segera mendorong Donghyun untuk menjauh dari Jeongmin. Kemudian Hyunseong mengambil sebuah pisau yang sudah ia persiapkan lebih dulu dan menyuruh donghyun mengambil pisau lain di dapurnya. Jeongmin bangkit dan tersenyum senang.

Hyunseong melempar pisau itu mengarah tepat ke jantung Jeongmin, namun benda perak itu tiba-tiba muncul dan melindunginya. Semua yang ada di ruangan itu tersentak, termasuk Donghyun yang baru saja kembali dari dapur.

"maldo andwae"

"aa .. aku lupa kalau masih punya ekor. Harusnya tadi kugunakan ini supaya tidak tertusuk pisau milik Donghyun." Jeongmin menggaruk rambutnya yang tidak gatal dan menatap remeh Hyunseong "ku harap kau masih punya pisau yang lain hyung"

Hyunseong tersenyum menyeringai dan mengeluarkan satu lagi pisaunya "tentu. Masih ada banyak"

"bagus ! lindungilah dirimu."

Ekor jeongmin memanjang bersiap membalas tusukan Donghyun barusan pada Hyunseong namun dengan mudah Hyunseong menghalangnya dengan pisau yang tadi ia ambil. Tangan Hyunseong tergerak untuk memotong ekor Jeongmin, tapi refleks ekor Jeongmin yang cepat membuat Hyunseong hanya memotong beberapa helai bulunya.

"kau terlalu muda seratus tahun untuk memotongnya !"

Jeongmin berlari cepat dan bersiap memukul Hyunseong namun ia kurang cepat kali ini. Tubuhnya terlontar dan jatuh kelantai setelah Donghyun menendang perut Jeongmin.

"sialan !"

"jangan lupa, kau melawan dua orang sekaligus"

Jeongmin bangkit lagi, kemudian menyiapkan kepalan tangannya untuk memukul kedua orang itu. Sayangnya Hyunseong dan Donghyun sudah menendang Jeongmin lebih dahulu sebelum Jeongmin sempat memukul mereka.

Sial ! Mengandalkan ekornya untuk menyerang mereka juga percuma, karena mereka tau kelemahan kedua dari siluman rubah adalah ekornya. Jika mereka berhasil memotong pangkal ekor Jeongmin, maka Jeongmin akan mati.

Golden FoxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang