Chapter 9

50 16 3
                                    

21.00 WIB

Asisten di rumah Elsa membukakan pintu saat bel berbunyi, "eh mas Fiaz udah pulang?"

"Orang rumah udah pada tidur bi?" Tanya Fiaz dengan sopan.

"Ibu sama bapak udah tidur, kalo mba Eca gak tau. Tadi nemenin neng Kayla di kamar tamu." Jawab si bibi, "coba cek aja mas!"

Fiaz mengikuti bi Tati masuk ke dalam rumah. Fiaz berjalan menuju kamar tamu, ia menarik knop pintu dengan perlahan. Terlihat Elsa yang sudah tertidur sambil memeluk Kayla. Senyuman manis terbit di wajah Fiaz.

Fiaz berjalan mendekat ke arah kasur tanpa menutup pintu, "Ca?" Panggilnya ragu. Sebenarnya ia tidak tega untuk membangunkan.

"Hm?" Elsa menggeliat kecil, saat sadar kalau yang memanggilnya bukan suara abinya, Elsa langsung bangun dari kasur. "Eh?! Mas Fiaz? Maaf aku ketiduran tadi."

Fiaz terkekeh, "santai aja Ca, kamu kaya ketemu hantu aja."

Elsa melirik jam dinding sudah menunjukan pukul sembilan malam, "mas Fiaz mau pulang ke Bandung sekarang? Kayanya kemaleman deh."

"Gak papa, Kayla tidur di mobil aja Ca."

"Mas, eung itu..." Elsa menunduk malu, "mending nginep aja, lagian kamu pasti cape banget kan? Besok pagi aja pulang ke Bandungnya, aku...ikut."

"Kamu beneran mau ikut?"

Elsa mengangguk, "iya, kan besok sabtu. Jadi aku bisa nginep sehari sampai minggu di rumah mas Jeno."

"Oh ya udah kalo gitu, aku lebih seneng kalo kamu ikut."

"Mas Fiaz udah makan? Aku siapin dulu ya buat makan kamu." Saat Elsa akan beranjak dari kamar, Fiaz langsung memanggilnya.

"Gak usah repot-repot Ca, mending kamu lanjutin tidur aja. Aku gak laper kok."

Elsa mencebikan bibirnya, "padahal tadi aku udah masak banyak sama umi. Mas Fiaz malah gak laper."

"Eh?" Fiaz terkesiap, "ya udah ayo makan."

"Gak ah, ntar makannya karena terpaksa. Gak bakalan enak."

Fiaz menggaruk kepalanya yang tak gatal, "tiba-tiba jadi laper nih, ayo makan? Hehe."

"Beneran?" Elsa menyipitkan matanya.

Fiaz mengangguk sambil mengulum senyumnya, haduh gemes banget. Seandainya Elsa udah jadi istri dia pasti udah Fiaz gigit deh saking lucunya.

Mereka berdua jalan ke ruang makan, "Kayla nyusahin kamu gak hari ini?"

"Gak kok, dia baik banget mas. Malah anteng main sama umi juga." Elsa mengeluarkan beberapa masakan di dalam lemari untuk di tata ke meja makan.

"Syukurlah, aku kepikiran terus. Takutnya bikin kamu atau tante Wenda repot." Fiaz mengembuskan nafas lega. Fiaz duduk di samping Elsa yang sibuk menyiapkan makan untuknya, "Ca, kita kan udah pendekatan selama 3 bulan. Kalo nikah dipercepat kamu keberatan gak?" Tanya Fiaz hati-hati.

Elsa menyimpan piring yang sudah terisi nasi dan lauk pauknya untuk Fiaz, "mas Fiaz udah beneran yakin ngajakin aku nikah nih?"

"Yakin Ca, emang ragu kenapa? Apa kamu yang masih ragu?"

Elsa tersenyum kemudian sibuk makan, seakan mengabaikan pertanyaan serius dari Fiaz. Dengan terpaksa Fiaz pun makan terlebih dahulu daripada mendesak jawaban dari Elsa.

"Ca~" Panggil Fiaz seakan terdengar seperti rengekan.

"Iya mas iya, aku mau kok nikah sama kamu. Se-ce-pet-nya." Elsa terkekeh pelan karena gemas dengan sikap Fiaz.

Flashlight [Wuyis] On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang